Ini yang Perlu Diketahui Tentang Pemeriksaan HIV/AIDS

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Desember 2020
Ini yang Perlu Diketahui Tentang Pemeriksaan HIV/AIDS Ini yang Perlu Diketahui Tentang Pemeriksaan HIV/AIDS

Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan HIV/AIDS adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terserang virus HIV. Tes yang dilakukan pun bisa beragam. Beberapa jenis tes memeriksa darah atau cairan tubuh lainnya untuk mengetahui adanya infeksi. Namun, sebagian besar tes umumnya tidak dapat langsung mengenali HIV. Ini karena tubuh membutuhkan waktu untuk membuat antibodi dalam tubuh. 

Pemeriksaan HIV/AIDS sangat penting dilakukan. Pasalnya, semakin cepat virus terdeteksi, semakin cepat pula kamu bisa memulai pengobatan. Pengidap HIV yang memulai pengobatan sedini mungkin rata-rata punya peluang hidup lebih tinggi dan penurunan risiko perkembangan AIDS. Berikut pemeriksaan HIV/AIDS yang perlu kamu ketahui.

Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda

Jenis Pengujian HIV

Ada beberapa jenis pemeriksaan HIV/AIDS, yaitu:

1. Tes Skrining Antibodi

Skrining antibodi dilakukan dengan memeriksa protein yang dibuat tubuh dalam 2-8 minggu setelah infeksi HIV. Tes ini juga disebut tes immunoassay atau ELISA. Tes ini dikenal sangat akurat dibandingkan dengan jenis tes lainnya. Tes skrining antibodi merupakan variasi antara tes darah dan cairan mulut. Selain akurat, hasil tes juga tergolong cepat, yakni bisa kurang dari 30 menit. 

2. Tes Kombinasi Antibodi/Antigen

Kelebihan tes kombinasi antibodi/antigen adalah dapat mendeteksi HIV lebih awal daripada tes skrining antibodi. Tes ini bekerja dengan memeriksa antigen HIV, protein yang disebut p24 yang merupakan bagian dari virus dan muncul 2-4 minggu setelah infeksi. Tak hanya itu, tes ini juga memeriksa antibodi HIV. Kelebihan lainnya, tes antibodi/antigen juga tergolong cepat dapat memberikan hasil dalam 20 menit.

3. Uji Asam Nukleat

Uji asam nukleat atau tes RNA bekerja dengan mencari virus itu sendiri dan dapat mendiagnosis HIV sekitar 10 hari setelah seseorang terinfeksi. Tes ini tergolong mahal, jadi biasanya bukan menjadi pilihan pertama. Tetapi, bila dokter menilai kamu berisiko tinggi dan memiliki gejala, tes RNA biasanya lebih direkomendasikan. 

Baca juga: Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Hasil Tes HIV

Apabila hasil tes positif, artinya ada jejak virus HIV di dalam tubuh kamu. Bila kamu melakukan tes cepat, biasanya dokter akan menyarankan tes lab lanjutan untuk memastikan diagnosis. Namun, tes HIV positif tidak berarti kamu mengidap AIDS, stadium penyakit yang paling lanjut. Pengobatan HIV dapat mencegah HIV berkembang menjadi AIDS. 

Oleh sebab itu, bicarakan dengan dokter segera tentang terapi antiretroviral (ART). Obat-obatan ini mampu menurunkan jumlah virus di tubuh hampir ke titik di mana virus tidak terdeteksi saat di tes. Obat ini juga melindungi sistem kekebalan tubuh sehingga infeksi HIV tidak berkembang menjadi AIDS.

Jika ternyata hasil tes HIV negatif, kamu tetap perlu mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dari HIV, seperti melakukan hubungan intim yang aman dan minum obat yang profilaksis pra-pajanan (PrEP). Diperlukan waktu selama 6 bulan supaya tubuh memiliki cukup antibodi untuk mendapatkan hasil positif pada beberapa tes. Maka dari itu, kamu perlu melakukan tes lagi 6 bulan kemudian untuk benar-benar memastikannya.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia, Ketahui Mitos tentang Penularan HIV/AIDS

Masih punya pertanyaan lain seputar HIV/AIDS? Jangan ragu untuk hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call. Tunggu apa lagi? Ayo, download aplikasinya sekarang juga di App Store atau Google Play!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. HIV Testing.
UCSF Health. Diakses pada 2020. HIV Diagnosis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan