Ini Prosedur Tes Darah untuk Menilai Risiko Penyakit Jantung

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   28 Juni 2019
Ini Prosedur Tes Darah untuk Menilai Risiko Penyakit JantungIni Prosedur Tes Darah untuk Menilai Risiko Penyakit Jantung

Halodoc, Jakarta - Tes darah untuk mengetahui adanya risiko seseorang mengidap penyakit jantung meliputi pemeriksaan kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Semua orang yang ingin melakukan pemeriksaan ini diharuskan untuk melakukan puasa sebelum tes dilakukan. Begini prosedur tes darah yang dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit jantung pada seseorang!

Baca juga: Ketahui Prosedur Melakukan Tes Darah

Begini Prosedur Tes Darah untuk Menilai Risiko Penyakit Jantung

Darah merupakan salah satu bagian tubuh yang dapat digunakan untuk memeriksa berbagai gangguan fungsi dalam tubuh, termasuk kesehatan jantung. Ada beberapa prosedur tes darah yang dapat membantu mendeteksi penyakit jantung sejak dini, di antaranya:

1. Tes Kolesterol

Tes kolesterol bertujuan untuk melihat kadar kolesterol dalam tubuh. Kadar kolesterol dapat menjadi salah satu tanda adanya gangguan pada jantung. Tes kolesterol yang akan dilakukan, meliputi:

  • Kolesterol total, yaitu gabungan dari jumlah kolesterol baik, kolesterol jahat, dan trigliserida dalam setiap desiliter darah. Semakin tinggi kadar kolesterol total dalam tubuh, maka semakin tinggi risiko seseorang mengidap penyakit jantung. Kadar kolesterol total untuk orang yang sehat berada di bawah angka 200 mg/dL.

  • Kolesterol jahat (LDL) yang masih dapat ditoleransi berada dalam angka 100-129 mg/dL. LDL berfungsi mengangkut kolesterol menuju sel-sel tubuh yang membutuhkan melalui peredaran darah. Namun, ketika jumlahnya melebihi ambang batas normal, LDL dapat menyebabkan penyakit jantung karena adanya penumpukan pada dinding pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah pun akan terganggu.

  • Kolesterol baik (HDL), yaitu kolesterol yang bermanfaat menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Pola makan adalah salah satu hal yang dapat memengaruhi kadar HDL dalam tubuh. HDL sebaiknya tetap pada angka 40 mg/dL untuk pria, dan lebih dari 50 mg/dl untuk wanita.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Cek Darah

2. Tes C-Reactive Protein

C-reactive protein merupakan protein yang dihasilkan oleh hati saat terjadi peradangan dalam tubuh. Jika hasil tes menunjukkan angka yang tinggi, berarti salah satu bagian organ tubuh kamu sedang mengalami peradangan. Tes ini biasanya dilakukan ketika pengidap sudah merasakan adanya gejala penyakit tertentu.

3. Tes Lipoprotein

Lipoprotein (Lp) merupakan salah satu jenis dari kolesterol jahat (LDL). Tinggi rendahnya kadar Lp dalam tubuh akan ditentukan dari genetik yang kamu dapatkan. Untuk itu, pemeriksaan ini disarankan bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung atau ada salah satu anggota keluarga yang mengidap penyakit jantung.

4. Tes Brain Natriuretic Peptides (BNP)

BNP merupakan salah satu jenis protein yang dihasilkan oleh jantung dan pembuluh darah. BNP berfungsi dalam mengatur aliran darah. Ketika seseorang mengidap gangguan kesehatan pada organ jantung, maka jantung akan lebih banyak mengeluarkan BNP ke dalam pembuluh darah. 

BNP biasanya dilakukan guna mendeteksi adanya penyakit gagal jantung atau penyakit jantung lainnya. Tes ini juga baik dilakukan bagi kamu yang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya. Seseorang yang pernah mengalami sakit jantung sebelumnya biasanya akan dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan ini.

Baca juga: Harus Tahu, Jenis dan Fungsi Cek Darah

Gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok, mengidap tekanan darah tinggi, mengidap kolesterol tinggi, dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung. Kamu bisa berdiskusi langsung dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc untuk mengikuti serangkaian tes di atas. Yuk,  download aplikasinya segera!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan