Ini yang Dialami Tubuh saat Mengidap Sindrom Kompartemen

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Juni 2020
Ini yang Dialami Tubuh saat Mengidap Sindrom KompartemenIni yang Dialami Tubuh saat Mengidap Sindrom Kompartemen

Halodoc, Jakarta – Sindrom kompartemen adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika ada peningkatan tekanan pada kompartemen otot anggota gerak. Ketika tekanan ini terbentuk, ada aliran darah tersendat ke area yang terlibat yang dapat membahayakan kesehatan otot dan saraf. 

Sindrom kompartemen diklasifikasikan pada dua kondisi, akut dan kronis. Sindrom kompartemen akut adalah keadaan darurat medis, biasanya karena cedera traumatis, dan harus segera diatasi untuk menghindari konsekuensi yang tidak dapat diubah, seperti kehilangan anggota tubuh. 

Sindrom kompartemen kronis adalah kondisi yang berkembang dari waktu ke waktu. Biasanya karena aktivitas olahraga yang berlebihan atau tidak efisien. Terapi fisik dapat efektif untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan sindrom kompartemen.

Sindrom Kompartemen Akut

Sindrom kompartemen akut adalah keadaan darurat medis yang dapat berkembang sedini mungkin beberapa jam setelah cedera parah. Jika dibiarkan tidak diobati, bahkan selama beberapa jam, kerusakan jaringan yang tidak dapat diperbaiki dapat terjadi. 

Baca juga: Sebelum Terjadi, Ketahui Mencegah Sindrom Kompartemen

Sindrom ini sering terjadi di tungkai bawah dan lengan bawah. Biasanya sindrom ini disebabkan karena cedera serius seperti:

  1. Pukulan langsung ke anggota badan.
  2. Cedera (kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan di tempat kerja).
  3. Perban yang sangat ketat.

Tanda dan gejala sindrom kompartemen akut meliputi:

  1. Nyeri hebat pada anggota tubuh yang terlibat yang mungkin tidak proporsional dengan respons khas terhadap cedera tertentu.
  2. Perubahan sensasi (kesemutan, terbakar, mati rasa).
  3. Sensasi tungkai berasa kencang atau penuh yang disebabkan dari pembengkakan dan peningkatan tekanan.
  4. Perubahan warna anggota badan.
  5. Nyeri hebat dengan peregangan otot yang terlibat.
  6. Nyeri hebat saat area yang bermasalah disentuh.
  7. Rasa sakit yang signifikan atau ketidakmampuan untuk menahan berat badan di seluruh anggota tubuh yang terlibat.

Sindrom kompartemen akan didiagnosis dengan pengukuran secara objektif tingkat tekanan di kompartemen yang terlibat. Jika perlu, operasi akan dilakukan untuk mengurangi tekanan di kompartemen menggunakan prosedur yang disebut fasciotomy

Selama operasi, sayatan dibuat melalui kulit dan fasia untuk  mengurangi tekanan dan pembengkakan di dalam kompartemen. Seorang pasien yang menjalani fasciotomy harus menghabiskan waktu di rumah sakit untuk memastikan bahwa tekanan normal dan luka sembuh dengan baik. Setelah fasciotomy, terapi fisik diperlukan untuk mengembalikan gerakan, kekuatan, dan fungsi anggota tubuh.

Sindrom Kompartemen Kronis

Sindrom kompartemen kronis biasanya disebabkan oleh olahraga yang melibatkan gerakan berulang, seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau melompat. Biasanya, olahraga berlebihan menyebabkan jaringan kaki menjadi terlalu banyak bekerja tanpa waktu untuk pulih. 

Perkembangan kompartemen kronis dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti kontrol tubuh yang buruk selama gerakan, alas kaki yang buruk, permukaan pelatihan yang tidak rata atau terlalu kuat, atau terlalu banyak latihan. Ada juga beberapa kasus di mana penggunaan steroid yang berlebihan menjadi pemicu kompartemen kronis.

Baca juga: Kapan Operasi Diperlukan untuk Atasi Sindrom Kompartemen?

Gejala-gejala kompartemen kronis sedikit mirip dengan kompartemen akut. Namun, tidak terlalu parah dan bukan akibat dari cedera traumatis akut. Ini mungkin termasuk:

  1. Nyeri dan kram pada anggota tubuh yang terlibat yang biasanya memburuk dengan aktivitas dan mereda dengan istirahat.
  2. Bengkak ringan.
  3. Nyeri dengan peregangan.
  4. Mati rasa atau kesemutan pada anggota gerak.
  5. Kelemahan.

Dikarenakan gejalanya mirip dengan banyak kondisi lain, sangat penting untuk dokter atau ahli terapi fisik mengesampingkan diagnosis lain yang mungkin, seperti tendinitis, fraktur stres, shin splints, atau kondisi peradangan lainnya. 

Pemeriksaan untuk diagnosis biasanya melibatkan penggunaan pencitraan diagnostik, seperti USG, X-ray, atau MRI untuk menilai jaringan di daerah yang sakit. Jika kamu butuh saran dan informasi lebih detail mengenai sindrom kompartemen bisa ditanyakan lewat aplikasi Halodoc.   

Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu.  Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Referensi:
Choosept. Diakses pada 2020. Physical Therapy Guide to Compartment Syndrome.
American Academy of Orthopaedic Surgeons. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan