Ini Perbedaan antara Gondok dan Gondongan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 November 2018
Ini Perbedaan antara Gondok dan GondonganIni Perbedaan antara Gondok dan Gondongan

Halodoc, Jakarta – Penyakit gondok dan gondongan sering dianggap sebagai kondisi yang sama. Sekilas kedua penyakit ini memang memiliki kemiripan, selain pada nama, gejala penyakit gondok dan gondongan pun serupa. Kedua penyakit ini menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar di sekitar leher. Namun ternyata, gondok dan gondongan adalah penyakit yang sangat berbeda.

Penyakit gondok atau juga disebut goiter adalah kondisi yang terjadi karena adanya gangguan hormon tiroid dan biasanya memicu pembengkakan di leher. Sedangkan gondongan, dipicu oleh virus yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar air ludah (parotis). Gangguan tiroid paling sering diderita oleh kaum wanita. Berat atau ringannya penyakit ini ditentukan oleh ukuran pembesaran kelenjar tiroid dan gangguan produksi hormon.

Cara Membedakan Penyakit Gondok dan Gondongan

Membedakan kedua jenis penyakit ini adalah hal yang harus dilakukan. Sebab, pengobatan dan cara mencegah gondok dan gondongan bisa berbeda. Gejala yang muncul pun biasanya berbeda, meski ada kesamaan, yaitu memicu pembengkakan di daerah leher. Hanya saja, pembengkakan yang terjadi karena gondok biasanya tidak terasa nyeri.

Gejala lain yang mungkin muncul pun tergantung dari penyakit tiroid yang menjadi penyebabnya, yaitu hipotiroid atau hipertiroid. Pada kondisi hipotiroid, gejala yang sering muncul adalah mudah merasa lemas, berat badan meningkat sementara nafsu makan menurun, kulit kering, hingga rambut rontok. Kondisi ini pun membuat pengidapnya rentan mengalami sembelit alias susah buang air besar, emosi tidak stabil dan sering lupa, serta fungsi penglihatan dan pendengaran yang mulai menurun.

Sedangkan pada kondisi hipertiroid, gejala yang muncul berkebalikan dengan hipotiroid, yaitu penurunan berat badan, mudah merasa cemas, gangguan detak jantung alias sering merasa deg-degan, hingga tremor dan hiperaktif.

Pada penyakit gondong dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. Tujuannya, untuk mengetahui apakah ditemukan kondisi hipotiroid atau hipertiroid. Pada beberapa kondisi, gondok membutuhkan penanganan medis di mulai dari minum obat sampai dengan tindakan operasi.

Berbeda dengan gondongan, pada kondisi ini, gejala pembengkakan pada leher biasanya diikuti dengan rasa nyeri dan panas akibat peradangan. Selain itu, ada juga beberapa gejala lain yang sering muncul, seperti demam, lemas, sering sakit kepala, dan nyeri pada telinga yang bertambah parah saat mengunyah atau berbicara. Kondisi ini juga bisa menyebabkan munculnya bengkak pada daerah sudut rahang.

Pada gondongan, gejala biasanya akan menghilang sepenuhnya dan pulih kembali dalam waktu satu minggu. Penanganan medis masih tetap diperlukan, tapi hanya untuk membantu meredakan gejala. Ini karena infeksi akibat virus biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu lima hingga tujuh hari.

Lantas, apakah semua pembengkakan atau benjolan di area leher adalah gondok atau gondongan?

Tentu saja tidak. Gondok dan gondongan hanyalah dua dari sekian banyak kondisi yang bisa menyebabkan gejala tersebut. Nyatanya, ada penyakit lain yang bisa menyebabkan munculnya pembengkakan di area leher, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, kista, tumor, ataupun abses alias penumpukan nanah.

Cari tahu lebih lanjut mengenai penyakit gondok dan gondongan serta cara membedakannya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan rekomendasi beli obat serta informasi seputar masalah kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan