Inilah Bahaya di Balik Jajan Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Maret 2018
Inilah Bahaya di Balik Jajan AnakInilah Bahaya di Balik Jajan Anak

Halodoc, Jakarta – Selain harus higienis, jajanan anak haruslah menyehatkan. Namun, namanya juga anak-anak, mereka suka sekali jajan makanan terutama di sekolah yang belum tentu bersih dan menyehatkan. Padahal, anak-anak masih rentan terhadap kuman atau zat berbahaya yang terkandung di dalamnya. Singkatnya, bahaya jajanan anak bisa saja menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuhnya.

Sebut saja gorengan, permen, es sirup, atau aneka snack, yang bisa menjadi biang masalah kesehatannya. Sebab, di dalamnya biasanya terkandung zat pengawet, pemanis butan, pewarna, atau bahan tambahan lain yang mungkin enggak aman. Enggak sedikit lho, kasus keracunan makanan dari bahaya jajajan anak di sekitar sekolah maupun rumah yang bisa dilihat di media massa. Nah, itulah bukti kalau bahaya jajanan anak kini mengintai dirinya.

Makanya, sebaiknya orangtua jangan berpikir pintas untuk memberikan uang saku padanya, dan menyuruh mereka untuk memilih menu makanan dari jajanan di sekolah. Nah, agar orangtua lebih waspada, berikut zat berbahaya yang biasanya terkandung di dalam jajanan anak.

  1. Pengawet Formalin

Inilah yang paling berbahaya. Formalin biasanya banyak ditemukan pada ikan, ayam, tahu, dan mi. Bahan pengawet mayat ini sering digunakan untuk membuat makanan jadi segar, awet, dan tidak mudah busuk. Padahal, menurut ahli formalin sangat berbahaya bagi kesehatan.

Jika terpapar secara kronik dan berulang-ulang bisa mebuat sakit kepala, mual-mual, gangguan pernapasan, radang hidung kronis, hingga gangguan saraf berupa susah tidur. Bahkan, formalin juga termasuk zat beracun dan karsinogen yang bisa menyebabkan kanker.

  1. Zat Pewarna

Bahan pewarna makanan terbagi menjadi dua, yakni pewarna alami dan buatan. Nah, pewarna yang harus diwaspadai adalah Rhodamin B. Zat ini biasa digunakan untuk inustri tekstil, tapi sering disalahgunakan untuk pewarna makanan dan kosmetik.

Biasanya zat ini sering ditemukan pada kerupuk, terasi dan makanan ringan. Selain itu,  Rhodamin B juga bisa ditemukan pada sirup, manisa, kembang gula, bubur, cendol, dan ikan asap.

  1. Pemanis Buatan

Yang satu ini sering digunakan pada minuman berwarna. Sebenarnya, terdapat peraturan yang mewajibkan produsen mencantumkan pemanis buatan di dalamnya. Namun, di pasaran masih banyak produsen yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkannya di kemasan. Mau tahu bahayanya bagi tubuh?

Penelitian dari Eropa mengatakan, risiko diabetes tipe 2 dapat meningkat dua kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan. Bahkan, minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan risiko tersebut. Selain itu, pemanis buatan juga bisa meningkatkan berat badan, dan sindrom metabolisme gejalanya yaitu hipertensi, kadar gula tinggi, lemak di pinggang.

Kenali Tanda-tandanya

Agar terhindar dari bahaya jajajan anak, orangtua bisa memberitahu Si Kecil mengenai tanda-tanda jajanan yang tidak sehat. Nah, berikut tanda-tandanya menurut para ahli.

  1. Warna mencolok

Warna mencolok sangat menarik bagi anak-anak. Namun, jajanan itu bisa mengandung zat pewarna yang sangat banyak. Biasanya, warna makanan tak juga hilang dari jari tangan meski sudah mencuci tangan.

  1. Bau Tak Sedap

Jajajan yang enggak sehat bisa dikenali dari aromanya. Jadi, hindarilah jajajan yang sudah berbau busuk, tengik, atau asam. Bisa jadi jajanan itu sudah kadaluarsa.

  1. Dibungkus Koran

Jajanan yang sehat sudah seharusnya tidak terpapar benda asing, misalnya, dibungkus dengan koran. Selain itu, hindari juga makanan yang terpapar debu dan banyak lalat.

Nah, masih mau membiarkan Si Kecil jajan sembarangan? Padahal, dengan bekal yang dibuat di rumah, anak bisa makan makanan yang lebih sehat dan bergizi.

Kalau mau tahu lebih jauh mengenai bahaya jajanan anak dan masalah medis lainnya,  ibu bisa lho menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah ini. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan