Jangan Salah, Ini Bedanya Rhinitis Alergi dan Rhinitis Non-Alergi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Desember 2018
Jangan Salah, Ini Bedanya Rhinitis Alergi dan Rhinitis Non-AlergiJangan Salah, Ini Bedanya Rhinitis Alergi dan Rhinitis Non-Alergi

Halodoc, Jakarta – Rhinitis non alergi melibatkan bersin kronis atau hidung tersumbat tanpa penyebab yang jelas. Gejala-gejala rinitis non-alergi sama dengan gejala rinitis (rinitis alergi), tetapi tidak ada bukti umum dari reaksi alergi.

Rhinitis non-alergi dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, tetapi lebih sering terjadi setelah usia 20 tahun. Pemicu gejala rhinitis non alergi bervariasi dan dapat mencakup bau atau iritasi tertentu di udara, perubahan cuaca, beberapa obat, makanan tertentu, dan kondisi kesehatan kronis.

Diagnosis rhinitis non-alergi dibuat setelah penyebab alergi dikesampingkan. Ini mungkin memerlukan tes alergi pada kulit atau darah. Jika kamu mengidap rhinitis non-alergi, maka mungkin memiliki gejala yang datang dan pergi sepanjang tahun, tetapi konstan dalam waktu singkat. Tanda dan gejala rhinitis non-alergi dapat meliputi:

  1. Hidung tersumbat

  2. Hidung beringus

  3. Bersin

  4. Lendir (dahak) di tenggorokan (postnasal drip)

  5. Batuk

Rhinitis non-alergi biasanya tidak menyebabkan hidung, mata, ataupun tenggorokan gatal, gejala yang berhubungan dengan alergi, seperti demam.   

Penyabab Rhinitis Non Alergi

Rhinitis non-alergi terjadi ketika pembuluh darah di hidung membesar (melebar), mengisi lapisan hidung dengan darah dan cairan. Ada beberapa kemungkinan penyebab ekspansi abnormal pembuluh darah ini atau radang di hidung. Salah satu kemungkinannya adalah ujung saraf di hidung mungkin terlalu responsif, dengan cara yang mirip dengan cara paru-paru bereaksi pada asma.

Iritasi lingkungan atau pekerjaan bisa menjadi pemicu rhinitis non-alergi. Debu, kabut asap, asap bekas atau bau yang kuat, seperti parfum, dapat memicu rhinitis non-alergi. Asap kimia, seperti yang mungkin kamu alami dalam pekerjaan tertentu juga bisa disalahkan.

Perubahan suhu atau kelembaban dapat memicu selaput di dalam hidung membengkak dan menyebabkan hidung meler atau tersumbat. Selain itu, infeksi menjadi penyebab umum dari rhinitis non-alergi adalah infeksi virus - pilek atau flu, misalnya.

Rhinitis non-alergi dapat terjadi saat kamu makan, terutama makan makanan pedas. Minum minuman beralkohol juga dapat menyebabkan selaput di dalam hidung membengkak yang menyebabkan hidung tersumbat.

Beberapa obat dapat menyebabkan rhinitis non-alergi. Ini termasuk aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya), dan obat tekanan darah tinggi (hipertensi), seperti beta blocker. Rihnitis non-alergi juga dapat dipicu pada beberapa orang dengan obat penenang, antidepresan, kontrasepsi oral, ataupun obat yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi.

Terlalu sering menggunakan semprotan hidung dekongestan dapat menyebabkan jenis rinitis non-alergi yang disebut rhinitis medicamentosa. Perubahan hormon karena kehamilan, menstruasi, penggunaan kontrasepsi oral, ataupun kondisi hormonal lainnya, seperti hipotiroidisme dapat menyebabkan rhinitis non-alergi.

Pada rhinitis alergi, gejala ini akan muncul sesaat setelah terpapar oleh alergen, seperti debu, serbuk sari bunga, atau[un bulu hewan. Apabila parah, gejala ini dapat berlangsung sepanjang hari, sehingga mengganggu tidur dan kegiatan sehari-hari. Namun, kebanyakan penderita rhinitis hanya mengalami gejala ringan yang mudah diobati secara efektif.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai beda rhinitis alergi dan non-alergi, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan