Inilah 7 Mitos Seputar Epilepsi yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 Juli 2020
Inilah 7 Mitos Seputar Epilepsi yang Perlu DiketahuiInilah 7 Mitos Seputar Epilepsi yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta - Penyakit epilepsi telah lama dianggap sebagai mitos. Berabad-abad yang lalu pun kondisi kesehatan ini dikaitkan dengan supranatural dan orang yang mengalami kejang dianggap kesurupan atau dirasuki makhluk halus. Hingga kini, mitos tentang epilepsi masih beredar dan menambah stigma yang memengaruhi orang tentang epilepsi. 

Mitos atau kesalahpahaman tentang epilepsi memang umum terjadi, dan akan berbahaya jika mempercayainya. Banyak yang menyangka bahwa kondisi ini langka dan sangat jarang terjadi. Berikut adalah beberapa mitos yang selama ini pernah beredar:

  • Epilepsi Merupakan Penyakit Langka

Nyatanya penyakit epilepsi merupakan penyakit yang banyak dialami orang. Sebanyak 1 dari 100 orang memiliki penyakit ini. Pada sebagian pengidapnya, penyakit epilepsi tidak hanya menjadi gangguan tunggal, tapi juga disertai dengan penyakit lain seperti cerebral palsy, retardasi mental, autisme, alzheimer, dan cedera otak traumatis. 

Baca juga: Jangan Keliru, Inilah Bedanya antara Kejang dan Epilepsi

  • Setiap Orang yang Pernah Kejang Pasti Mengidap Epilepsi

Mitos ini banyak yang mempercayai. Banyak orang yang khawatir dengan potensi epilepsi akibat mitos ini. Meskipun seseorang kemungkinan didiagnosis epilepsi saat mengalami kejang 2 kali atau lebih dalam beberapa hari. Namun, kejang yang terjadi kemungkinan akibat dari minum alkohol yang berlebihan, kurang tidur, atau pengobatan tertentu. Jadi, kejang tidak selalu berkaitan dengan epilepsi. 

  • Hanya Anak-Anak yang Mengalami Epilepsi

Memang usia anak-anak rentan terhadap epilepsi, tetapi banyak juga pengidap epilepsi terjadi pada usia lanjut. Epilepsi yang dialami orang yang lebih tua merupakan efek dari gangguan kesehatan yang dimiliki, seperti stroke dan jantung. Perlu diketahui bahwa epilepsi merupakan penyakit yang dapat dialami oleh semua orang dan bisa muncul kapan saja. 

  • Pengidap Epilepsi Tidak Dapat Bekerja

Ini hanyalah mitos. Perlu diketahui bahwa epilepsi dapat dialami siapa saja. Walaupun ada pengidap dengan kondisi lebih serius yang menyebabkan dia tidak dapat bekerja, bukan berarti semua pengidap epilepsi memiliki kondisi yang sama. Gangguan epilepsi tidak selalu menjadi hambatan dan halangan untuk sukses. Selain itu, kondisi ini tidak berpengaruh pada kecerdasan dan inteligensi seseorang. 

Baca juga: Stres Bisa Memicu Kejang Epilepsi

  • Epilepsi Adalah Penyakit Menular

Ini adalah mitos yang sangat salah. Kamu tidak akan tertular atau menularkan epilepsi. Penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem saraf pusat, bukan karena penyebaran virus atau bakteri. 

  • Pengidap Epilepsi Tidak Dapat Hamil

Ini juga mitos yang keliru. Epilepsi tidak berpengaruh pada kemampuan perempuan untuk memiliki anak dan hamil. Hanya saja perlu diketahui bahwa ketika ibu hamil mengonsumsi obat antiepilepsi, maka risiko cacat lahir pada bayi meningkat sebesar 2-10 persen. Jika kamu mengalami epilepsi dan berencana hamil, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu pada dokter mengenai penggunaan obat-obatan. 

  • Saat Epilepsi Terjadi, Masukan Benda Keras ke Dalam Mulut Pengidap

Kamu mungkin pernah mendengar, jika seseorang mengalami epilepsi segera masukkan benda seperti sendok ke dalam mulut untuk mengatasi kejang. Mitos ini sangat keliru. Dengan memasukkan benda ke dalam mulut pengidap epilepsi saat itu terjadi, justru akan menyebabkan masalah lain seperti kesulitan bernapas, gigi patah, gusi tertusuk gigi, tergigit, atau bahkan menyakiti rahang. 

Baca juga: Epilepsi Bisa Sembuh atau Selalu Kambuh?

Tindakan untuk membantu orang yang tiba-tiba kejang akibat epilepsi yaitu dengan menggulingkan tubuhnya ke satu sisi. Amankan ia pada tempat yang jauh dari benda tajam dan berbahaya. Kamu juga perlu meletakkan bantalan pada kepala dan biarkan hingga kejang berhenti sendirinya. Apabila tegang masih berlanjut selama 5 menit atau lebih, segera cari pertolongan medis dengan menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc

Itulah pentingnya kesadaran mengenai sebuah penyakit, termasuk epilepsi. Jangan menyerap informasi kesehatan yang bersifat mitos. Lebih baik cari tahu kebenarannya pada sumber ahli yang tepat. 

Referensi:
The Children. Diakses pada 2020. 12 common myths and misconceptions about epilepsy.
Health Central. Diakses pada 2020. 9 Stubborn Myths About Epilepsy to Stop Believing.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. 13 Common Epilepsy Myths, Debunked.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan