Jangan Sampai Salah, Ini Bedanya Gondok dan Gondongan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 November 2018
Jangan Sampai Salah, Ini Bedanya Gondok dan GondonganJangan Sampai Salah, Ini Bedanya Gondok dan Gondongan

Halodoc, Jakarta - Memiliki gejala yang serupa, yaitu pembengkakan pada area leher atau bawah rahang, membuat gondok dan gondongan masih kerap dianggap sebagai penyakit yang sama. Apalagi nama kedua penyakit ini juga terdengar cukup mirip. Padahal, gondok dan gondongan merupakan dua jenis penyakit yang berbeda, lho.  

Gondok dan gondongan merupakan dua penyakit yang menyerang jaringan dan kelenjar yang berbeda. Gondok atau struma disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada kelenjar tiroid. Dalam tubuh, kelenjar tiroid bertugas untuk mengatur sistem metabolisme dan keseimbangan hormon. Jenis kelainan pada kelenjar tiroid yang sering menjadi pemicu terjadinya gondok adalah hipotiroid (menurunnya aktivitas kelenjar tiroid) dan hipertiroid (meningkat atau terlalu aktifnya aktivitas kelenjar tiroid). Di sisi lain, gondongan (mumps) adalah pembengkakan pada kelenjar liur, atau kelenjar parotis, yang disebabkan oleh adanya infeksi virus.

Bagaimana Cara Membedakannya?

Meski sama-sama menyebabkan pembengkakan pada area leher dan rahang bawah, ada beberapa perbedaan gejala lain yang membedakan kedua penyakit ini. Pada gondok, pembengkakan yang terjadi biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Gejala lain yang muncul pun tergantung pada gangguan tiroid apa yang menjadi penyebabnya, entah itu hipotiroid atau hipertiroid.

Gondok yang disebabkan oleh hipotiroid akan memunculkan gejala sebagai berikut:

  1. Lemas.

  2. Kenaikan berat badan imbas nafsu makan yang bertambah.

  3. Tidak tahan dingin.

  4. Kulit kering dan rambut rontok.

  5. Perasaan mengantuk yang terus menerus.

  6. Sembelit (susah buang air besar).

  7. Emosi tidak stabil dan sering lupa.

  8. Fungsi penglihatan dan pendengaran menurun.

Sementara itu, pada gondok yang disebabkan oleh hipertiroid, gejala yang ditimbulkan biasanya berkebalikan dengan hipotiroid, yaitu:

  1. Penurunan berat badan.

  2. Tidak tahan panas.

  3. Mudah cemas.

  4. Jantung sering berdebar.

  5. Tremor (getaran anggota tubuh tanpa disadari, biasanya paling jelas terlihat pada tangan).

  6. Hiperaktif.

Lebih lanjut, pada gondok, untuk mengetahui apakah disebabkan oleh hipotiroid atau hipertiroid, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Karena tidak dapat hilang dengan sendirinya, gondok umumnya membutuhkan penanganan medis, mulai dari minum obat hingga tindakan operasi.

Sementara itu, pada gondongan, pembengkakan pada area leher biasanya akan terasa nyeri dan panas, yang diakibatkan oleh adanya peradangan. Gejala-gejala lain yang umum muncul menyertai penyakit ini adalah:

  1. Demam.

  2. Lemas.

  3. Sakit kepala.

  4. Nyeri pada telinga yang tambah parah saat mengunyah atau bicara.

  5. Bengkak pada daerah sudut rahang

Berbeda dengan gondok, gejala gondongan biasanya akan hilang dan pulih sepenuhnya dalam waktu satu minggu. Kendati demikian, penanganan medis tetaplah diperlukan, tetapi hanya untuk membantu meredakan gejala. Hal ini karena infeksi akibat virus, yang menjadi penyebab gondongan, biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5 hingga 7 hari.

Tidak Semua Benjolan pada Leher adalah Gondok atau Gondongan

Setelah mencermati penjelasan tadi, pertanyaan yang umum muncul dalam benak adalah, apakah semua pembengkakan pada leher merupakan penyakit gondok atau gondongan? Jawabannya, tentu saja tidak. Gondok dan gondongan hanyalah dua di antara sekian banyak penyakit yang dapat menyebabkan pembengkakan atau benjolan pada area leher. Beberapa contoh penyakit lain yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening, kista, tumor, atau abses (penumpukan nanah).

Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan penyakit gondok dan gondongan. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal penyakit ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan