Ini yang Terjadi saat Tubuh Alami Siklus Menstruasi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Agustus 2019
Ini yang Terjadi saat Tubuh Alami Siklus MenstruasiIni yang Terjadi saat Tubuh Alami Siklus Menstruasi

Halodoc, Jakarta – Menstruasi adalah hal wajar yang akan dialami oleh setiap wanita yang sudah memasuki masa pubertas. Meski mengalaminya setiap bulan, tidak semua wanita tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh selama siklus menstruasi. Karena itu, simak penjelasan tentang siklus menstruasi di sini.

Siklus menstruasi adalah perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh akibat tidak adanya pembuahan pada sel telur. Perlu diketahui, siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda-beda, yaitu bisa terjadi antara 23–35 hari. Namun, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.

Pada dasarnya, ada berbagai hormon yang mengatur siklus menstruasi wanita, baik yang dihasilkan oleh organ reproduksi maupun oleh kelenjar lain. Hormon-hormon tersebut, antara lain:

  • Estrogen

Hormon yang dihasilkan pada ovarium ini berperan dalam proses terjadinya ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada perubahan tubuh remaja perempuan pada masa pubertas, serta dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah menstruasi.

  • Progesterone

Hormon ini bekerja sama dengan hormon estrogen untuk menjaga siklus reproduksi dan menjaga kehamilan. Sama seperti estrogen, progesteron juga dihasilkan di ovarium dan berperan dalam penebalan dinding rahim.

  • Hormon Pelepas Gonadotropin (Gonadotropin Releasing Hormone-GnRh)

Hormon yang diproduksi oleh otak ini membantu memberi rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

  • Hormon Perangsang Folikel (Follicle Stimulating Hormone- FSH)

Hormon ini merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur dan proses ovulasi.

  •  Hormon Lutein (Luteinizing Hormone-LH)

Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari yang ada di bagian bawah otak dan memiliki fungsi untuk membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan.

Baca juga: Moody pada Wanita, Kelainan Mental atau Hormon?

Fase-Fase dalam Siklus Menstruasi

Bila dilihat dari perubahan kondisi rahim dan konsentrasi hormon, siklus menstruasi wanita juga bisa dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:

  • Fase Menstruasi. Ini adalah fase pertama di dalam siklus menstruasi yang biasanya terjadi selama 3–7 hari. Fase ini ditandai dengan meluruhnya dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Fase menstruasi terjadi bila sel telur tidak dibuahi, sehingga tidak terjadi kehamilan. Akibatnya, dinding uterus yang mengalami penebalan pada fase-fase sebelumnya untuk mempersiapkan terjadinya kehamilan, akan luruh karena tidak diperlukan lagi oleh tubuh. 

Banyaknya darah yang keluar selama fase ini berkisar antara 30–40 mililiter pada setiap siklus. Darah menstruasi yang keluar biasanya akan lebih banyak pada hari pertama sampai hari ketiga. Pada saat inilah, wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul, kaki, dan punggung.

Baca juga: 6 Trik Atasi Nyeri Haid saat di Kantor

  • Fase Pra ovulasi dan Ovulasi. Pada fase ini, lapisan dinding rahim yang sudah luruh akan mulai menebal kembali. Lapisan dinding rahim ini cukup tipis, sehingga sperma bisa melewati lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3–5 hari. Proses penebalan dinding rahim ini juga dipicu oleh peningkatan hormon. 

Fase ovulasi atau yang dikenal juga sebagai masa subur wanita tidak selalu sama. Masa tersebut tergantung siklus menstruasi masing-masing dan beberapa faktor lainnya, seperti stres, sakit, diet, penurunan berat badan, dan olahraga.

Bagi kamu yang sedang merencanakan kehamilan, maka bisa melakukan hubungan seksual dengan suami pada masa praovulasi dan ovulasi ini. Sebab, ini adalah waktu terbaik yang memungkinkan untuk terjadinya pembuahan. 

  • Fase Pra Menstruasi. Pada fase ini, lapisan dinding rahim akan makin menebal. Hal ini karena folikel yang sudah pecah dan mengeluarkan sel telur berubah menjadi jaringan yang dinamakan korpus luteum. Jaringan ini akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone yang berperan untuk menjaga agar dinding uterus atau rahim tetap tebal, sehingga uterus tetap siap menampung sel telur jika sudah dibuahi.

Nah, itulah hal-hal yang terjadi saat tubuh mengalami siklus menstruasi. Bila kamu mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur selama beberapa lama, menstruasi selama lebih dari satu minggu, atau tidak mengalami menstruasi sama sekali selama 3 bulan berturut-turut, maka ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter. 

Baca juga: Harus Tahu, Masalah Menstruasi yang Enggak Boleh Diabaikan

Kamu juga bisa membicarakan masalah siklus menstruasi yang kamu alami kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Very Well Health (Diakses pada 2019). Body Changes During the Menstrual Cycle
Self (Diakses pada 2019). This Is Exactly What Happens During Your Menstrual Cycle

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan