Ini Tujuan dan Risiko Pemasangan Ring Jantung

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Oktober 2021
Ini Tujuan dan Risiko Pemasangan Ring JantungIni Tujuan dan Risiko Pemasangan Ring Jantung

Pemasangan ring jantung bertujuan untuk membuka pembuluh darah atau saluran yang tersumbat. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengatasi aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Pasang ring jantung juga merupakan prosedur umum untuk mengobati penyakit jantung koroner. Meski begitu, sama seperti prosedur bedah lainnya, pasang ring jantung juga memiliki risiko.

Halodoc, Jakarta – Ring jantung atau stent adalah tabung kecil yang ditempatkan oleh dokter di dalam pembuluh atau saluran yang tersumbat. Tujuannya  agar pembuluh atau saluran tersebut tetap terbuka, sehingga darah atau cairan tubuh di area tersebut bisa mengalir kembali.

Prosedur pemasangan ring jantung biasanya dilakukan membuka pembuluh darah yang tersumbat akibat penumpukan plak. Selain itu, stent juga bisa dipasang untuk membuka saluran empedu, bronkus, dan ureter. Namun, sama seperti prosedur medis pada umumnya, pemasangan ring jantung juga memiliki beberapa risiko. Yuk, ketahui lebih lanjut tujuan dan risiko pasang ring jantung di sini.

Tujuan Pasang Ring Jantung

Salah satu tujuan pemasangan ring jantung yang paling umum adalah untuk mengatasi penumpukan plak lemak yang terjadi di pembuluh darah jantung. Penumpukan ini adalah jenis penyakit jantung yang dikenal sebagai aterosklerosis.

Aterosklerosis adalah masalah kesehatan yang cukup umum yang terkait dengan penuaan. Seiring bertambahnya usia, lemak, kolesterol, dan kalsium bisa berkumpul di arteri dan membentuk plak. Penumpukan plak membuat darah sulit mengalir melalui arteri. Penumpukan ini bisa terjadi di arteri mana pun dalam tubuh, termasuk jantung, kaki, dan ginjal.

Ketika plak mempengaruhi arteri koroner, kondisi itu dikenal juga sebagai penyakit jantung koroner yang merupakan kondisi kesehatan yang serius. Penumpukan plak di arteri sangat membahayakan kesehatan kamu, karena arteri koroner memasok jantung dengan darah segar beroksigen. Tanpa pasokan darah yang cukup, jantung tidak bisa berfungsi. Bila tidak segera mendapatkan perawatan, orang dengan penyakit jantung koroner berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke.

Bila arteri berisiko kolaps atau mengalami penyumbatan lagi, dokter akan menyarankan untuk pasang ring jantung agar tetap terbuka. Prosedur pemasangan ring ke dalam arteri dikenal sebagai angioplasty dengan stent. Pada awalnya, dokter akan memasukkan kateter ke dalam arteri. Kateter memiliki balon kecil dengan ring di sekelilingnya di salah satu ujungnya.

Saat kateter mencapai titik sumbatan dokter akan mengembangkan balon. Saat balon mengembang, ring juga ikut mengembang dan terkunci pada tempatnya. Dokter kemudian akan melepas kateter dan membiarkan ring di tempatnya untuk menahan agar arteri tetap terbuka.

Baca juga: 3 Pilihan Pengobatan untuk Atasi Penyakit Jantung Koroner

Selain itu, dokter juga bisa pasang ring jantung di:

  • Pembuluh darah di otak atau aorta yang berisiko mengalami aneurisma.
  • Bronkus di paru-paru yang berisiko kolaps.
  • Ureter, yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih.
  • Saluran empedu, yang membawa empedu ke organ pencernaan dan sebaliknya.

Baca juga: Alasan Pentingnya Melakukan Kateterisasi Jantung dan Otak

Risiko yang Perlu Diketahui

Setiap prosedur bedah memiliki risiko, termasuk pemasangan ring jantung. Berikut adalah risiko kecil komplikasi yang bisa terjadi akibat pemasangan ring jantung:

  • Perdarahan dari tempat pemasangan kateter.
  • Infeksi.
  • Reaksi alergi.
  • Kerusakan pada arteri saat memasukkan kateter.
  • Kerusakan ginjal.
  • Detak jantung tidak teratur.

Pada beberapa kasus, restenosis bisa terjadi. Restenosis adalah kondisi ketika terlalu banyak jaringan tumbuh di sekitar ring. Hal itu bisa mempersempit dan menyumbat arteri lagi. Untuk mencegah atau mengatasi restenosis, dokter bisa merekomendasikan bentuk terapi radiasi atau memasang ring yang sudah dilapisi obat untuk memperlambat pertumbuhan jaringan.

Pemasangan ring jantung juga bisa menyebabkan pembekuan darah, yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute, sekitar 1-2 persen orang yang menjalani prosedur pasang ring jantung mengalami pembekuan darah di lokasi pemasangan ring.

Dokter biasanya akan meresepkan satu atau lebih obat untuk mencegah pembekuan. Obat anti-pembekuan darah juga memiliki risikonya sendiri dan bisa menyebabkan efek samping yang mengganggu, seperti ruam.

Pada kasus yang jarang terjadi, tubuh pasien mungkin menolak ring, atau reaksi alergi bisa muncul sebagai respons terhadap bahan dalam ring. Karena itu, bila kamu memiliki alergi terhadap logam, bicarakanlah pada dokter agar ia bisa mencari alternatifnya.

Baca juga: Bisa Jadi Pemicu Stroke, Waspada Gejala Aterosklerosis

Itulah penjelasan mengenai tujuan dan risiko pemasangan ring jantung. Bila kamu ingin membeli obat yang direkomendasikan dokter untuk meredakan rasa nyeri atau efek samping lainnya setelah prosedur pasang ring, gunakan saja aplikasi Halodoc. Cukup order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Stent: Why and How They Are Used.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What is a stent? Everything you need to know.
Healthline. Diakses pada 2021. Heart Angioplasty and Stent Placement

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan