Halodoc, Jakarta – Pedofilia sudah dikenal banyak orang sebagai kelainan seksual yang membuat pengidapnya memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Sayangnya, orang yang mengidap kelainan tersebut atau pedofil terkadang sulit dikenali, sehingga pelecehan seksual terhadap anak kerap terjadi. Lantas, seperti apakah gejala utama pedofilia?

Dilansir dari Psychology Today, pedofilia didefinisikan sebagai fantasi seksual yang berulang dan intens, dorongan seksual atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak praremaja yang umumnya berusia 13 tahun atau lebih muda, selama setidaknya enam bulan. Orang yang mengidap pedofilia atau pedofil biasanya adalah pria dan dapat tertarik pada salah satu atau kedua jenis kelamin.

Baca juga: Bisakah Wanita Menjadi Pedofilia?

Gejala Utama Pedofilia

Pedofilia dianggap sebagai paraphilia, yaitu suatu kondisi ketika gairah dan kepuasan seksual seseorang bergantung pada fantasi atau terlibat dalam perilaku seksual yang ekstrem. Gangguan seksual tersebut dapat didiagnosis pada orang yang bersedia mengungkapkan paraphilia tersebut, maupun orang yang menyangkal ketertarikan seksual mereka pada anak-anak namun menunjukkan bukti obyektif pedofilia. 

Seseorang dikatakan pedofil ketika ia terlibat dalam perilaku seksual atau mengalami tekanan yang signifikan atau kesulitan interpersonal sebagai akibat dorongan seksual atau fantasi yang ia miliki terhadap anak-anak. Tanpa kedua kriteria tersebut, seseorang mungkin hanya memiliki orientasi seksual terhadap anak-anak, tapi bukan kelainan pedofilia.

Baca juga: Pedofilia Termasuk Penyakit Kelainan Mental, Benarkah?

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi Kelima (DSM-5), ada 3 gejala utama pedofilia:

1.Memiliki Hasrat Seksual yang Berulang dan Intens Terhadap Anak-anak

Orang dengan pedofilia atau pedofil biasanya memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang berulang dan intens, yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak pra-remaja (biasanya berusia 13 tahun atau lebih muda) selama minimal 6 bulan.

2.Melakukan Tindakan Berdasarkan Dorongan Seksual Tersebut

Pengidap pedofilia juga cenderung bertindak atas dasar dorongan seksual mereka. Jenis tindakan yang dilakukan pedofil bisa bervariasi, mulai dari hanya melihat seorang anak atau membuka pakaian dan menyentuhnya, hingga melakukan seks oral atau menyentuh alat kelamin anak atau pelaku.

Dorongan seksual yang intens terhadap anak-anak ini bisa menyebabkan pengidap merasa tertekan atau menjadi kurang mampu untuk berfungsi dengan baik, di tempat kerja, di keluarga atau dalam interaksi sosial dengan teman-teman. 

3.Berusia Lebih Tua Dari Anak

Untuk dapat dikatakan mengidap pedofilia, seseorang setidaknya harus berusia 16 tahun atau 5 tahun lebih tua dari anak yang menjadi objek fantasi atau perilaku.

Biasanya, pengidap pedofilia akan memilih anak yang dekat dengannya sebagai objek fantasi dan perilaku seksualnya. Itulah mengapa pelaku pedofil sering kali adalah orang terdekat dari anak itu sendiri. Misalnya, anggota keluarga, orangtua tiri, bahkan guru atau pelatih.

Perlu diketahui, tidak semua pedofil adalah penganiaya anak. Beberapa di antara mereka mencoba memperbaiki orientasi seksual mereka dan menahan diri untuk melakukan pendekatan seksual terhadap anak manapun sepanjang hidup mereka. Meski begitu, menahan hasrat atau dorongan seksual yang diketahui adalah salah, dapat membuat pengidap menjadi frustasi, terisolasi, kesepian, depresi, dan cemas. 

Seksolog Ray Blanchard, PhD, asisten profesor psikiatri di Universitas Toronto, menganjurkan orang yang memiliki ketertarikan seksual pada anak-anak untuk mencari bantuan profesional daripada mencoba menangani masalah tersebut sendirian.

Baca juga: Trauma Bisa Buat Orang Jadi Pedofilia?

Jadi, bila kamu memiliki gejala utama pedofilia, carilah terapis seks untuk membantu kamu mengatasinya. Atau kamu juga bisa berdiskusi dengan psikolog lewat aplikasi Halodoc yang dapat membantu memberi saran kesehatan terbaik. 

Referensi:

Psychology Today. Diakses pada 2020. Pedophilia.

WebMD. Diakses pada 2020. Pedophilia.