Interaksi Gawai Picu Keinginan Bunuh Diri pada Remaja

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Februari 2021
Interaksi Gawai Picu Keinginan Bunuh Diri pada RemajaInteraksi Gawai Picu Keinginan Bunuh Diri pada Remaja

Halodoc, Jakarta - Remaja dan gawai seperti tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Benda yang dibuat dengan teknologi canggih ini berisikan banyak hal yang bisa menjadi positif atau negatif. Tentunya, penggunaannya pun harus bijak, terlebih pada anak dan remaja.

Banyak informasi yang menyampaikan dampak negatif interaksi gawai berlebihan pada anak maupun remaja. Misalnya, anak ditakutkan akan menjadi pribadi yang bersifat antisosial. Pun, dalam konteks medis, dampak interaksi ini bisa merusak kesehatan mata.

Dampak Interaksi Gawai dan Bunuh Diri

Ternyata, sebuah studi menunjukkan bahwa interaksi gawai berlebihan ternyata memicu keinginan untuk bunuh diri pada remaja. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Youth and Adolescence ini mengungkapkan bahwa dari beberapa remaja perempuan, sebagian besar waktu interaksi digunakan untuk menonton TV, bermain video gim atau mengakses dan aktif di media sosial. Ternyata, secara bertahap kondisi ini meningkatkan pikiran remaja untuk melakukan bunuh diri pada tahun-tahun mendatang.

Baca juga: Tips Bijak Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak

Sementara itu, interaksi dengan permainan video pada remaja laki-laki pun dikaitkan dengan kondisi dan keinginan yang sama dengan remaja perempuan. Terlebih jika mereka mengalami cyberbullying.

Sarah Coyne, penulis studi sekaligus Direktur Asosiasi School of Family Life at Brigham Young University, mengambil data dengan mempelajari kelompok remaja yang sama selama 10 tahun yang dimulai pada usia 13 tahun. Meski begitu, ia menekankan bahwa waktu interaksi dengan layar bukan menjadi penyebab dari pikiran untuk bunuh diri, melainkan hanya berkorelasi.

Menonton televisi yang berlebihan, misalnya dapat menjadi penghalang atau penghambat terbentuknya pengalaman sosial formatif lainnya pada remaja. Pasalnya, gawai akan membuat seseorang memiliki lebih sedikit waktu untuk bertatap muka dengan orang lain.

Baca juga: Si Kecil Kecanduan Gadget, Ini Dampaknya pada Kesehatan

Sementara itu, pengguna aplikasi Instagram dan TikTok, dua aplikasi yang sedang sangat digandrungi cenderung rentan terhadap perasaan cemburu, kecemasan berlebihan, dan ketakutan akibat ditinggalkan.

Menurut Coyne, para remaja tersebut belum siap untuk semua dampak yang mungkin akan mereka temui di sosial media. Lalu, bagaimana seharusnya? 

PJ Wenger, seorang spesialis sekaligus terapis keluarga di Rutgers University School of Mental Health mengungkapkan bahwa orangtua tidak perlu merasa panik dan langsung menyita gawai anak-anak, karena hal tersebut justru akan memberikan masalah baru.

Wenger berpendapat bahwa tidak ada hubungan yang pasti yang mengatakan bahwa meningkatnya interaksi dengan layar sama saja dengan bunuh diri. Meski begitu, mereka yang berinteraksi dengan gawai berlebihan cenderung akan menarik diri dan tidak banyak waktu yang dihabiskan dengan keluarga dan teman. Ini menjadi salah satu tanda bahwa seseorang bisa melakukan bunuh diri. 

Tetapkan Batasan

Wenger mengatakan bahwa sangat masuk akal bagi orangtua untuk membuat batasan, seperti membatasi waktu interaksi anak remaja mereka dengan gawai guna menghindari terjadinya kecanduan.

Orangtua bisa mengganti aktivitas virtual tersebut dengan aktivitas fisik. Ini juga menjadi cara yang tepat untuk membiasakan anak bersosialisasi. Mengakses media sosial memang bisa menjadi hiburan, tetapi dalam jangka panjang hal ini justru akan membahayakan. 

Baca juga: Perlu Tahu, Inilah Pengaruh Gadget pada Perkembangan Anak

Jika ibu merasa membutuhkan bantuan ahli bagaimana mengatasi dampak negatif gawai pada remaja, jangan ragu untuk mengakses aplikasi Halodoc dan menanyakan langsung solusi terbaik pada psikolog. Penanganan dari ahlinya akan memberikan hasil yang lebih optimal. 



Referensi: 
CNN Indonesia. Diakses pada 2021. Studi: Habiskan Waktu di Layar Picu Pikiran Bunuh Diri Remaja.
Sarah M. Coyne, et al. 2021. Diakses pada 2021. Suicide Risk in Emerging Adulthood: Associations with Screen Time over 10 years. Journal of Youth and Adolescents.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan