Jangan Sepelekan, Ini Penyebab Sarkoma Kaposi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Agustus 2019
Jangan Sepelekan, Ini Penyebab Sarkoma KaposiJangan Sepelekan, Ini Penyebab Sarkoma Kaposi

Halodoc, Jakarta - Kanker termasuk dalam salah satu penyakit yang mematikan ketika terjadi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada organ tubuh. Salah satu jenis kanker yang dapat terjadi adalah sarkoma kaposi. Gangguan ini termasuk dalam kategori kanker yang langka.

Sarkoma kaposi adalah kanker yang dapat terbentuk pada lapisan pembuluh darah dan getah bening. Gangguan ini umumnya menimbulkan gejala bintik-bintik keunguan pada kaki, mulut, area kelamin, dan wajah. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi virus HHV-8. Berikut pembahasan tentang penyebab sarkoma kaposi!

Baca juga: Waspada, Virus Herpes Mampu Sebabkan Sarkoma Kaposi

Penyebab Sarkoma Kaposi yang Harus Diketahui

Sarkoma kaposi adalah gangguan kanker yang terjadi pada pembuluh darah dan getah bening di tubuh kamu. Gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada kulit dan mulut. Pada beberapa kasus, hal ini juga dapat menyerang organ dalam di tubuh kamu.

Tumor yang disebabkan oleh penyakit ini umumnya menimbulkan gejala bintik-bintik berwarna ungu yang tidak menimbulkan rasa sakit. Hal ini dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, mulut, kaki, dan area kelamin. Dalam tahap parah, tumor juga dapat terjadi pada paru-paru dan saluran pencernaan.

Hal paling umum yang menjadi penyebab sarkoma kaposi adalah infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV-8). Pada orang yang sehat, virus tersebut tidak dapat menimbulkan gejala karena sistem kekebalan tubuh masih dapat mengatasinya. Namun, pada seseorang yang sistem imunnya lemah, sarkoma kaposi dapat terjadi.

Seseorang yang mengidap HIV memiliki risiko tertinggi terhadap gangguan ini. Kerusakan pada sistem kekebalan yang disebabkan oleh HIV dapat menyebabkan virus HHV-8 berkembang biak, sehingga menyebabkan infeksi. Mekanisme gangguan dari lesi ini tidak diketahui hingga saat ini.

Seseorang yang menerima transplantasi organ yang mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh agar dapat mencegah penolakan pada tubuh juga dapat menjadi penyebab terhadap sarkoma kaposi. Pengidap jenis ini lebih mudah untuk dikendalikan dibandingkan dengan yang mengalami gangguan HIV-AIDS.

Jika kamu mengidap HIV dan ingin tahu lebih jauh cara mencegah gangguan ini, dokter dari Halodoc dapat membantu kamu. Fitur Talk to a doctor di aplikasi Halodoc dapat membantu kamu memberi jawaban atas semua pertanyaan. Ayo, download aplikasi Halodoc di smartphone kamu sekarang juga!

Baca juga: Kenali Gejala Awal Sarkoma Kaposi yang Harus Diwaspadai

Pengobatan Sarkoma Kaposi yang Dapat Dilakukan

Pengobatan sarkoma kaposi dilakukan tergantung pada seberapa banyak tumor yang terjadi dan seberapa besar pertumbuhannya. Faktor lainnya adalah pada area mana tumor tersebut tumbuh dan seberapa efektifnya sistem kekebalan kamu berfungsi untuk membunuh virus yang masuk ke tubuh.

Terapi antiretroviral juga merupakan pengobatan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi sarkoma kaposi yang aktif. Hal ini dapat membersihkan kulit kamu dari luka yang ditimbulkan walaupun tidak menyembuhkan. Dokter akan memotong jaringan atau membekukannya agar gejala tersebut dapat hilang.

Baca juga: Mengenal Sarkoma Jaringan Lunak, Tumor yang Menyerang Jaringan Lunak Tubuh

Radiasi juga dapat membunuh sel kanker dan mencegah agar tumbuh kembali. Sebuah alat akan diarahkan ke bagian kulit yang terganggu. Dokter juga dapat memasukkan jarum radioaktif ke dalam tubuh yang berada dekat dengan pusat kanker.

Kemoterapi yang terjadi dapat menyebabkan efek samping, seperti rambut rontok, muntah, dan kelelahan. Jika kamu mengalami positif HIV, kamu perlu tahu bahwa terapi tersebut dapat menurunkan jumlah trombosit dan sel darah putih. Hal ini dapat meningkatkan peluang terserang infeksi.

Referensi:
WebMd.Diakses pada 2019.What Is Kaposi's Sarcoma?
Medical News Today.Diakses pada 2019.What is Kaposi sarcoma?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan