Jantung Berdenyut Tak Beraturan, Perlukah Waspada?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Maret 2019
Jantung Berdenyut Tak Beraturan, Perlukah Waspada?Jantung Berdenyut Tak Beraturan, Perlukah Waspada?

Halodoc, Jakarta – Jantung adalah organ vital tubuh yang perlu dijaga kesehatannya. Jika tidak, kamu berisiko mengalami gangguan jantung yang bisa berujung pada kematian. Salah satu cara mengeceknya adalah memantau detak jantung per menit. Pasalnya dalam kondisi normal, detak jantung manusia berkisar 60-100 kali per menit.

Baca Juga: Ketahui 5 Jenis Takikardia, Penyebab Detak Jantung Abnormal

Denyut Jantung Tak Beraturan Perlu Diwaspadai

Apabila detak jantung kurang dari 60 atau lebih dari 100 kali per menit, kamu perlu waspada karena kondisi ini mengindikasikan adanya gangguan pada jantung.

Dalam istilah medis, gangguan irama jantung disebut aritmia yang terdiri dari:

1. Fibrilasi Atrium

Termasuk keluhan umum irama jantung. Pengidapnya mengalami denyut jantung abnormal, baik terlalu cepat, terlalu lambat, berdenyut terlalu dini (prematur), hingga tidak beraturan. Gejalanya berupa kelelahan, pusing, sesak napas, dan nyeri dada. Jika dibiarkan, kondisi ini meningkatkan risiko penggumpalan darah, stroke, dan gagal jantung.

2. Bradikardia

Berbeda dengan fibrilasi atrium, bradikardia membuat jantung pengidapnya berdenyut lambat, yaitu kurang dari 60 kali per menit. Kondisi ini tidak berbahaya tapi bagi sebagian orang, bradikardia mengindikasikan adanya masalah pada sistem listrik jantung. Pengidap bradikardia mengalami sakit kepala, penurunan kesadaran, hingga kematian.

3. Fibrilasi Ventrikel

Fibrilasi ventrikel lebih berbahaya dibandingkan fibrilasi atrium. Pasalnya kondisi ini terjadi akibat gangguan listrik otot jantung bagian ventrikel sehingga aliran darah ke jantung terhenti. Akibatnya, jantung kekurangan oksigen dan denyutnya menjadi abnormal. Pada kasus yang parah, pengidap fibrilasi ventrikel berpotensi mengalami serangan jantung atau henti jantung. Biasanya tim medis melakukan resusitasi jantung (CPR) dan defibrilasi untuk menyelamatkan nyawa pengidap.

4. Takikardia Ventrikel

Terjadi ketika bilik jantung berdenyut sangat cepat hingga lebih dari 200 kali per menit. Bahkan sebelum menerima oksigen, jantung terus berdetak dan membuat pengidapnya mengalami pusing, sesak napas, dan pingsan. Jika dibiarkan, takikardia ventrikel bisa berkembang menjadi fibrilasi ventrikel.

Baca Juga: Begini Cara Periksa Denyut Nadi Normal di Rumah

Begini Cara Hitung Denyut Jantung per Menit

Cara mengetahui denyut jantung per menit, kamu bisa menempatkan ujung telunjuk dan jari tengah ke sisi pergelangan salah satu tangan. Atau, kamu bisa menempatkan ujung telunjung dan jari tengah ke leher bagian rahang bawah di salah satu sisi tenggorokan. Hindari menggunakan ibu jari karena denyut ringannya bisa memengaruhi hasil perhitungan.

Setelah itu, tekan lembut jari sampai denyut jantung nadi teraba jelas dan hitung denyut nadi selama 15 detik. Kalikan empat hasil perhitungan untuk mendapatkan denyut jantung per menit. Kamu bisa mengukur sebanyak tiga kali agar yakin dengan hasilnya.

Jika kamu memiliki denyut jantung abnormal, jangan khawatir. Selama kamu rutin periksa ke dokter dan menerapkan gaya hidup sehat, risiko yang timbul bisa diminimalkan. Gaya hidup sehat yang dimaksud adalah menerapkan pola makan bergizi seimbang, rutin olahraga, dan membatasi konsumsi kafein harian.

Baca Juga: Ini Alasan Orang Bisa Pingsan Karena Denyut Jantung Menurun

Itulah fakta tentang denyut jantung tak beraturan. Kalau kamu mengalami gejala serupa, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab pastinya. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan