Jumlah Pengidap Limfoma Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 September 2019
Jumlah Pengidap Limfoma Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?Jumlah Pengidap Limfoma Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?

Halodoc, Jakarta - Kamu tentu pernah mendengar tentang limfoma atau kanker kelenjar getah bening, bukan? Penyakit inilah yang dikabarkan menjadi penyebab wafatnya Ustaz Arifin Ilham, yang sempat heboh beberapa waktu lalu. Limfoma merupakan kanker yang menyerang sistem limfatik yang menghubungkan kelenjar limfe atau kelenjar getah bening di seluruh tubuh.

 

Penyebab pasti mengapa jumlah pengidap limfoma terus meningkat cukup sulit diketahui. Umumnya, kanker ini terjadi karena adanya perubahan atau mutasi DNA sel-sel limfosit, sehingga pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Namun, alasan mengapa hal ini bisa terjadi pun belum diketahui secara pasti.

 

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Kelenjar Getah Bening

 

Kendati demikian, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena limfoma, yaitu:

  • Usia. Umumnya, jenis limfoma Hodgkin terjadi pada orang yang berusia 15–30 tahun dan lansia di atas 55 tahun. Sementara risiko limfoma non-Hodgkin akan meningkat seiring usia, khususnya orang berusia di atas 60 tahun.

  • Pernah terpapar virus Epstein-Barr atau EBV, yang dapat menyebabkan demam kelenjar. Orang yang pernah mengalami demam kelenjar lebih berisiko mengalami limfoma Hodgkin.

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap HIV/AIDS atau menggunakan obat imunosupresan.

  • Faktor genetik. Risiko seseorang untuk terkena limfoma akan meningkat jika memiliki anggota keluarga inti (ayah, ibu, atau saudara kandung) yang mengidap jenis kanker yang sama.

  • Mengalami obesitas. Faktor kelebihan berat badan lebih berpengaruh pada wanita dibandingkan pada pria, dalam meningkatkan risiko limfoma.

 

Beberapa faktor risiko yang disebutkan tadi hanyalah beberapa contoh kasus yang umum. Tidak memiliki faktor risiko bukan menjadi jaminan bahwa kamu terbebas dari risiko limfoma. Oleh karena itu, selalu jaga pola hidup dan pola makan sehat, serta olahraga teratur. Jika mengalami gangguan kesehatan, bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc. Mudah kok, diskusi dengan dokter bisa dilakukan kapan dan di mana saja, lewat fitur Chat atau Voice/Video Call.

 

Baca juga: Kelenjar Getah Bening di Ketiak, Apakah Berbahaya?

 

Waspadai Berbagai Gejala Limfoma Berikut

Gejala utama yang terjadi ketika seseorang mengidap limfoma adalah tumbuhnya benjolan yang tidak nyeri, pada area leher, ketiak, dan pada beberapa kasus di selangkangan. Selain benjolan, beberapa gejala lain yang juga mungkin dirasakan pengidap limfoma adalah:

  • Selalu merasa lelah.

  • Berkeringat pada malam hari.

  • Demam dan menggigil.

  • Lebih sering mengalami infeksi.

  • Batuk yang tidak kunjung sembuh atau terengah-engah.

  • Gatal-gatal di seluruh tubuh.

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

  • Tidak nafsu makan.

  • Perdarahan yang parah, misalnya haid dengan volume darah berlebihan atau mimisan.

  • Pembengkakan pada perut.

  • Sakit perut.

  • Batuk atau gangguan pernapasan.

  • Sakit dada.

 

Jika mengalami berbagai gejala tersebut, jangan anggap remeh. Meski memiliki benjolan bukan berarti pasti mengidap limfoma, pemeriksaan sedini mungkin tetap perlu dilakukan. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.

 

Baca juga: Ini Cara Memeriksa Kelenjar Getah Bening

 

Bagaimana Memastikan Diagnosis Limfoma?

Dalam memastikan diagnosis limfoma, langkah awal yang akan dilakukan dokter adalah anamnesa untuk menanyakan gejala penyakit, riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat penyakit dalam keluarga, serta melalui pemeriksaan fisik. Kemudian, dapat dilakukan serangkaian pemeriksaan tambahan yang meliputi:

  • Pemeriksaan darah dan urine. Melalui hasil pemeriksaan ini, dokter akan mengetahui kondisi kesehatan pasien secara umum.

  • Foto Rontgen, CT scan, MRI, dan PET scan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat tingkat penyebaran limfoma.

  • Rontgen dada. Dilakukan untuk memeriksa apakah ada penyebaran limfoma ke paru-paru atau tidak.

  • Biopsi. Dilakukan untuk mengambil sampel kelenjar getah bening yang membengkak serta sumsum tulang.

 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. What is Lymphoma? 
Medical News Today. Diakses pada 2019. What you need to know about lymphoma.
Healthline. Diakses pada 2019. Everything You Need to Know About Lymphoma.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan