Jakarta Waspada DBD sampai Maret 2019, Hindari DBD dengan Cara Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Januari 2019
Jakarta Waspada DBD sampai Maret 2019, Hindari DBD dengan Cara IniJakarta Waspada DBD sampai Maret 2019, Hindari DBD dengan Cara Ini

Halodoc, Jakarta – Memasuki musim penghujan dengan cuaca tak menentu, bukan hanya flu saja penyakit yang harus diwaspadai, melainkan juga demam berdarah dengue (DBD).

Dilansir dari cnnindonesia.com, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan Januari–Maret 2019 wilayah Jakarta memasuki fase waspada demam berdarah dengue. Dan terkhusus Januari, area paling rawan adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Sedangkan Februari dan Maret, semua area Jakarta masuk dalam kategori waspada.

Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah penyebab dari demam berdarah. Virus dengue dan nyamuk pembawanya sangat peka terhadap lingkungan di mana suhu, curah hujan, dan kelembapan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan transmisinya.

Hal ini juga diakui oleh badan kesehatan dunia (World Health Organization) di mana risiko demam berdarah tersebar luas di seluruh daerah tropis serta sangat dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, dan tingkat urbanisasi.

Baca juga: Ini Fakta Penting tentang Demam Berdarah

Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Kamu dapat melindungi diri dan keluarga dari demam berdarah dengan melakukan beberapa pencegahan sebagai berikut:

  1. Melindungi Diri dari Gigitan Nyamuk

Perlindungan diri dari gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti nyamuk yang mengandung DEET dan picaridin. Ketika mengoleskannya untuk anak, tuangkan dulu ke tangan baru dioleskan ke kulit anak. Kemudian, jangan menggunakannya pada anak di bawah usia dua bulan.

  1. Kenakan Lengan Panjang dan Celana Panjang untuk Menutupi Tangan dan Kaki

Ini salah satu cara untuk menghindari dari gigitan nyamuk. Apalagi kalau kamu sedang beraktivitas di luar rumah, di halaman, ataupun area yang cukup kotor, seperti pembuangan sampah. Ketika tidur, ada baiknya untuk pencegahan lebih maksimal dengan cara menggunakan kelambu.

Baca juga: Wabah DBD di Manado, Ini Penanganan Pertama yang Wajib Dilakukan

  1. Menjaga Kebersihan Rumah

Menggunakan semprotan insektisida di sudut-sudut gelap (di bawah tempat tidur, sofa, dan di balik tirai) adalah salah satu upaya untuk mencegah nyamuk demam berdarah. Balikkan semua wadah penyimpanan air saat kosong dan simpan di bawah naungan untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk.

Longgarkan tanah pada tanaman pot untuk mencegah akumulasi genangan air di permukaan. Gantilah air dalam vas / mangkuk secara berkala. Bersihkan dedaunan yang jatuh dan air yang tergenang di saluran air dan di kebun, termasuk di pipa AC. Gunakan insektisida butiran pasir di jebakan dan talang atap.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Alasan Demam Berdarah Bisa Berakibat Fatal

Waspadai Gejala Demam Berdarah

Gejala demam berdarah biasanya dimulai dari 4–6 hari setelah infeksi dan berlangsung hingga 10 hari. Beberapa gejalanya, seperti:

  1. Demam tinggi secara tiba-tiba

  2. Sakit kepala parah

  3. Rasa sakit di belakang mata

  4. Nyeri sendi dan otot yang parah

  5. Kelelahan

  6. Mual

  7. Muntah

  8. Ruam kulit yang muncul 2–5 hari setelah timbulnya demam

  9. Pendarahan ringan (seperti, hidung berdarah, gusi berdarah, ataupun mudah memar)

  10. Kadang-kadang, gejalanya ringan dan dapat disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus lainnya. Anak-anak yang lebih muda dan orang-orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya cenderung memiliki kasus yang lebih ringan daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Namun, masalah serius dapat berkembang. Ini termasuk demam berdarah dengue, komplikasi langka yang ditandai dengan demam tinggi, kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah, pendarahan dari hidung dan gusi, pembesaran hati, hingga kegagalan sistem peredaran darah. Gejala dapat berkembang menjadi perdarahan hebat, syok, dan kematian.

Baca juga: Jika Menemukan 5 Gejala DBD Ini, Segera Pergi ke Rumah Sakit

Ini disebut sindrom syok dengue (DSS). Orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah serta orang-orang dengan infeksi dengue kedua atau selanjutnya diyakini berisiko lebih besar untuk terkena demam berdarah dengue.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pencegahan demam berdarah serta penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan