Jangan Diabaikan, Ini Komplikasi dari Penyakit Meningioma

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Februari 2020
Jangan Diabaikan, Ini Komplikasi dari Penyakit MeningiomaJangan Diabaikan, Ini Komplikasi dari Penyakit Meningioma

Halodoc, Jakarta - Tumor bisa tumbuh dan berkembang di mana saja, bahkan di bagian kecil otak. Meningioma, tumor jinak yang muncul pada selaput yang melindungi otak serta sumsum tulang belakang. Memang, meningioma bukan termasuk tumor otak, tetapi kelainan ini masih dikategorikan ke dalam tumor otak karena dapat menekan otak juga pembuluh darah yang letaknya berdekatan.

Kebanyakan kasus meningioma tumbuh dengan proses yang lambat, kerap memakan waktu hingga bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa kondisi, efeknya pada jaringan otak, saraf, atau pembuluh darah yang berdekatan dapat menyebabkan kecacatan serius. Meskipun bisa terjadi pada usia berapa saja, meningioma sering terjadi pada wanita lanjut usia.

Kenali Komplikasi Berbahaya dari Meningioma

Masih belum diketahui dengan pasti penyebab meningioma. Dugaan sementara adalah perubahan pada beberapa sel di meninges dan membuat sel ini berkembang biak tanpa terkendali hingga terbentuknya tumor.

Baca juga: Alasan Meningioma Lebih Mudah Menyerang Wanita Dibandingkan Laki-Laki

Beberapa faktor turut meningkatkan risiko seseorang mengalami meningioma. Ini termasuk menjalani terapi radiasi pada bagian kepala, hormonal pada wanita, gangguan pada sistem saraf, hingga obesitas. Meskipun begitu, masih diperlukan studi lanjut terkait obesitas dan meningioma. 

Tanda dan gejala meningioma biasanya terjadi secara bertahap dan bisa saja tidak teridentifikasi pada awalnya. Gejala bervariasi, bergantung pada di bagian mana tumor ini berkembang, apakah pada otak atau pada kondisi yang jarang terjadi, di bagian tulang belakang. Gejala yang dapat muncul seperti gangguan penglihatan, pandangan mengabur, gangguan pendengaran, hilang ingatan, hilangnya kemampuan indra penciuman, kejang, hingga kaki dan tangan melemah. 

Meskipun gejalanya terbilang lambat, tetapi pada beberapa kondisi, meningioma membutuhkan penanganan segera. Terlebih jika mengalami kejang secara mendadak atau gangguan daya ingat dan penglihatan. Jangan tunda untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke rumah sakit terdekat, gunakan aplikasi Halodoc agar prosesnya menjadi lebih mudah dan tidak memakan waktu lama. 

Baca juga: Penanganan yang Bisa Dilakukan pada Pengidap Meningioma

Tanpa adanya penanganan maupun telah ditangani, meningioma tetap bisa memicu sejumlah komplikasi. Di antaranya seperti sulit berkonsentrasi, hilang ingatan, berubahnya kepribadian, hingga kejang. Komplikasi ini dapat ditangani, tetapi tetap saja memerlukan bantuan dari pakar lainnya agar penanganannya lebih maksimal. 

Penanganan Meningioma

Meningioma bisa sulit didiagnosis karena tumor tumbuh dengan begitu lambat. Gejalanya pun sangat halus dan bisa salah diagnosis dengan masalah kesehatan lainnya atau justru dikesampingkan karena dianggap sebagai tanda penuaan yang normal. Inilah mengapa, diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk menguatkan diagnosis.

Perawatan untuk kasus meningioma bergantung pada banyak faktor, seperti ukuran dan lokasi dari tumbuhnya tumor, agresivitas pertumbuhan tumor, hingga usia dan riwayat medis pengidap. Pilihannya bisa operasi, terapi radiasi, hingga konsumsi obat. Lalu, bagaimana dengan pengobatan alternatif?

Baca juga: Pengidap Epilepsi Rentan Terkena Meningioma, Ini Penyebabnya

Sebenarnya, pengobatan alternatif tidak bisa membantu mengatasi meningioma sepenuhnya, tetapi setidaknya bisa mengurangi efek samping pengobatan medis yang sedang dijalani atau meringankan stres karena kondisi ini. Terapi alternatif yang disarankan seperti meditasi, hipnoterapi, akupuntur, hingga latihan relaksasi. Namun, tetap bicarakan dan tanyakan terlebih dahulu pada dokter, mungkin saja ada pantangan karena beberapa kondisi tertentu.

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2020. Meningioma.
National Cancer Institute. Diakses pada 2020. Meningioma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Meningioma.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan