Ini Waktu Tepat untuk Pemeriksaan Pemfigoid Bulosa

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   03 Juni 2019
Ini Waktu Tepat untuk Pemeriksaan Pemfigoid BulosaIni Waktu Tepat untuk Pemeriksaan Pemfigoid Bulosa

Halodoc, Jakarta - Selain karena cedera akibat terkena benda panas, luka lepuh pada kulit juga bisa menjadi gejala dari pemfigoid bulosa. Bedanya, pemfigoid bulosa terjadi akibat adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh (penyakit autoimun). Luka lepuh akibat penyakit ini biasanya muncul pada lipatan tubuh, seperti ketiak, selangkangan, dan perut bagian bawah.

Sebagai penyakit autoimun, pemfigoid bulosa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya berfungsi untuk melindungi tubuh, justru memproduksi antibodi untuk menyerang jaringan yang sehat di dalam tubuh sendiri. Jaringan yang diserang adalah jaringan kulit, sehingga timbul peradangan yang menyebabkan lapisan terluar kulit (epidermis) terpisah dari lapisan kulit di bawahnya (dermis) dan muncul luka lepuh.

Belum diketahui secara pasti mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan kulit sendiri. Namun ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya penyakit ini, yaitu:

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya penisilin, sulfasalazine, furosemide, dan etanercept.
  • Mengidap penyakit tertentu. Misalnya diabetes, radang sendi, psoriasis, kolitis ulseratif, lichen planus, epilepsi, stroke, demensia, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis.
  • Terapi khusus. Misalnya radioterapi untuk mengobati kanker dan terapi cahaya ultraviolet untuk mengobati psoriasis.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Lansia Berisiko Terkena Pemfigoid Bulosa

Rasa Gatal, hingga Luka Lepuh

Gejala awal pemfigoid bulosa adalah berubahnya warna kulit menjadi kemerahan atau kehitaman, dan terasa gatal. Kelainan kulit ini lebih sering terbentuk pada daerah lipatan, seperti ketiak, selangkangan, atau perut.

Setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, pada permukaan kulit tersebut, muncul luka lepuh yang berisi cairan bening atau cairan yang bercampur darah. Lepuhan ini tidak mudah robek hanya karena sentuhan. Bila luka lepuh robek atau pecah, akan terasa sakit, tetapi tidak akan menimbulkan bekas luka.

Segera Periksakan Jika…

Walaupun tidak berbahaya, pemfigoid bulosa tetap perlu ditangani. Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter bila tiba-tiba muncul luka lepuh pada kulit. Terlebih lagi bila luka lepuh tersebut disertai dengan:

  • Tanda-tanda infeksi, seperti demam dan kulit bernanah.
  • Muncul luka lepuh di selaput lendir, seperti di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata.

Setelah menanyakan gejala dan memeriksa kondisi kulit yang melepuh, dokter akan melakukan tes tambahan untuk memastikan pengidap mengalami pemfigoid bulosa. Dokter akan mengambil sebagian jaringan kulit pasien di bagian yang melepuh untuk diperiksa di laboratorium (biopsi kulit). Selain biopsi, tes darah juga dapat dilakukan untuk mendeteksi antibodi.

Baca juga: Benarkah Pemfigoid Bulosa Bisa Menular?

Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Pengobatan pemfigoid bulosa berfokus untuk menghilangkan lepuhan kulit, meredakan rasa gatal, dan mencegah terbentuknya lepuh-lepuh baru. Berikut adalah beberapa jenis obat-obatan yang digunakan untuk mengobati pemfigoid bulosa:

1. Obat Golongan kortikosteroid

Obat ini akan mengurangi peradangan dengan menghambat sistem kekebalan tubuh. Obat kortikosteroid tersedia dalam bentuk salep dan tablet. Salep kortikosteroid memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan kortikosteroid tablet, karena hanya dioleskan ke permukaan kulit.

2. Obat Imunosupresif

Sama dengan kortikosteroid, obat ini akan menekan sistem kekebalan tubuh. Obat imunosupresif diberikan agar dosis obat kortikosteroid dapat dikurangi, untuk menghindari efek samping dari kortikosteroid. Beberapa contoh obat imunosupresif adalah mycophenolate mofetil, methotrexate, rituximab, dan azathioprine.

3. Salep Antibiotik

Bila timbul infeksi pada lepuhan atau terdapat risiko infeksi pada lapisan kulit tersebut, misalnya jika lepuhan sudah pecah dan lecet, dokter akan meresepkan salep antibiotik. Contoh salep antibiotik yang diberikan adalah tetracycline hydrochloride.

Baca juga: 5 Makanan yang Bisa Mencegah Pemfigoid Bulosa

Selain menggunakan obat-obatan, pengidap pemfigoid bulosa juga perlu melakukan beberapa langkah berikut, untuk mencegah bertambah parahnya luka lepuh:

  • Menghindari paparan sinar matahari.
  • Menggunakan baju yang longgar untuk mengurangi iritasi kulit.
  • Mandi dengan sabun untuk kulit sensitif (mild soap) dan menggunakan pelembab sesudah mandi.
  • Menghindari konsumsi makanan yang keras atau renyah, seperti kerupuk atau emping, bila memiliki luka lepuh di dalam mulut.
  • Mengurangi aktivitas yang melibatkan bagian tubuh dengan luka lepuh.

Itulah sedikit penjelasan tentang pemfigoid bulosa. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan