Ini Proses Transplantasi Sumsum Tulang pada Pengidap Kanker Darah

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 September 2021

“Pengidap kanker darah perlu menjalani serangkaian prosedur untuk mengevaluasi kesehatan dan memastikan transplantasi bisa dilakukan. Jika transplantasi menggunakan sel induk sendiri, pengidap kanker darah akan menjalani prosedur yang disebut apheresis untuk mengumpulkan sel induk darah. Jika pengidap kanker darah menjalani transplantasi menggunakan sel punca dari donor, pasien memerlukan donor.”

Ini Proses Transplantasi Sumsum Tulang pada Pengidap Kanker DarahIni Proses Transplantasi Sumsum Tulang pada Pengidap Kanker Darah

Halodoc, Jakarta – Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur yang memasukkan sel induk pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak atau sakit. 

Transplantasi sumsum tulang juga disebut transplantasi sel induk. Kamu mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang berhenti bekerja dan tidak menghasilkan cukup sel darah sehat.

Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sel dari tubuh (transplantasi autologous) atau dari donor (transplantasi alogenik). Berikut ini penjelasan lengkapnya tentang proses transplantasi sumsum tulang pada pengidap kanker darah!

Prosedur Transplantasi Sumsum Tulang

Sebelum menjalani proses transplantasi sumsum tulang, pengidap kanker darah perlu menjalani serangkaian tes dan prosedur untuk mengevaluasi kesehatan secara umum, dan memastikan transplantasi bisa dilakukan. Tergantung pada beberapa kondisi, evaluasi mungkin bisa memakan waktu beberapa hari atau lebih.

Baca juga: Inilah 4 Kondisi yang Membutuhkan Transplantasi Sumsum Tulang Belakang 

Proses selanjutnya adalah ahli bedah atau ahli radiologi akan menanamkan tabung tipis panjang (kateter intravena) ke dalam vena besar di dada atau leher. Kateter, sering disebut jalur sentral, biasanya tetap di tempatnya selama perawatan berlangsung. Tim transplantasi akan menggunakan jalur sentral untuk memasukkan sel induk yang ditransplantasikan, obat-obatan dan produk darah ke dalam tubuh.

Jika transplantasi menggunakan sel induk sendiri (transplantasi autologous) direncanakan, pengidap kanker darah menjalani prosedur yang disebut apheresis  untuk mengumpulkan sel induk darah.

Sebelum apheresis, pasien akan menerima suntikan faktor pertumbuhan setiap hari untuk meningkatkan produksi sel punca dan memindahkan sel punca ke dalam darah yang bersirkulasi sehingga dapat dikumpulkan.

Selama apheresis, darah diambil dari vena dan diedarkan melalui mesin. Mesin memisahkan darah menjadi beberapa bagian, termasuk sel punca. Sel punca ini dikumpulkan dan dibekukan untuk digunakan di masa mendatang dalam transplantasi. Darah yang tersisa dikembalikan ke tubuh.

Jika pengidap kanker darah menjalani transplantasi menggunakan sel punca dari donor (transplantasi alogenik), pasien memerlukan donor. Setelah donor ditemukan, sel punca dikumpulkan dari orang tersebut untuk transplantasi.

Sel induk dapat berasal dari darah atau sumsum tulang donor. Tim medis transplantasi akan  memutuskan mana yang lebih baik dilakukan berdasarkan situasi pasiennya. Jenis lain dari transplantasi alogenik menggunakan sel punca dari darah tali pusat (transplantasi darah tali pusat). 

Ibu dapat memilih untuk mendonorkan tali pusar setelah bayi dilahirkan. Darah dari tali pusat ini dibekukan dan disimpan di bank darah tali pusat sampai dibutuhkan untuk transplantasi sumsum tulang. Informasi selengkapnya mengenai hal ini bisa ditanyakan langsung melalui aplikasi Halodoc!

Hal yang Terjadi setelah Transplantasi Sumsum Tulang Dilakukan

Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan setelah pasien menyelesaikan proses pemeriksaan. Pada hari transplantasi, sel-sel induk dimasukkan ke dalam tubuh. Infus transplantasi tidak menimbulkan rasa sakit dan pasien akan terjaga selama prosedur.

Setelah transplantasi sumsum tulang, sel-sel induk baru yang memasuki tubuh akan melakukan perjalanan melalui darah ke sumsum tulang. Pada waktunya, sel-sel induk ini akan berkembang biak dan membuat sel darah baru yang sehat, yang disebut engraftment. 

Baca juga: 6 Kebiasaan Sehat yang Dapat Memperlancar Peredaran Darah

Biasanya, diperlukan beberapa minggu sebelum jumlah sel darah dalam tubuh mulai kembali normal. Pada beberapa orang, mungkin diperlukan waktu lebih lama. Pasien akan menjalani tes darah dan tes lain untuk memantau kondisi dan mungkin memerlukan obat untuk mengatasi komplikasi, seperti mual dan diare.

Setelah transplantasi sumsum tulang, pasien akan tetap berada di bawah perawatan medis yang ketat. Jika pasien mengalami infeksi atau komplikasi lain, direkomendasikan untuk tinggal di rumah sakit selama beberapa hari atau terkadang lebih lama. 

Tergantung pada jenis transplantasi dan risiko komplikasi, seseorang yang menjalani transplantasi sumsum tulang harus tetap berada di dekat rumah sakit selama beberapa minggu hingga bulan untuk memungkinkan pemantauan yang ketat.

Kemungkinan besar orang yang menjalani transplantasi sumsum tulang akan berisiko lebih besar terkena infeksi atau komplikasi lain selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah transplantasi dilakukan. 

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Bone marrow transplant
Be The Match. Diakses pada 2021. How bone marrow transplants work

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan