Inilah Pemeriksaan yang Bisa Mendeteksi Anemia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   04 Agustus 2023
Inilah Pemeriksaan yang Bisa Mendeteksi AnemiaInilah Pemeriksaan yang Bisa Mendeteksi Anemia

"Anemia dapat menyebabkan pengidapnya merasa pusing serta lemas. Pastikan kondisi kesehatan dengan melakukan beberapa tes kesehatan, seperti tes hitung darah."

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasa pusing, lemas, dan sering mengantuk? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami anemia. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. 

Namun, sebagian besar anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat tertentu yang mendukung pembentukan sel darah merah. Selain itu, anemia juga bisa bersifat sementara atau jangka panjang, dan bisa berkisar dari ringan hingga parah. Maka dari itu, walaupun anemia mudah diobati, kamu tetap tidak boleh mengabaikan kondisi ini karena tetap berpotensi serius. 

Terkadang gejala anemia sangat mirip dengan kondisi medis lainnya. Untuk memastikannya, dokter perlu melakukan sejumlah tes untuk mendiagnosis anemia. 

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Anemia

Untuk mendiagnosis anemia, dokter biasanya akan bertanya seputar riwayat kesehatan kamu dan riwayat kesehatan keluarga kamu. Setelah itu, dokter akan melanjutkannya dengan melakukan pemeriksaan fisik dan menjalankan tes hitung darah lengkap atau tes untuk menentukan ukuran dan bentuk sel darah merah. 

Tes hitung darah lengkap digunakan untuk menghitung jumlah sel darah melalui sampel darah kamu. Khusus untuk mendiagnoisis anemia, dokter biasanya akan lebih memperhatikan kadar sel darah merah yang terkandung dalam darah (hematokrit) dan hemoglobin dalam darah. Pada orang dewasa, nilai hematokrit bisa bervariasi, tetapi umumnya antara 40-52 persen untuk pria dan 35-47 persen untuk wanita. 

Sementara itu, nilai hemoglobin dewasa normal umumnya 14-18 gram per desiliter untuk pria dan 12-16 gram per desiliter untuk wanita. Dokter mungkin juga akan memeriksa ukuran, bentuk dan warna sel darah merah. Pasalnya, anemia juga bisa ditandai dengan banyaknya ukuran, bentuk dan warna sel darah yang tidak normal.

Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan pada klinik atau rumah sakit guna memastikan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Pastikan kamu juga mengetahui penyebab anemia pada wanita, cari tahu melalui artikel "Menstruasi Bisa Sebabkan Anemia pada Anak Perempuan"

Pilihan Pengobatan Anemia

Apabila dokter telah mendiagnosis anemia, perawatannya akan disesuaikan berdasarkan penyebabnya. Berikut beberapa pilihan pengobatan anemia sesuai penyebabnya:

  • Apabila dokter mandiagnosis kamu mengalami anemia aplastik, perawatannya bisa berupa obat-obatan, transfusi darah atau transplantasi sumsum tulang pada kasus yang cukup serius. 
  • Anemia hemolitik dapat ditangani dengan obat-obatan untuk menahan sistem kekebalan tubuh. 
  • Jika anemia disebabkan oleh kehilangan darah, pengidapnya mungkin harus menjalani operasi untuk menemukan dan memperbaiki pendarahan. 
  • Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum. Jenis ini mudah diobati dengan konsumsi makanan kaya zat besi atau suplemen zat besi.
  • Perawatan anemia sel sabit termasuk obat penghilang rasa sakit, suplemen asam folat, antibiotik intermiten, atau terapi oksigen. 
  • Apabila anemia disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau folat, dokter biasanya akan meresepkan suplemen.
  • Thalasemia biasanya tidak memerlukan pengobatan, tetapi bila kondisinya parah, pengidap harus menjalani transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, atau operasi.

Selain melakukan pengobatan tersebut, kamu juga bisa mengonsumsi berbagai buah yang bisa menambah asupan darah. Cari tahu melalui artikel "Buah-buahan Penambah Darah untuk Mencegah Anemia".

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Anemia.
WebMD. Diakses pada 2020. Anemia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan