5 Jenis Gangguan Makan yang Paling Sering Menyerang Wanita

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   03 Juni 2020
5 Jenis Gangguan Makan yang Paling Sering Menyerang Wanita5 Jenis Gangguan Makan yang Paling Sering Menyerang Wanita

Halodoc, Jakarta - Gangguan makan merupakan serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat berkembang. Kasusnya mungkin mulai dari obsesi dengan makanan, berat badan, atau bentuk tubuh. Dalam kasus yang parah, gangguan makan dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius dan bahkan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani. 

Mereka yang memiliki gangguan makan dapat mengalami berbagai gejala. Namun, sebagian besar gejala yaitu pembatasan jumlah makanan atau perilaku memuntahkan makanan atau berolahraga berlebihan. Meskipun gangguan makan dapat memengaruhi orang-orang dari jenis kelamin apapun, kalangan yang sering mengalaminya adalah remaja dan wanita muda. 

Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Wanita

Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh obsesi terhadap makanan atau bentuk tubuh. Kondisi ini umum terjadi di kalangan wanita muda. Beberapa jenis gangguan makan yang terjadi yaitu:

1. Anorexia Nervosa

Anorexia nervosa merupakan gangguan makan yang paling terkenal. Ini umumnya berkembang selama masa remaja atau dewasa muda dan cenderung memengaruhi lebih banyak wanita dibanding pria. Orang-orang dengan anoreksia umumnya menganggap diri mereka kelebihan berat badan, meskipun mereka sebenarnya kekurangan berat badan. Mereka cenderung terus-menerus memonitor berat badan, menghindari jenis makanan tertentu, dan sangat membatasi kalori. 

Baca juga: Gangguan Makan yang Perlu Diketahui

Gejala umum anorexia nervosa meliputi:

  • Menjadi sangat kurus dibanding dengan orang dengan usia dan tinggi yang sama.
  • Pola makan sangat terbatas.
  • Ketakutan yang kuat akan kenaikan berat badan atau perilaku yang gigih untuk menghindari kenaikan berat badan, meskipun berat badannya kurang.
  • Mengejar ketipisan dan enggan untuk mempertahankan berat badan yang sehat. 
  • Pengaruh berat badan atau bentuk tubuh yang dirasakan pada harga diri dan citra diri. 

Gejala obsesif-kompulsif juga sering muncul. Misalnya, banyak orang dengan anorexia disibukkan dengan pikiran yang konstan tentang makanan, dan beberapa mungkin secara obsesif mengumpulkan resep atau menimbun makanan. 

2. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa merupakan kelainan makan yang juga cukup terkenal. Seperti anoreksia, bulimia cenderung berkembang selama masa remaja dan dewasa awal. Kondisi ini juga umum terjadi pada wanita. Orang-orang dengan bulimia sering makan makanan dalam jumlah besar dalam periode waktu tertentu. 

Setiap episode “pesat makan” biasanya berlanjut sampai orang tersebut merasa kenyang. Selama pesta makan, seseorang biasanya merasa bahwa mereka tidak bisa berhenti makan atau mengendalikan berapa banyak yang mereka makan. 

Orang dengan bulimia kemudian berusaha membersihkan perut untuk mengimbagi kalori yang dikonsumsi dan meredakan ketidaknyamanan usus. Perilaku pembersihan perut yang umum dilakukan yaitu muntah paksa, puasa, menggunakan obat pencahar, diuretik, enema, dan olahraga berlebihan. 

Baca juga: Ini Dampak Kelebihan Protein Bagi Tubuh

Gejalanya mirip dengan anoreksia nervosa. Namun, orang dengan bulimia biasanya mempertahankan berat badan yang relatif normal daripada menjadi kurus. Gejala umum bulimia nervosa meliputi:

  • Pesta makan berulang terjadi dengan perasaan kurang terkontrol.
  • Perilaku pembersihan perut berulang terjadi untuk mencegah kenaikan berat badan. 
  • Harga diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan. 
  • Takut bertambah berat badan, meski memiliki berat badan normal. 

Efek samping bulimia mungkin termasuk tenggorokan meradang dan sakit, pembengkakan kelenjar ludah, enamel gigi aus, kerusakan gigi, refluks asam, iritasi usus, dehidrasi parah, dan gangguan hormonal. Dalam kasus yang parah bulimia juga dapat menciptakan ketidakseimbangan kadar elektrolit, seperti natrium, kalium, dan kalsium. Ini dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung. 

3. Gangguan Pesta Makan

Gangguan ini biasanya terjadi selama masa remaja dan dewasa awal meskipun berkembang di kemudian hari. Orang dengan gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan bulimia atau pesta makan subtipe anoreksia. Misalnya, mereka biasanya makan makanan dalam jumlah besar yang luar biasa dalam waktu yang relatif singkat dan merasakan kurangnya kontrol. 

Orang-orang dengan gangguan makan berlebihan tidak membatasi kalori atau menggunakan perilaku membersihkan. Misalnya muntah atau olahraga berlebihan untuk mengimbangi makan mereka. 

4. Pica 

Pica adalah gangguan makan lain yang melibatkan makan hal-hal yang tidak dianggap makanan. Orang dengan pica memakan hal-hal seperti es, kotoran, tanah, kapur tulis, sabun, kertas, rambut, kain, dan hal-hal yang bukan makan lainnya. 

Individu dengan pica mungkin berisiko tinggi mengalami keracunan, infeksi, cedera usus, dan defisiensi nutrisi. Tergantung pada zat yang dicerna, pica mungkin dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa. 

Baca juga: Penjelasan Panduan Aman Diet Keto untuk Pemula

5. Gangguan Perenungan

Ini adalah gangguan makan yang baru dikenal. Kondisi ini menggambarkan seseorang memuntahkan makanan yang sebelumnya telah mereka kunyah dan menelan, mengunyah kembali, dan kemudian menelannya kembali atau memuntahkannya. Orang dewasa dengan gangguan ini dapat membatasi jumlah makanan yang mereka makan, terutama di tempat umum. Gangguan ini dapat menyebabkan mereka menurunkan berat badan dan menjadi kurus. 

Itulah beberapa jenis gangguan makan yang perlu kamu ketahui. Jika kamu merasa memiliki gejalanya, sebaiknya segera bicarakan pada dokter, psikiater, atau psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk penanganan yang serius. Pastikan aplikasi Halodoc sudah di-download di smartphone kamu ya!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. 6 Common Types of Eating Disorders

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan