Ini Tipe Sindrom Kompartemen yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   05 November 2019
Ini Tipe Sindrom Kompartemen yang Perlu DiketahuiIni Tipe Sindrom Kompartemen yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta - Cedera yang tidak tertangani dengan baik bisa mengakibatkan komplikasi yang terbilang serius. Salah satunya adalah sindrom kompartemen, yang terjadi karena pembengkakan setelah cedera atau perdarahan akibat tekanan di dalam otot kompartemen yang berlebihan. Cedera memicu pembengkakan pada jaringan dan otot di bagian dalam kompartemen. 

Jika kondisi ini terjadi, maka tekanan yang diberikan di dalam kompartemen dapat mengalami peningkatan. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke jaringan yang terinfeksi menjadi terhalangi. Jika tidak dilakukan pengobatan, sindrom kompartemen bisa mengakibatkan kerusakan jaringan yang cukup parah, hilangnya beberapa fungsi tubuh, bahkan hingga kematian. 

Baca juga: Patah Tulang, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Kembali Normal

Tipe Sindrom Kompartemen yang Perlu Diketahui

Sindrom kompartemen lebih sering terjadi pada perut, lengan, dan kaki. Nah, dilihat dari apa yang menjadi penyebabnya, kelainan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 

  • Sindrom kompartemen akut. Jenis sindrom kompartemen ini terjadi secara mendadak, biasanya setelah seseorang mengalami cedera parah atau mengalami patah tulang. Sindrom kompartemen akut membutuhkan penanganan medis segera. Jika tidak, maka bisa terjadi kerusakan pada otot secara permanen.

  • Sindrom kompartemen kronis. Jenis sindrom kompartemen ini terjadi secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Biasanya terjadi karena olahraga yang melibatkan gerakan yang berulang, seperti berlari atau bersepeda. Kondisi ini bukan darurat medis, karena biasanya gejala mereda setelah aktivitas tersebut dihentikan dan mengistirahatkan anggota tubuh yang mengalami gerakan berulang. Sindrom kompartemen kronis tidak mengakibatkan komplikasi serius atau cedera otot permanen. 

Sindrom kompartemen akut memiliki gejala yang tiba-tiba, seperti rasa sakit yang terasa parah, bahkan bisa lebih parah dari rasa sakit yang terjadi setelah cedera. Lalu, area yang terinfeksi juga mengalami mati rasa, rasa sakit atau kesemutan seperti sedang disetrum pada bagian tubuh tertentu, memar, dan terjadinya pembengkakan pada otot. 

Baca juga: Hati-Hati, Ini 2 Komplikasi yang Diakibatkan Crush Injury

Sementara itu, gejala dari sindrom kompartemen kronis meliputi kram atau mengalami nyeri otot ketika sedang berolahraga, kesemutan, area tubuh yang terinfeksi berubah menjadi pucat dan terasa dingin ketika disentuh, dan pada kasus yang terbilang parah, kamu bisa saja mengalami kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuh yang terinfeksi. 

Kalau kamu mengalami cedera otot atau rasa nyeri yang berlebihan ketika sedang berolahraga, segera periksakan ke dokter. Terlebih jika nyeri disertai dengan gejala sindrom kompartemen lainnya. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat atau sekadar bertanya pada dokter. Aplikasi Halodoc juga bisa kamu gunakan untuk Beli Obat dan Cek Lab tanpa harus ke apotek atau laboratorium.

Baca juga: Sebelum Terjadi, Ketahui Mencegah Sindrom Kompartemen

Pencegahan Sindrom Kompartemen

Sindrom kompartemen umum terjadi pada orang berusia di bawah 30 tahun dan para atlet yang melakukan olahraga yang melibatkan gerakan berulang dengan intensitas yang terbilang tinggi. Kondisi ini memang berisiko, jadi sebaiknya istirahatkan bagian tubuh yang nyeri setelah digunakan berulang kali untuk menghindarinya. Agar kamu terhindar dari cedera ketika berolahraga, biasakan pula untuk selalu melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga inti.

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.
NHS UK. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.
Patient. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan