Ini Kondisi yang Tepat untuk Pemeriksaan Uroflowmetri

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   28 Mei 2019
Ini Kondisi yang Tepat untuk Pemeriksaan UroflowmetriIni Kondisi yang Tepat untuk Pemeriksaan Uroflowmetri

Halodoc, Jakarta - Uroflowmetri adalah pemeriksaan kesehatan dengan cara mengukur aliran urin. Pemeriksaan ini melacak seberapa cepat urine mengalir, berapa banyak urine yang dikeluarkan, dan berapa lama prosesnya. Tes ini merupakan pemeriksaan diagnostik untuk menilai seberapa baik fungsi saluran kemih. Dokter menyarankan tes ini jika kamu mengalami sulit buang air kecil atau memiliki aliran urine yang lambat.

Tes ini juga digunakan untuk menguji otot sfingter, otot melingkar yang menutup rapat di sekitar lubang kandung kemih yang membantu mencegah terjadinya kebocoran urine. Lalu, untuk menguji hambatan pada aliran urin yang normal. Melalui pengukuran tingkat rata-rata dan maksimum pada aliran urine, tes ini bisa memperkirakan seberapa parah penyumbatan.

Kamu harus tahu bahwa ada kondisi tertentu yang memengaruhi aliran normal urine, seperti hipertrofi prostat jinak atau pembesaran kelenjar prostat yang menyumbat uretra sepenuhnya, kanker kandung kemih, kanker prostat, penyumbatan kemih, dan disfungsi kandung kemih neurogenik, batu kandung kemih atau batu ginjal yang menyebabkan obstruksi atau masalah kandung kemih karena masalah sistem saraf seperti tumor atau cedera sumsum tulang belakang.

Baca juga: Pemeriksaan Uroflowmetri untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih

Kondisi yang Tepat untuk Pemeriksaan Uroflowmetri

Lalu, bagaimana seharusnya kondisi yang tepat untuk pemeriksaan uroflowmetri? Pastikan untuk tiba di rumah sakit atau laboratorium dengan kandung kemih dalam keadaan penuh. Kamu harus banyak minum untuk memastikan bahwa kamu punya cukup urin sebagai sampel. Jangan buang air kecil setidaknya selama 2 jam sebelum kamu menjalani tes, karena pemeriksaan ini memberikan hasil yang lebih akurat jika kamu buang air kecil setidaknya 150 mililiter.

Lalu, berikan pula sampel urin pada dokter, dan beritahukan pada dokter maupun petugas jika kamu berada dalam kondisi hamil. Jangan lupa, beritahukan juga semua obat yang kamu konsumsi, baik herbal, vitamin, atau suplemen jenis apapun. Pasalnya, jenis obat tertentu bisa mengganggu fungsi kandung kemih, dan kamu perlu memberitahukan hal ini.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Pemeriksaan Uroflowmetri?

Bagaimana Hasil dari Pemeriksaan Ini?

Dokter menggunakan hasil untuk menentukan laju aliran puncak atau Qmax bersama dengan pola berkemih dan volume urin untuk menentukan tingkat keparahan atau halangan yang teridentifikasi. Penurunan aliran urine menunjukkan kamu memiliki otot kandung kemih yang lemah atau penyumbatan di uretra.

Sementara itu, peningkatan aliran urine menunjukkan kamu memiliki kelemahan pada otot yang membantu mengontrol aliran urin. Ini juga bisa menjadi tanda dari inkontinensia urine. Setelah melakukan pengujian, dokter mempertimbangkan segala kemungkinan dan gejala lain sebelum memutuskan perawatan yang tepat. Jika diperlukan, kamu diminta melakukan pengujian sistem kemih tambahan.

Selalu diskusikan hasil pemeriksaan kepada dokter, karena kamu bisa mendapatkan perawatan yang tepat atau apakah ada pilihan lain yang bisa kamu pertimbangkan jika memang kamu harus melakukan perawatan khusus.

Baca juga: Jenis Penyakit yang Dideteksi Oleh Pemeriksaan Uroflowmetri

Tanyakan langsung apabila kamu mengalami masalah buang air kecil atau gejala tidak nyaman pada bagian kandung kemih. Jangan sampai kamu membiarkannya, karena ini bisa memicu terjadinya kondisi yang lebih serius nantinya. Jika kamu tidak sempat bertanya ke klinik atau rumah sakit, manfaatkan aplikasi Halodoc. Aplikasi ini memiliki layanan tanya dokter yang bisa kamu gunakan kapan saja, bertanya pada dokter yang berhubungan dengan gejala yang kamu alami. Segera download aplikasi Halodoc di ponsel kamu ya!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan