Jalani Kemoterapi Tingkatkan Risiko Terkena Neuropati

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Maret 2019
Jalani Kemoterapi Tingkatkan Risiko Terkena NeuropatiJalani Kemoterapi Tingkatkan Risiko Terkena Neuropati

Halodoc, Jakarta - Neuropati merupakan penyakit yang mengacu pada malfungsi saraf. Nah, kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa penyebab salah satunya jika kamu menjalani kemoterapi atau mengonsumsi obat setelah kemoterapi. Yuk, baca penjelasan selengkapnya!

Baca juga: 5 Orang dengan Faktor Risiko Gangguan Neuropati

Neuropati, Adanya Kerusakan Pada Sistem Saraf

Neuropati lebih dikenal dengan nyeri saraf atau kerusakan pada saraf. Kondisi ini umum terjadi ketika sistem saraf mengalami kerusakan. Neuropati bisa memengaruhi sebagian tubuh atau seluruh tubuh. Neuropati bisa juga terjadi akibat adanya kondisi medis lain atau ketika adanya saraf terjepit yang mengakibatkan nyeri akut atau kronis.

Beberapa Jenis Neuropati yang Umum Terjadi

Ada lebih dari 100 jenis kerusakan pada saraf. Berikut ini beberapa jenis neuropati yang umum terjadi:

  1. Neuropati perifer, yaitu masalah pada saraf yang memengaruhi saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Saraf ini merupakan bagian dari sistem saraf perifer. Dengan begitu, neuropati perifer merupakan saraf yang memengaruhi kaki, jari tangan dan kaki, dan lengan.
  2. Neuropati kranial, yaitu kerusakan saraf yang bisa terjadi bila salah satu dari dua belas saraf kranial rusak. Saraf kranial sendiri merupakan saraf yang keluar dari otak secara langsung. Ada dua tipe neuropati kranial, yaitu neuropati optik dan neuropati auditori. Neuropati optik merupakan penyakit saraf yang mengacu pada kerusakan menyampaikan sinyal visual dari retina mata ke otak. Sedangkan neuropati auditori merupakan kerusakan pada saraf yang membawa sinyal dari telinga bagian dalam ke otak yang bertanggung jawab untuk mendengar.
  3. Neuropati otonom, yaitu saraf yang mengendalikan jantung dan sirkulasi darah, fungsi pencernaan, kandung kemih, usus, keringat, dan respons seksual. Neuropati otonom akan merusak sistem saraf yang bekerja di luar kesadaran.
  4. Neuropati fokal, yaitu neuropati yang dibatasi pada satu saraf atau kelompok saraf, atau satu area tubuh.

Baca juga: Waspada, Neuropati Dapat Menyerang Ibu Hamil

Jalani Kemoterapi Bisa Tingkatkan Risiko Mengidap Neuropati

Neuropati bisa memiliki banyak pemicu, salah satunya kemoterapi dan radioterapi. Obat kemoterapi yang digunakan untuk pengidap kanker juga bisa jadi pemicu terjadinya neuropati. Selain itu, ada beberapa hal yang jadi pemicu neuropati pada seseorang, yaitu:

  • Uremia, yaitu sindrom atau kumpulan gejala komplikasi serius dari penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal.
  • Infeksi, seperti penyakit Lyme, sifilis, kusta atau HIV/AIDS bisa merusak saraf dan memicu terjadinya neuropati.
  • Mengonsumsi alkohol yang berlebihan juga bisa menyebabkan kerusakan pada saraf. Pecandu minol biasanya akan mengalami kekurangan vitamin dan nutrisi.
  • Kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
  • Amiloidosis, yaitu penyakit yang terjadi ketika zat yang disebut protein amiloid ada dalam organ-organ tubuh.

Beberapa faktor risiko yang diduga bisa menyebabkan neuropati pada seseorang, yaitu pernah mengalami kerusakan saraf, berusia lanjut, memiliki pekerjaan yang berat, dan berolahraga terlalu berat.

Kamu bisa melakukan pencegahan dengan berolahraga ringan secara teratur untuk membantu proses penyembuhan dan menghindari mati otot, batasi konsumsi kafein dan alkohol agar bisa tidur lebih nyenyak, dan mulai untuk menjalani pola hidup yang sehat dengan mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan vitamin, serat, dan mineral.

Baca juga: Jarang Merasakan Sakit, Waspada Gangguan Neuropati Perifer

Punya keluhan dengan masalah kesehatan? Lebih baik diskusikan langsung dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan