Inilah Cara Diagnosis Sindrom Antifosfolipid

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Maret 2019
Inilah Cara Diagnosis Sindrom AntifosfolipidInilah Cara Diagnosis Sindrom Antifosfolipid

Halodoc, Jakarta – Gangguan autoimun adalah tanda dari sindrom antifosfolipid (APS). Tapi, sebagian besar pengidap APS tidak pernah memiliki gejala dan ada perawatan yang sangat baik bagi mereka yang mengalaminya.

Sindrom antifosfolipid adalah kelainan yang memengaruhi cara bekuan darah yang dapat menyebabkan banyak masalah di tubuh. Sebagian besar memengaruhi perempuan muda, dan kadang-kadang menjadi penjelasan mengapa perkembangan seseorang mengalami keterlambatan.

Sekitar 1 hingga 5 persen orang di Amerika Serikat memiliki antibodi (protein) yang berperilaku tidak benar dalam darah mereka yang dapat menyebabkan sindrom antifosfolipid. Antibodi normal melawan infeksi, namun dengan kondisi ini, hal-hal yang disebut "autoantibodi" menyerang lemak tertentu yang membantu pembekuan darah. Dan darah mulai menggumpal tidak normal.

Baca juga: 3 Pertanyaan Umum Seputar Cuci Darah

Antibodi antifosfolipid terkadang dapat menyebabkan:

  1. Gumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau emboli paru

  2. Keguguran dan komplikasi kehamilan lainnya

  3. Kadar trombosit rendah dalam darah

  4. Ruam dan bisul kulit

Tapi, banyak orang dengan antifosfolipid tidak pernah memiliki gejala. Agar dokter dapat mendiagnosis, kamu harus memiliki antibodi dan gejalanya. Tidak ada yang yakin mengapa beberapa orang mengembangkan sindrom ini, namun dokter tahu bahwa peluangmu lebih tinggi jika kamu:

  • Memiliki infeksi seperti HIV, sifilis, hepatitis C, atau penyakit Lyme

  • Sedang mengonsumsi amoksisilin atau obat tekanan darah, irama jantung, dan kejang tertentu

  • Memiliki lupus (sekitar setengah dari penderita lupus juga memiliki antifosfolipid)

  • Memiliki kerabat dengan antifosfolipid. Memiliki antibodi ini tidak berarti kamu akan menunjukkan tanda-tanda sindrom antifosfolipid.

Baca juga: 4 Penyebab dan Cara Mengobati Leukimia

Tapi, kamu lebih cenderung memiliki gejala pembekuan darah jika:

  • Hamil

  • Menjalani operasi

  • Obesitas

  • Duduk untuk waktu yang lama (seperti di tempat tidur atau penerbangan panjang)

  • Merokok

  • Minum pil KB

  • Memiliki kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi

Mendiagnosis APS

Hanya memiliki antibodi bukan berarti kamu memiliki antifosfolipid. Kamu juga harus memiliki beberapa masalah kesehatan yang terkait dengannya. Sebagian besar kasus antifosfolipid didiagnosis setelah insiden pembekuan atau serangkaian keguguran.

Jika dokter mencurigai antifosfolipid, kamu harus melakukan dua tes darah. Satu atau keduanya harus positif. Dan kamu harus diuji dua kali setidaknya 12 minggu untuk memastikan diagnosis ini.

Pengencer darah, yang juga disebut antikoagulan merupakan salah satu pilihan melawan gumpalan. Dokter pertama-tama akan mengobati gumpalan dengan obat yang disuntikkan dan kemudian oral. Untuk mencegah gumpalan lain terjadi lagi, beberapa orang harus mengambil pengencer darah oral untuk jangka waktu yang lebih lama.

Baca juga: Tubuh Mudah Lelah, Bisa Jadi Leukosit Rendah

Perempuan hamil dengan antifosfolipid mendapatkan suntikan pengencer darah dan aspirin dosis rendah untuk seluruh kehamilan, sampai sebelum melahirkan. Kemudian, mereka melanjutkan perawatan setelah bayi lahir.

Penting juga untuk merawat kondisi lain yang membuat kamu berisiko mengalami pembekuan darah, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, dan gangguan autoimun lainnya. Kamu juga perlu berhenti merokok dan menghentikan terapi estrogen (baik untuk menopause atau KB) jika mengidap antifosfolipid.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak cara diagnosis sindrom antifosfolipid, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan