Ini yang Terjadi Bila Seseorang Kena BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Februari 2019
Ini yang Terjadi Bila Seseorang Kena BPH Benign Prostatic HyperplasiaIni yang Terjadi Bila Seseorang Kena BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya keluhan kesehatan yang bisa menyerang sistem reproduksi pria, benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan salah satu yang umum terjadi. BPH atau pembesaran prostat jinak ini merupakan kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan. Tapi, pembengkakan ini tak bersifat kanker.

Kelenjar prostat punya peran penting, ia menghasilkan cairan yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sel-sel sperma. Ketika ejakulasi terjadi, prostat akan berkontraksi, sehingga cairan tersebut akan dikeluarkan bersama sperma, hingga menghasilkan cairan semen.

Baca juga:Harus Tahu, 8 Gejala BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Keluhan ini tentunya hanya dialami oleh pria, sebab kelenjar prostat hanya dimiliki oleh mereka. Dalam kebanyakan kasus, benign prostatic hyperplasia terjadi pada pria yang berusia di atas 50 tahun. Banyak pengidapnya yang berpikiran kalau BPH berarti memiliki risiko untuk mengidap kanker prostat. Padahal, anggapan ini tidaklah benar, sebab sampai kini masih belum ditemukan keterkaitan antara BPH dengan peningkatan risiko kanker prostat.

Kenali Gejala-Gejala BPH

Setidaknya ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidap benign prostatic hyperplasia, yaitu:

  • Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari.

  • Merasa tidak tuntas setelah berkemih.

  • Sulit mengeluarkan urine.

  • Inkontinensia urine atau beser.

  • Aliran urine tersendat-sendat.

  • Mengeluarkan urine yang disertai darah.

  • Mengejan pada waktu berkemih.

Baca juga:4 Cara Mengatasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Gejala-gejala di atas disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran. Nah, yang perlu diingat, segeralah temui dokter bila dirimu mengalami beberapa kondisi lain yang gejalanya sama dengan BPH, seperti:

  • Kanker kandung kemih.

  • Infeksi saluran kemih.

  • Penyempitan ureter.

  • Prostatitis atau radang prostat.

  • Penyakit batu ginjal dan batu kandung kemih.

  • Bekas luka operasi pada leher kandung kemih.

  • Kanker prostat.

  • Gangguan pada saraf yang mengatur aktivitas kandung kemih.

Perubahan Hormon Seksual Pemicunya

Faktanya penyebab pasti benign prostatic hyperplasia belum diketahui pasti. Tapi, diduga kondisi ini terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan.

Umumnya, prostat sendiri akan terus tumbuh seumur hidup. Pada beberapa kasus, prostat terus berkembang dan mencapai ukuran yang cukup besar, sehingga secara bertahap bisa menghimpit uretra. Nah, uretra yang terjepit ini bisa menyebabkan urine susah keluar, sehingga terjadilah gejala-gejala BPH seperti di atas.

Baca juga: 5 Faktor Ini Tingkatkan Risiko BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Selain itu, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang terserang BPH, seperti:

  • Faktor genetik atau keturunan.

  • Faktor penuaan.

  • Kurang berolahraga dan obesitas.

  • Mengidap penyakit jantung atau diabetes.

  • Efek samping obat-obatan penghambat beta (beta blockers).

Bisa menimbulkan Berbagai Komplikasi

Dalam beberapa kasus, benign prostatic hyperplasia bisa menimbulkan komplikasi karena ketidakmampuan kandung kemih dalam mengosongkan urine. Nah, berikut beberapa komplikasi yang bisa muncul:

  • Penyakit batu kandung kemih.

  • Infeksi saluran kemih.

  • Ketidakmampuan berkemih.

  • Kerusakan pada kandung kemih dan ginjal.

Yang perlu digarisbawahi, komplikasi ini bisa muncul karena pembesaran prostat jinak yang terjadi tak diobati secara efektif.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan