Inilah 3 Dampak Cuaca Panas Terhadap Tubuh

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 November 2020
Inilah 3 Dampak Cuaca Panas Terhadap TubuhInilah 3 Dampak Cuaca Panas Terhadap Tubuh

Halodoc, Jakarta - Apa kamu merasa cuaca sedang tak bersahabat akhir-akhir ini? Kalau iya, kamu tidak sendirian. Sebab, banyak pula orang-orang yang mengeluhkan cuaca panas yang terjadi beberapa hari ke belakang. Cuaca panas yang terjadi tidak hanya terasa di siang hari, tapi juga saat malam hari tiba.

Menurut Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pemantauan BMKG menunjukkan adanya peningkatan suhu tertinggi siang hari pada beberapa hari terakhir. 

Cuaca panas yang terjadi terutama dirasakan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Suhu tertinggi terjadi pada 12 November 2020 di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima, Nusa Tenggara Barat dengan suhu 37,2 derajat celcius.

Nah, hal yang perlu diingat, dampak cuaca panas bagi tubuh tidak hanya tentang gerah atau kucuran keringat saja. Pada beberapa kasus, cuaca panas bisa menimbulkan dampak negatif yang cukup serius bagi tubuh. Lantas, apa saja sih dampak cuaca panas bagi tubuh? 

Baca juga: Penyebab Cuaca Panas Bikin Tubuh Cepat Lelah

1. Heat Cramps

Menurut National Institutes of Health (NIH) heat cramps merupakan fase pertama dari heat illness. Kondisi ini bisa terjadi pada orang yang sedang berolahraga dengan intensitas berat atau mereka yang bekerja di tempat panas. Gejala heat cramps meliputi: 

  • Kelelahan.
  • Kram dan nyeri otot, paling sering terjadi di kaki atau perut.
  • Kehausan.
  • Keluarnya banyak keringat. 

2. Heat Exhaustion

Dampak cuaca panas bagi tubuh juga bisa menyebabkan heat exhaustion. Kondisi ini terjadi bila heat cramps tak ditangani dengan tepat. Dengan kata lain, heat exhaustion merupakan fase kedua dari heat illness. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tak bisa menyeimbangkan suhu tubuh akibat kehilangan air dan garam dalam jumlah besar dalam bentuk keringat. 

Seseorang yang mengalami heat exhaustion mengalami gejala, seperti:

  • Kulit terasa dingin dan lembap.
  • Urine berwarna gelap.
  • Pusing dan kebingungan.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Kelemahan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Berkeringat berlebihan dan kulit berubah menjadi pucat.
  • Kram di bagian lengan, tungkai, dan perut.
  • Napas atau denyut nadi cepat.
  • Suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih.
  • Kehausan.

Baca juga: 5 Tips Tetap Sejuk Ketika Cuaca Panas

3. Heat Stroke

Selain dua hal di atas, dampak cuaca panas bagi tubuh bisa menimbulkan kondisi serius yang disebut dengan heat stroke. Menurut ahli di NIH kondisi ini merupakan fase ketiga atau terakhir dari heat illness. Heat stroke ini terjadi ketika heat exhaustion dibiarkan tanpa penanganan. Nah, gejala heat stroke berupa: 

  • Demam, suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius.
  • Kulit kering, panas, dan merah.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Kelemahan otot dan kram.
  • Kebingungan ekstrem (tingkat kesadaran yang berubah).
  • Perilaku irasional.
  • Pernapasan menjadi cepat dan dangkal.
  • Denyut nadi cepat dan lemah.
  • Kejang.
  • Tidak sadar.

Baca juga: Cuaca Makin Panas, Waspada Heat Stroke

Hati-hati, jangan sekali-kali meremehkan heat stroke. Pasalnya, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan pengidapnya. Komplikasi heat stroke yang parah meliputi:

  • Kerusakan organ vital. Tanpa respons yang cepat untuk menurunkan suhu tubuh, heat stroke dapat menyebabkan pembengkakan pada otak atau organ vital lainnya, yang kemungkinan mengakibatkan kerusakan permanen.
  • Kematian. Tanpa penanganan atau pengobatan yang tepat dan memadai, sengatan panas bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian.

Tuh, tidak main-main bukan dampak cuaca panas bagi tubuh? Hal yang perlu digarisbawahi, kondisi di atas dapat terjadi ketika kita terpapar (berada di luar ruangan) suhu ekstrem atau panas dalam waktu yang lama. Contohnya, bekerja atau berolahraga dalam cuaca panas dengan waktu yang cukup lama. 

Menurut pakar di NIH, para lansia, anak-anak, orang sakit, atau mereka yang kelebihan berat badan, merupakan kelompok yang paling rentan terhadap serangan heat illness. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas, atau cara mengatasi heat illness? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?

Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Heat emergencies
National Health Service - UK. Diakses pada 2020. Heat exhaustion and heatstroke
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Heatstroke.
Kompas.com. Diakses pada 2020.Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Akhir-akhir Ini 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan