Inilah Mitos Seputar Bipolar yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Oktober 2020
 Inilah Mitos Seputar Bipolar yang Perlu Diketahui   Inilah Mitos Seputar Bipolar yang Perlu Diketahui

 Halodoc, Jakarta - Apakah kamu mengenal seseorang yang mengidap gangguan bipolar? Pengidap gangguan bipolar bisa siapa saja, mulai dari teman atau keluarga. Namun, apakah kamu pernah berpikir untuk meminimalisir kontak dengan mereka karena merasa takut dengan mereka? 

Tak dimungkiri lagi, banyak sekali stigma negatif tentang gangguan mental yang beredar di masyarakat. Padahal, dengan mengetahui informasi yang benar mengenai gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, bisa membantu mereka dalam banyak hal. Karena kenyataannya mereka membutuhkan dukungan yang besar untuk bisa melawan kondisi yang mereka alami. Karena mengetahui fakta mengenai gangguan bipolar adalah hal yang penting, berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar gangguan bipolar yang perlu kamu ketahui!

Baca juga: Kenali Fase Gejala Gangguan Bipolar

Mitos 1: Gangguan Bipolar Hanyalah Episode Mania

Gangguan bipolar mencakup berbagai macam gangguan suasana hati, dari mania dan hipomania hingga depresi. Mania sendiri merupakan kondisi saat keadaan suasana hati yang meningkat secara signifikan yang mengakibatkan gangguan parah pada kehidupan sehari-hari, terkadang melibatkan gejala psikotik. Hipomania juga serupa, tetapi tidak sekuat atau mengganggu seperti mania. Sementara depresi adalah keadaan suasana hati yang sangat rendah yang terus-menerus serta penurunan energi dan aktivitas.

Jika salah satu dari gejala ini muncul untuk jangka waktu tertentu, ini disebut dengan episode. Seseorang dengan gangguan bipolar dapat mengalaminya, atau kombinasi dari gejala suasana hati ini selama suatu episode.

Mitos 2: Hanya Ada Satu Jenis Gangguan Bipolar

Menurut manual yang banyak digunakan untuk gangguan kesehatan mental, Manual Diagnostik dan Statistik (DSM-5), ada empat jenis gangguan bipolar, semuanya dibedakan oleh pengalaman dan intensitas gangguan mood yang berbeda, antara lain:

  • Bipolar I - Episode manik.
  • Bipolar II - Episode hipomanik dan depresi.
  • Cyclothymic Disorder - Gejala hipomanik dan depresi.
  • Gangguan Bipolar Tidak Dinyatakan Lain - Gangguan suasana hati seperti bipolar yang tidak sesuai dengan pola diagnosis lain..

Mitos 3: Gangguan Bipolar Jarang Terjadi

Tahukah kamu bahwa setiap tahun lebih banyak orang mengalami gangguan bipolar daripada kanker? Diperkirakan Bipolar memengaruhi sekitar 360.000 orang. Sementara kanker memengaruhi sekitar 98.000 orang Australia, dan gangguan depresi memengaruhi sekitar 1.000.000 orang Australia. 

Baca juga: Apa yang Membedakan Gangguan Bipolar dengan Depresi?

Mitos 4: Orang yang Mengidap Gangguan Bipolar hanya Moody

Orang dengan gangguan bipolar memang mengalami pasang surut (mania/hipomania) dan terendah (depresi). Namun, suasana hati ini berbeda dari fluktuasi sehari-hari yang dialami oleh orang-orang pada umumnya. Naik turunnya gangguan bipolar sangat ekstrem, sering terjadi di luar konteks, dapat berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bulan. Pengalaman itu bisa sangat melemahkan, terkadang bahkan membutuhkan rawat inap singkat di rumah sakit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan gangguan bipolar menjadi salah satu penyebab utama kecacatan di dunia, dan risiko bunuh diri pada gangguan bipolar cukup tinggi, yakni sekitar 15 persen.

Mitos 5: Orang dengan Gangguan Bipolar Selalu Mengalami Epsiode Mania

Sering kali seseorang dengan gangguan bipolar lebih sering mengalami gejala depresi, atau sedikit gejala sama sekali. Keadaan mania dan hipomania relatif jarang. Faktanya, karena episode depresi lebih sering terjadi, gangguan bipolar juga sering salah didiagnosis hanya sebagai depresi.

Mitos 6: Mania itu Menyenangkan, Produktif, atau Menyenangkan

Ketika orang mengalami mania, mereka sering merasa sangat baik, memiliki banyak energi, dan tidak bisa tidur dalam waktu yang lama. Meskipun kedengarannya bagus, mania juga bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak nyaman dan tidak menyenangkan yang ditandai dengan mudah tersinggung, gelisah, dan merasa tidak terkendali.

Selama episode mania, orang terkadang dapat mengambil risiko besar atau melakukan hal-hal yang tidak biasa mereka lakukan yang dapat berdampak buruk pada karier, keuangan, reputasi, atau hubungan mereka. Terkadang mania bisa juga disertai gejala psikotik, yang bisa sangat menakutkan dan membuat stres.

Mitos 7: Obat adalah Satu-Satunya Pengobatan untuk Gangguan Bipolar

Pengobatan sering kali merupakan pengobatan lini pertama untuk gangguan bipolar. Namun, terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif (CBT), terapi yang berfokus pada keluarga, dan terapi ritme interpersonal dan sosial telah terbukti membantu meminimalkan gejala dan mengurangi risiko episode di masa depan.

Kombinasi perawatan psikologis dan pengobatan memiliki hasil yang paling efektif dan bertahan lama. Beberapa ahli merekomendasikan strategi swadaya seperti pendidikan, kebiasaan yang baik menjelang tidur, tanda peringatan dini, pemantauan gejala, praktik meditasi dan reflektif, dan mempertahankan dukungan sosial yang baik.

Baca juga: 6 Fakta Menarik Seputar Gangguan Bipolar

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala gangguan bipolar, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental di Halodoc. Dokter ahli akan menjelaskan semua hal yang perlu kamu pahami mengenai gangguan bipolar, sehingga kamu bisa membantu meringankan gejala yang terjadi. 

Referensi:
Aruma. Diakses pada 2020. Myths about Bipolar Disorder.
Healthline. Diakses pada 2020. Please Stop Believing These 8 Harmful Bipolar Disorder Myth.
SANE Australia. Diakses pada 2020. Busting the Myths about Bipolar Disorder.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan