Inilah 3 Cara Mengobati Rabun Dekat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Desember 2018
Inilah 3 Cara Mengobati Rabun DekatInilah 3 Cara Mengobati Rabun Dekat

Halodoc, Jakarta - Gangguan rabun dekat pada mata dapat menyebabkan pengidap tidak dapat melihat objek dekat dengan jelas atau terlihat buram. Namun biasanya, benda yang jauh justru terlihat lebih jelas.

Rabun dekat, atau dalam istilah medis dinamakan hiperopia, sering dikaitkan dengan masalah pembiasaan. Pada mata yang mengalami hiperopia, cahaya yang seharusnya dipantulkan tepat pada retina (lapisan mata yang sensitif terhadap cahaya) menjadi dipantulkan di belakang retina. Akibatnya, penglihatan jarak dekat akan menjadi kabur dan mata akan menjadi mudah lelah.

Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengobati rabun dekat.

  1. Menggunakan Kacamata

Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan di bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung. Lensa ini dapat membuat fokus akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina.

Tingkat keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan lengkungan lensa yang digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata akan semakin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang makin kuat.

  1. Pemakaian Lensa Kontak

Lensa kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang sama seperti kacamata. Namun, karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata.

Sebelum memilih dan membeli lensa kontak, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada dokter spesialis mata kamu untuk mengetahui lensa kontak yang sesuai. Sebab, lensa kontak tersedia dari berbagai bahan dan desain. Infeksi mata dapat terjadi jika tidak menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik.

  1. Operasi

Operasi yang paling dapat kamu andalkan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser. Prosedur ini dilakukan untuk meningkatkan lengkungan kornea agar cahaya bisa lebih terfokus. Operasi laser memiliki risiko kerusakan dan infeksi yang lebih kecil dibanding dengan operasi tradisional karena dalam operasi laser tidak menggunakan alat yang memasuki mata.

Pengidap yang menjalani operasi laser tidak perlu dirawat inap di rumah sakit. Perawatan ini biasanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Pengidap yang telah menjalani operasi laser harus memeriksakan diri kembali ke klinik atau rumah sakit. Berikut terdapat empat tipe utama operasi laser yang dapat mengatasi rabun dekat:

  1. Laser in situ keratectomy (LASIK). Lasik merupakan operasi yang menggunakan laser untuk mengubat bentuk kornea dan merupakan prosedur yang paling sering digunakan.

  2. Laser epithelial keratomileusis (LASEK) menggunakan laser untuk menyingkirkan sedikit jaringan kornea dan memosisikannya kembali. Prosedur ini dapat mengubah bentuk kornea.

  3. Photorefractive keratectomy (PRK) menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea. Namun, prosedur ini menggunakan alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea sebelum akhirnya diangkat.

  4. Conductive keratoplasty (CK). Tindakan ini menggunakan frekuensi radio untuk memberi sinar panas di beberapa titik sekitar mata. Namun, hasilnya hanya sementara.

Di antara keempat tipe operasi yang disebutkan di atas, LASIK merupakan tipe operasi yang paling banyak dipilih masyarakat. Prosedur ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu proses penyembuhan yang relatif lebih cepat dan pengidap hampir tidak merasakan rasa sakit. Namun, LASIK hanya dapat dilakukan jika kornea mata cukup tebal untuk mengurangi risiko terkena efek samping dan komplikasi, seperti kehilangan penglihatan. Pasalnya, LASIK termasuk prosedur yang lebih rumit dibandingkan yang lainnya.

Apabila kornea mata tidak cukup tebal untuk melakukan operasi LASIK, pengidap dapat melakukan operasi PRK atau LASEK. Namun, kedua operasi ini memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama. Pilihan tindakan CK juga dapat dipilih, tetapi pengidap hanya dapat merasakan manfaatnya dalam waktu singkat.

Tidak semua pengidap rabun dekat dapat melakukan operasi laser. Beberapa kondisi pengidap yang tidak cocok menjalani operasi laser di antaranya adalah memiliki masalah mata lainnya, seperti katarak dan glaukoma, penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis atau HIV, sedang hamil atau menyusui, diabetes, dan presbiopi akibat proses penuaan.

Faktor usia juga dapat memengaruhi jenis perawatan yang sesuai untuk dilakukan. Penglihatan pada orang yang berusia di bawah 21 tahun masih dapat berubah dan tidak boleh dilakukan operasi laser. Untuk kamu yang berusia di atas 21 tahun, pastikan bahwa dalam dua tahun terakhir, lensa mata kamu tidak mengalami perubahan yang banyak sebelum menjalani operasi laser.

Itu lah beberapa hal yang dapat kamu lakukan apabila mengalami rabun jauh. Jika kamu masih ragu untuk memilih pengobatan, mungkin sebaiknya kamu diskusikan terlebih dahulu dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc, supaya mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan