Jaga Kesehatan Saraf, Ini Bedanya Paraplegia dengan Paraparesis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Februari 2019
Jaga Kesehatan Saraf, Ini Bedanya Paraplegia dengan ParaparesisJaga Kesehatan Saraf, Ini Bedanya Paraplegia dengan Paraparesis

Halodoc, Jakarta - Kesehatan saraf dapat memengaruhi otot-otot yang berada di tubuh, sehingga melemah. Dalam istilah kedokteran, kondisi ini dikenal sebagai paraplegia dan paraparesis. Pada paraplegia, seseorang akan mengalami hilangnya kemampuan untuk menggerakkan salah satu anggota tubuh yang meliputi anggota tubuh bagian bawah dan panggul. Selain itu, paraplegia mempunyai kemungkinan terjadi untuk sementara atau permanen tergantung dari hal yang menyebabkannya.

Kedua penyakit pada otot tersebut sering dianggap sama, karena keduanya menyebabkan gangguan otot pada sendi bagian bawah di tubuh. Tubuh bagian bawah tersebut sulit untuk digerakkan, karena tubuh sulit mengontrol otot-otot pada bagian tersebut. Selain itu, paraplegia dan paraparesis mempunyai perbedaan yang sangat terlihat pada seseorang yang mengidapnya.

Seseorang yang mengidap paraplegia masih dapat menggerakkan bagian tubuh bawah, tetapi kekuatannya berkurang. Apabila orang tersebut mengidap paraparesis, tubuh bagian bawahnya mungkin tidak dapat digerakkan sementara hingga permanen. Paraplegia dapat disebabkan oleh cedera sumsum tulang belakang yang memengaruhi saraf tulang belakang.

Baca Juga : Cedera Saraf Tulang Belakang bisa Sebabkan Kelumpuhan?

Gejala Paraplegia dan Paraparesis

Perbedaan paraplegia dan paraparesis yang menyebabkan kelainan pada tulang juga dapat terlihat dari gejala yang timbul. Gejala dari paraplegia pada seseorang, yaitu:

  • Mengalami kelumpuhan secara perlahan.

  • Kelumpuhan dapat menyerang sebagian atau menyeluruh dari bagian panggul ke bawah.

  • Mengalami gangguan saluran kemih.

  • Area yang terserang akan mati rasa terhadap sentuhan atau rangsangan.

  • Mengalami masalah kulit.

  • Sering mengalami kesemutan atau nyeri.

  • Mengalami gangguan fungsi seksual.

Lalu, gejala dari paraparesis yang dapat terlihat pada seseorang yang mengidapnya, yaitu:

  • Sering mengidap kram otot kaki.

  • Tulang dan sendi kaki yang sering tegang.

  • Telapak kaki yang melengkung agak tinggi.

  • Kekuatan kaki yang menurun secara perlahan.

  • Tulang punggung terasa sakit hingga ke tulang kaki.

  • Kaki bermasalah pada gangguan keseimbangan.

Baca Juga : Mengenal Penyakit Klonus, Kedutan dan Kontraksi Otot Terus-Menerus

Penyebab Paraplegia dan Paraparesis

Paraplegia adalah penyakit ortopedi yang menyebabkan seseorang sulit untuk menggerakkan sebagian atau seluruh tubuh bagian bawah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:

  1. Cedera yang menyebabkan saraf tulang belakang bermasalah.

  2. Terserang infeksi virus.

  3. Mengalami multiple sclerosis.

  4. Mengidap spina bifida sejak lahir.

  5. Terserang tumor saraf tulang belakang.

  6. Mengidap penyakit dekompresi.

Cedera adalah penyebab utama dari kelainan yang menyerang saraf ini dan tingkat keparahan dipengaruhi oleh cedera yang dialami. Maka dari itu, apabila kamu mengalami cedera yang berhubungan dengan tulang belakang, ada baiknya langsung melakukan pemeriksaan.

Selain itu, paraparesis yang menyebabkan otot melemah sehingga sulit menggerakkan anggota tubuh dapat terjadi karena beberapa hal. Paraparesis yang umumnya menyerang kaki tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

  1. Cedera pada sumsum tulang belakang.

  2. Tulang yang mengalami infeksi virus.

  3. Disebabkan oleh faktor keturunan.

Memang, perbedaan yang paling terlihat dari paraplegia dan paraparesis adalah paraplegia dapat menyebabkan kelumpuhan sementara hingga permanen akibat cedera tulang belakang. Lalu, pada paraparesis, tubuh bagian bawah hanya sulit untuk digerakkan.

Baca Juga : Benarkah Cedera Saraf Tulang Belakang Bisa Menyebabkan Lumpuh?

Apabila pada pemeriksaan tulang belakang disebutkan kamu mengidap gangguan paraplegia atau paraparesis, segeralah untuk mendapatkan penanganan sebelum menjadi permanen.

Itulah perbedaan antara paraplegia dan paraparesis. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kedua gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan