Kaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri Perifer

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Mei 2019
Kaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri PeriferKaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri Perifer

Halodoc, Jakarta - Seperti penyakit jantung koroner dan stroke, penyakit arteri perifer disebabkan oleh penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Pada penyakit ini, penumpukan terjadi pada pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai. Timbunan lemak dapat membuat arteri menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi tersumbat. Proses ini disebut juga aterosklerosis, dan dapat terjadi di bagian tubuh mana pun.

Walaupun jarang terjadi, gangguan arteri perifer juga bisa disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah arteri dan cedera pada tungkai. Awalnya pengidap gangguan arteri perifer tidak mengalami gejala apapun, atau hanya merasakan gejala ringan, seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Nyeri yang dirasakan akan bertambah buruk ketika pengidap beraktivitas (misalnya berjalan atau naik tangga), dan akan reda setelah pengidap beristirahat. Kondisi ini disebut klaudikasio.

Baca juga: Hati-Hati, Ini 5 Penyakit yang Dapat Terjadi karena Kolesterol Tinggi

Klaudikasio pada orang yang sudah lanjut usia sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai keluhan yang normal akibat penuaan. Terutama apabila kamu sudah berusia di atas 50 tahun, perokok, mengidap diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi. Sebab, apabila dibiarkan saja, lama-kelamaan pembuluh darah arteri akan semakin menyempit dan menimbulkan keluhan berikut:

  • Klaudikasio intermiten, yaitu nyeri yang diakibatkan keadaan iskemia pada otot. Biasanya muncul saat seseorang beraktivitas pada bagian yang terkena sumbatan. Selain rasa nyeri, gejala yang bisa dirasakan juga berupa kram atau baal.

  • Nyeri dirasakan pada tempat yang sama setiap kalinya dan menghilang setelah beristirahat 2-5 menit.

  • Peristiwa yang umum terjadi yaitu di betis (karena sumbatan pada distal superficial femoral artery). Di samping itu, keluhan pada paha atau bokong juga sering terjadi.

  • Adanya kondisi luka yang sulit sembuh pada kaki.

  • Terjadi perbedaan warna kulit, suhu, pertumbuhan rambut, dan kuku antara kedua kaki.

Baca juga: Harus Tahu, 4 Fakta Penting Mengenai Amputasi

Kurangnya asupan darah bisa menimbulkan infeksi atau luka pada tungkai, terutama di jari kaki yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan kematian jaringan atau gangrene, sehingga harus diamputasi.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses aterosklerosis juga bisa terjadi pada pembuluh darah jantung dan otak. Apabila dibiarkan, kondisi ini akan menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti stroke atau serangan jantung.

Sementara itu, munculnya plak dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit arteri perifer ini bisa dicegah dengan menjaga kesehatan pembuluh darah. Kebiasaan merokok terbukti dapat membuat pembuluh darah kehilangan kelenturannya, sehingga lebih rentan mengalami gangguan, termasuk munculnya sumbatan. Maka itu, berhenti merokok merupakan salah satu anjuran pencegahan yang utama.

Selain itu, pemilihan makanan yang sehat, tinggi serat, rendah gula, dan rendah lemak merupakan upaya penting untuk mencegah terbentuknya plak. Begitu pula dengan aktivitas olahraga teratur yang sangat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan menjaga kelancaran aliran darah.

Baca juga: Bisakah Diagnosis Penyakit Arteri Perifer dengan USG Doppler?

Nah, itulah gejala arteri perifer yang perlu kamu kenali. Jika kamu mencurigai adanya gejala pada tubuh kamu, langsung saja buka aplikasi Halodoc untuk mengkomunikasikannya pada dokter ahli, supaya segera mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan