Ini Risiko Rahang Terkunci atau Lockjaw Akibat Tetanus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Desember 2018
Ini Risiko Rahang Terkunci atau Lockjaw Akibat TetanusIni Risiko Rahang Terkunci atau Lockjaw Akibat Tetanus

Halodoc, Jakarta - Tetanus merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena infeksi bakteri serius yang memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan otot di seluruh tubuh mengencang. Penyakit ini disebut lockjaw karena infeksi sering menyebabkan kontraksi di rahang dan leher. Namun, kontraksi ini juga bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Infeksi tetanus dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan setidaknya sebesar 10 hingga 20 persen infeksi tetanus menunjukkan dampak yang fatal. Meski infeksi tetanus dapat dicegah dengan vaksinasi, perlindungan yang diberikan tidak bersifat selamanya. Sederhananya, diperlukan suntikan ulang setiap 10 tahun untuk memastikan perlindungannya pada tubuh.

Rahang terkunci karena tetanus bisa terjadi kapan saja, dari beberapa hari hingga beberapa minggu setelah bakteri tetanus masuk ke tubuh kamu melalui luka. Periode inkubasi rata-rata adalah tujuh hingga sepuluh hari. Gejala lain yang terjadi adalah kesulitan menelan, kekakuan pada otot perut, kejang, keringat dingin, dan demam.

Risiko Rahang Terkunci karena Tetanus

Sekali saja toksin dari tetanus sudah mengikat ujung saraf, maka tidak mungkin untuk dihilangkan. Pemulihan dari infeksi ini membutuhkan pertumbuhan ujung saraf baru. Namun, ini bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat dari rahang terkunci karena tetanus sebagai berikut:

  • Patah tulang. Tingkat keparahan dari spasme dapat menyebabkan tulang belakang dan tulang lain rawan patah.

  • Emboli paru atau penyumbatan arteri pada organ paru-paru. Bekuan darah yang bergerak dari tempat lain di tubuh dapat menghalangi arteri utama pada organ paru-paru atau salah satu cabangnya. Bisa juga terjadi infeksi pada paru atau pneumonia.

  • Masalah pernapasan lainnya yang terjadi karena pita suara mengejang atau laryngospasm dan kejang otot yang mengendalikan organ pernapasan.

  • Kerusakan otak yang terjadi akibat dari kurangnya asupan oksigen yang diterima otak.

  • Irama jantung yang tidak normal.

  • Infeksi lainnya yang terjadi karena pengidap telah terlalu lama berada di rumah sakit.

  • Kematian. Kejang otot yang parah dapat mengganggu atau menghentikan pernapasan. Gagal napas menjadi penyebab kematian yang paling sering terjadi pada pengidap tetanus.

Tanpa pengobatan, rahang terkunci karena tetanus bisa berakibat fatal. Kematian lebih sering terjadi pada usia anak dan lansia. Perawatan yang cepat dan tepat membuat kamu bisa bertahan hidup lebih lama. Segera pergi ke rumah sakit jika kamu merasakan gejala-gejala tetanus. Meski sudah pernah mengalaminya sekali, bukan tidak mungkin tubuh bisa kembali terinfeksi jika tidak dilindungi dengan vaksin.

Vaksin tetanus terbukti menjadi perisai yang efektif dalam melawan penyakit tetanus. Masih bersumber dari CDC, data menyebutkan imunisasi yang sudah dilakukan membuat laporan tetanus dalam 10 tahun terakhir lebih jarang diterima. Oleh karena itu, pastikan kamu mendapatkan imunisasi tetanus dan melakukannya kembali dalam jangka waktu setidaknya 10 tahun berikutnya.

Jangan sepelekan rahang terkunci karena tetanus. Supaya informasi yang kamu dapatkan lebih akurat, download aplikasi Halodoc dan manfaatkan layanan Tanya Dokter untuk bertanya langsung pada dokter tentang segala keluhan kesehatan yang kamu rasakan. Yuk, pakai aplikasi Halodoc!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan