Jangan Dicuekin, Inilah Penyebab Glaukoma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Oktober 2018
Jangan Dicuekin, Inilah Penyebab GlaukomaJangan Dicuekin, Inilah Penyebab Glaukoma

Halodoc, Jakarta - Hati-hati dengan penyakit glaukoma. Karena menurut WHO, penyakit ini merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Di Indonesia, data yang didapat oleh Kementerian Kesehatan (KEMENKES), prevalensi pengidap glaukoma pada 2007 mencapai 4,6 per 1.000 penduduk.

Glaukoma sendiri merupakan penyakit mata yang ditandai oleh kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Hal ini disebabkan karena peningkatan tekanan bola mata dan gangguan lapang penglihatan.

Saraf mata merupakan sekumpulan serat saraf yang menghubungkan retina ke otak. Saat sel ini rusak, sinyal yang digunakan untuk menyampaikan apa yang dilihat ke otak akan terganggu. Nah, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan secara perlahan.

Karena glaukoma terjadi secara perlahan, banyak pengidap yang sering kali tidak menyadari kerusakan tersebut. Akhirnya kerusakan mata yang terjadi sudah dalam tahap lanjut tanpa disadari. Glaukoma sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  1. Glaukoma sudut tertutup yang merupakan penyakit serius yang membuat tekanan di dalam mata mendadak naik, bahkan dalam hitungan jam. Hal ini terjadi ketika tekanan di dalam mata meningkat akibat cairan mata tidak bisa mengalir dengan baik.

  2. Glaukoma sudut terbuka yang merupakan kondisi yang menyebabkan kerusakan pada kepala saraf optik dengan hilangnya sel-sel ganglion retina dan aksonnya secara bertahap. Hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap.

  3. Glaukoma tekanan normal yang merupakan kondisi rusaknya saraf optik meskipun tekanan pada mata masih dalam kondisi normal.

  4. Glaukoma kongenital yang merupakan kondisi adanya tekanan tinggi pada mata yang merusak saraf optik mata. Penyakit ini biasanya sudah bisa didiagnosis pada saat kelahiran.

  5. Glaukoma sekunder yang merupakan kondisi peningkatan tekanan cairan pada mata akibat dari adanya penyakit lain.

Dari beberapa jenis glaukoma di atas, glaukoma sudut terbuka merupakan yang paling sering terjadi. Hal tersebut mungkin sangat meresahkan, dikarenakan gejala pada penyakit ini sering tidak diketahui, dan meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Glaukoma biasanya bersifat kronik progresif yang artinya kerusakan yang terjadi dalam waktu yang lama dan semakin lama semakin berat. Kondisi ini umumnya terjadi pada kedua mata dengan tingkat keparahan yang bisa saja berbeda.

Kondisi ini menyebabkan hilangnya kelapangan pandangan pada seseorang. Gejala awal yang terjadi biasanya hilangnya luas penglihatan yang terjadi pada sisi perifer atau tepi mata, sehingga pengidap tidak memiliki keluhan. Pada sebagian kecil kasus glaukoma, gejala yang timbul dapat meliputi:

  1. Mual atau muntah.

  2. Penglihatan berkabut.

  3. Penglihatan mendadak buram.

  4. Sakit kepala disertai sakit di sekitar bola mata.

  5. Seperti melihat adanya pelangi di sekitar cahaya.

  6. Penglihatan seperti memiliki frame hitam. Kondisi ini merupakan fase pada tahap lanjut.

  7. Mata terlihat membesar. Hal ini terjadi akibat adanya tekanan pada mata.

  8. Mata sensitif terhadap cahaya.

  9. Mata terlihat juling.

Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya glaukoma, antara lain:

  1. Mengalami defisiensi estrogen di usia dini pada wanita.

  2. Berusia di atas 60 tahun.

  3. Memiliki anggota keluarga yang juga mengidap glaukoma.

  4. Pernah mengalami cedera mata atau operasi pada mata.

  5. Mengidap penyakit mata lainnya, seperti rabun.

  6. Mengkonsumsi obat tetes mata pada jangka waktu yang lama.

  7. Mengidap anemia, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.

Sangat disarankan untuk segera berdiskusi dengan dokter apabila kamu menemui salah satu gejala glaukoma pada dirimu atau orang-orang terdekatmu. Dengan Halodoc kamu bisa berdiskusi di mana pun dan kapan pun melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat, dan akan diantar ke rumah kamu dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan