Jangan Sembarangan, Ini Cara Mengobati Takikardia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Maret 2019
Jangan Sembarangan, Ini Cara Mengobati TakikardiaJangan Sembarangan, Ini Cara Mengobati Takikardia

Halodoc, Jakarta – Dalam kondisi yang normal, jantung berdetak 60 hingga 100 kali permenit. Namun, lain bagi seseorang yang mengalami kondisi takikardia, mereka memiliki detak jantung lebih dari kondisi normal. Kegiatan olahraga dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi takikardia dan hal ini masih dikatakan normal. Hal yang perlu diwaspadai ketika kamu sedang beristirahat namun detak jantung berdebar dan berdetak lebih dari 100 kali per menit.

Detak jantung manusia diatur oleh nodus sinoatrial yang berada pada serambi kanan jantung. Nodus sinoatrial berfungsi untuk memproduksi sinyal elektrik yang memengaruhi detak jantung. Saat gangguan listrik pada jantung mengalami gangguan, maka terjadi kondisi takikardia abnormal. Takikardia abnormal bisa memicu kerusakan pada jantung karena adanya gangguan detak jantung untuk memompa darah.

Ada banyak faktor yang mengganggu sinyal elektrik pada jantung, misalnya kondisi medis seperti anemia atau hipertensi. Olahraga yang terlalu berat juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan sinyal elektrik jantung yang mengakibatkan takikardia.

Tak hanya itu, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein meningkatkan seseorang mengalami takikardia. Ketakutan dan stres berlebihan juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi takikardia. Untuk itu, mengelola stres sangat penting.

Di samping itu, usia juga memengaruhi kondisi takikardia. Orang yang sudah lanjut usia lebih berisiko mengalami takikardia dibandingkan orang yang masih muda.

Baca juga: Cara Mendeteksi Takikardia Sejak Dini

Gejala Takikardia

Selain detak jantung yang lebih cepat, ada gejala lain yang dialami seseorang dengan kondisi takikardia:

  1. Jantung berdebar.

  2. Nyeri dada.

  3. Kelelahan.

  4. Sesak napas.

  5. Pusing.

  6. Pingsan.

Selain merasakan gejala, biasanya ada pemeriksaan yang dilalui untuk memastikan kondisi takikardia. Pemeriksaan fisik yang meliputi detak dan irama jantung akan dilakukan guna memastikan kondisi takikardia. Selain itu, dokter memeriksa kondisi jantung untuk menghindari adanya kondisi lain.

Jenis Takikardia

Takikardia dapat terjadi pada serambi atau atrium jantung dan ventrikel jantung. Takikardia pada serambi menyebabkan sinyal berdetak lebih cepat, tidak teratur serta menyebabkan kontraksi pada serambi atau atrium jantung menjadi lemah dan lambat.

Sedangkan takikardia yang terjadi pada ventrikel jantung disebabkan karena elektrik pada ventrikel pada jantung kacau. Hal ini menyebabkan gangguan pada proses memompa darah ke seluruh tubuh.

Baca juga: Ketahui 5 Jenis Takikardia, Penyebab Detak Jantung Abnormal

Pengobatan Takikardia

Tidak semua kondisi takikardia memerlukan pengobatan yang khusus. Bagi pengidap takikardia ringan bisa melakukan pencegahan dengan mengurangi kebiasaan merokok, mengelola tingkat stress, gaya hidup sehat, dan pola makan yang baik. Jika takikardia disebabkan karena adanya gangguan irama jantung maka perlu penanganan yang cukup serius, yaitu:

  1. Manuver Gagal. Proses penekanan daerah leher memengaruhi saraf vagus yang dapat memperlambat irama jantung.

  2. Pemberian Obat. Ada beberapa obat yang akan diberikan, seperti obat pengencer darah karena pengidap takikardia berisiko alami penggumpalan darah.

  3. Pemasangan Alat Pacu Jantung. Alat ini dipasang ketika takikardia mengancam untuk menghentikan kerja jantung.

  4. Pembedahan. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan jalur elektrik tidak normal yang memicu takikardia.

Melakukan cek kesehatan rutin nyatanya juga bisa menjadi salah satu cara yang bisa kamu gunakan untuk menghindari kondisi takikardia. Jika kamu mengalami masalah atau memiliki keluhan pada kesehatan tubuh, gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Baca juga: Ini yang Dimaksud Penyakit Takikardia atau Palpitasi

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan