Jangan Sepelekan, Kenali Cara Penularan Disentri

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Februari 2019
Jangan Sepelekan, Kenali Cara Penularan DisentriJangan Sepelekan, Kenali Cara Penularan Disentri

Halodoc, Jakarta - Disentri adalah kondisi peradangan pada usus, yang menyebabkan diare disertai lendir dan darah. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba ini bisa dibilang cukup umum terjadi, terutama pada balita yang sistem kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding orang dewasa. Meski begitu, bukan berarti penyakit ini tidak dapat terjadi pada orang dewasa. Yuk, kenali cara penularan disentri dan faktor-faktor risikonya, yang tidak boleh disepelekan.

Berdasarkan penyebabnya, disentri terbagi atas 2 jenis, yaitu:

  • Disentri basiler atau shigellosis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri shigella. Meski pada beberapa kasus, bakteri jenis lain seperti Campylobacter, E coli, dan Salmonella, juga bisa menyebabkan terjadinya disentri.

  • Disentri amuba atau amoebiasis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi Entamoeba histolytica, yaitu amuba yang banyak ditemukan di daerah tropis.

Baca juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan

Begini lho, Cara Penularannya

Bakteri dan amuba penyebab disentri umumnya dapat ditemukan dalam feses orang yang terinfeksi, kemudian menyebar melalui banyak cara. Misalnya saat seseorang tidak mencuci tangan sampai bersih setelah buang air besar. Selain kebiasaan mencuci tangan yang buruk, seseorang juga mungkin terinfeksi bakteri penyebab disentri jika mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Menyentuh benda atau bagian tubuh yang sudah terkontaminasi bakteri penyebab disentri juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Bahkan, kamu juga berisiko terkena penyakit ini jika berenang di air yang terkontaminasi, seperti danau ataupun kolam renang. Itulah sebabnya penyakit ini sering dijumpai di pusat penitipan anak, panti jompo, tempat pengungsian, di sekolah, dan tempat-tempat lain di mana banyak orang dan sanitasi buruk.

Baca juga: Suka Jajan Sembarangan? Hati-hati Disentri

Faktor Risiko Lain yang Juga Perlu Diketahui

Ada banyak faktor hal yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit disentri, di antaranya:

  • Balita. Infeksi ini paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di antara 2 hingga 4 tahun.

  • Tinggal di perumahan padat penduduk atau mengikuti aktivitas kelompok. Kontak yang dekat dengan orang lain memudahkan penyebaran bakteri dari seseorang ke orang lain. Wabah shigella lebih umum terjadi di pusat penitipan anak, kolam rendam umum, panti jompo, penjara, dan barak militer.

  • Tinggal atau berpergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk. Orang yang tinggal atau berpergian ke negara-negara berkembang lebih mudah terkena infeksi bakteri atau amoeba penyebab disentri.

  • Pria yang melakukan hubungan intim dengan pria memiliki risiko yang lebih besar akibat kontak oral-anal secara langsung atau tidak langsung.

Baca juga: Poop Anak Berdarah, Si Kecil Kena Disentri?

Seperti Apa Gejalanya?

Gejala disentri bisa muncul dalam skala ringan hingga berat. Sebagian besar gejala disentri tergantung pada kualitas sanitasi tempat infeksi telah menyebar. Di negara maju, tanda dan gejala disentri cenderung lebih ringan daripada di negara berkembang atau daerah tropis.

Secara umum, gejala disentri adalah:

  • Diare yang sering kali disertai darah atau lendir.

  • Demam.

  • Mual.

  • Muntah.

  • Kram perut.

Itulah sedikit penjelasan tentang disentri, cara penularan, dan gejalanya yang perlu diketahui. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan