Inilah Penyebab Peyronie dan Solusinya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 November 2018
Inilah Penyebab Peyronie dan SolusinyaInilah Penyebab Peyronie dan Solusinya

Halodoc, Jakarta – Penyakit peyronie adalah masalah Mr P yang disebabkan oleh jaringan parut yang disebut plak dan terbentuk di dalam Mr P. Penyakit ini dapat menghasilkan Mr P yang bengkok, bukan tegak ketika ereksi. Kebanyakan pria dengan penyakit peyronie masih bisa berhubungan intim. Namun bagi sebagian orang, bisa sangat menyakitkan dan menyebabkan disfungsi ereksi.

Dokter tidak tahu persis mengapa penyakit peyronie terjadi. Banyak peneliti percaya plak dapat disebabkan karena trauma (pukulan atau benturan) yang menyebabkan pendarahan di dalam Mr P. Kemungkinan ketika benturan terjadi, kamu tidak menyadari kalau hal tersebut mengakibatkan cedera ataupun trauma.

Penyebab lainnya diperkirakan peyronie dikarenakan pengulangan cedera, seperti saat berhubungan intim, aktivitas atletik, ataupun kecelakaan. Selama proses penyembuhan, jaringan parut terbentuk dengan cara yang tidak terorganisir yang kemudian dapat mengembangan kelengkungan.

Setiap sisi Mr P mengandung corpus cavernosum yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Setiap corpus cavernosum terbungkus dalam selubung jaringan elastis yang disebut tunika albuginea yang membentang selama ereksi.

Ketika kamu terangsang secara seksual, aliran darah ke corpus cavernosum ini meningkat yang membuat Mr P mengembang, melurus, dan menegang baru kemudian menjadi ereksi.

Pada penyakit peyronie, ketika Mr P mengalami ereksi maka daerah dengan jaringan parut tidak meregang, serta melengkung atau menjadi rusak dan mungkin menyakitkan.

Pada sebagian pria, kombinasi cedera dan gen bisa menjadi penyebab peyronie. Beberapa obat daftar penyakit peyronie sebagai kemungkinan efek samping. Namun, tidak ada bukti bahwa obat-obatan ini menyebabkan kondisi tersebut.

Meskipun sebagian besar terjadi pada pria paruh baya, tetapi pria yang lebih muda bahkan berumur bisa mendapatkannya. Gejala dapat berkembang perlahan atau muncul dalam semalam. Ketika Mr P dalam keadaan tidak ereksi, kemungkinan besar kamu tidak akan menemukan masalah. Namun dalam kasus yang parah, plak yang mengeras menghambat fleksibilitas, menyebabkan rasa sakit, dan memaksa Mr P untuk melengkung, bahkan ketika ereksi.

Dalam beberapa situasi, rasa sakit berkurang seiring waktu, tetapi lengkungan di Mr P bisa memburuk. Bahkan, beberapa pria bisa mengembangkan jaringan parut di tempat lain di tubuh, seperti di tangan atau kaki.

Bagaimana Solusinya?

Dokter mungkin melakukan biopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk membuang sedikit jaringan dari area yang terkena untuk tes laboratorium. Ada kemungkinan juga kamu membutuhkan X-ray atau ultrasound di Mr P untuk memeriksa kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Pada beberapa pria, kondisi membaik tanpa perawatan sehingga dokter kerap menyarankan untuk menunggu 1-2 tahun atau lebih lama untuk melakukan tindakan perbaikan. Biasanya ini terjadi ketika rasa sakit hanya saat ereksi dengan sensasi yang ringan. Jika tidak menyebabkan masalah dengan kehidupan seks, perawatan mungkin tidak diperlukan.

Namun jika kamu membutuhkan perawatan, dokter akan mempertimbangkan operasi atau obat-obatan. Bentuk operasi yang dilakukan adalah dengan mengubah jaringan plak pada Mr P yang menahan efek lentur dan menyebabkannya mengeras. Sayangnya prosedur operasi ini bisa memberikan efek samping, seperti masalah ereksi dan memperpendek Mr P ketika mengalami ereksi.

Beberapa bentuk pengobatan yang bisa dilakukan selain operasi adalah mengonsumsi obat jenis pentoxifylline atau potassium para-aminobenzoate (potaba). Selain itu, bisa juga dengan mendapatkan suntikan verapamil atau collagenase (xiaflex) ke jaringan parut pada Mr P. Jika tidak ada yang berhasil, dokter mungkin mempertimbangkan operasi, tetapi biasanya hanya untuk pria yang tidak dapat berhubungan seks karena penyakit peyronie mereka.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan