Ini yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMS

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Juli 2020
Ini yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMSIni yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMS

Halodoc, Jakarta – Banyak wanita yang merasa berbeda seminggu atau lebih sebelum mereka mendapatkan menstruasi. Mereka mungkin jadi lebih sering menangis, mudah marah, mengantuk, tidak berenergi, mengalami jerawat, dan masih banyak lagi. 

Bila kamu mengalami sejumlah kondisi kesehatan tersebut di sekitar waktu yang sama setiap bulan dan hilang dengan sendirinya begitu menstruasi dimulai, kamu kemungkinan memiliki sindrom pramenstruasi (PMS). Namun, bila gejala PMS yang kamu alami sangat ekstrem sampai menghalangi kamu untuk melanjutkan aktivitas di hari itu atau bila gejala PMS sampai mengganggu hubunganmu dengan orang-orang di sekitar, kamu mungkin mengalami gangguan disforik pramenstruasi (PMDD). Kondisi ini merupakan bentuk yang lebih parah dari PMS. Yuk, cari tahu perbedaan antara PMS dan PMDD lebih lanjut di bawah ini.

Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Bedanya PMS dan Dismenore

Perbedaan Gejala PMS dan PMDD

Hampir 75 persen wanita yang mengalami menstruasi biasanya hanya mengalami PMS ringan. Sedangkan PMDD jauh lebih jarang terjadi, dan hanya memengaruhi sekitar 3–8 persen wanita. 

Wanita yang mengalami PMS ringan mungkin tidak memerlukan bantuan dokter untuk mengatasi kondisi tersebut. Namun, wanita yang mengalami PMDD mungkin perlu menemui dokter untuk mengatasi kondisinya tersebut.

Sekilas, PMS dan PMDD mungkin tampak sama karena mereka memiliki banyak kesamaan gejala, antara lain:

  • Kembung.
  • Payudara menjadi sensitif.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri atau sakit otot dan persendian.
  • Kelelahan.
  • Sulit tidur.
  • Ngidam makanan tertentu.
  • Perubahan suasana hati.

Baca juga: 5 Makanan Pereda Nyeri PMS

Namun, sebenarnya PMS dan PMDD memiliki perbedaan dalam banyak gejala. Contohnya:

  • Depresi. Bila kamu mengalami PMS, kamu mungkin merasa sedih dan tertekan. Namun, bila kamu mengalami PMDD, kesedihan yang kamu alami mungkin sangat ekstrem, sehingga kamu merasa putus asa, bahkan mungkin berpikir untuk mencoba bunuh diri.
  • Kegelisahan. Saat mengalami PMS, kamu mungkin juga bisa merasa cemas. Namun, saat mengalami PMDD, tingkat kecemasan yang kamu rasakan dapat lebih parah dari PMS.
  • Perubahan Suasana Hati. PMS dapat membuat suasana hati kamu berubah-ubah. Saat ini kamu merasa sangat senang, tetapi di menit berikutnya, kamu bisa marah-marah dan mudah menangis. Namun, pada kasus PMDD, perubahan suasana hati yang kamu rasakan bisa jauh lebih parah. Kamu mungkin menjadi sangat marah dan cenderung jengkel pada hal-hal yang biasanya tidak mengganggu. Kamu mungkin juga bisa berkelahi, meskipun sebelumnya kamu tidak pernah berkelahi.
  • Perasaan Tentang Hidup. Bila kamu mengalami PMS dan merasa tertekan, kamu mungkin hanya akan berhenti sejenak dari rutinitas yang biasanya kamu lakukan. Namun, bila kamu mengalami PMDD, kamu mungkin tidak peduli lagi dengan pekerjaan kamu, hobi, teman-teman dan keluarga, atau apapun yang justru dapat membuat suasana hati kamu membaik kembali.  

Baca juga: Nyeri Haid Ganggu Aktivitas, Apa yang Menyebabkannya?

Perbedaan Pengobatan PMS dan PMDD

PMS ringan biasanya masih bisa diatasi sendiri dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup, seperti berolahraga, perubahan pola makan, tidur yang cukup, dan mengelola stres. Beberapa wanita mungkin perlu mengonsumsi obat bebas atau obat yang diresepkan oleh dokter.

Namun, bila kamu mengalami PMDD, perubahan gaya hidup mungkin dapat sedikit membantu, tetapi dokter juga akan meresepkan obat untuk meredakan gejalanya. Ada dua jenis obat yang sudah terbukti mampu mengurangi gejala pada wanita dengan PMDD:

  • Antidepresan SSRI. Karena PMDD memengaruhi suasana hati dan dapat menyebabkan depresi, dokter sering meresepkan selective reuptake inhibitor (SSRI). Ini adalah antidepresan yang memengaruhi zat kimia di otak yang disebut serotonin. Obat ini dapat membantu meringankan banyak gejala PMDD yang memengaruhi suasana hati kamu.
  • Pil KB. Obat ini dapat mencegah kamu berovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulan) yang kemungkinan dapat mengurangi gejala PMDD. Pil KB sering membantu menghilangkan gejala fisik, seperti sakit dan nyeri.

Itulah perbedaan PMDD dan PMS yang penting untuk diketahui wanita. Bila kamu sering mengalami nyeri yang sangat hebat menjelang menstruasi, coba bicarakan saja pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Do I Have PMS, or Is This PMDD?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan