Kamar Kotor, Awas Muncul Scabies di Ruangan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   03 Oktober 2019
Kamar Kotor, Awas Muncul Scabies di RuanganKamar Kotor, Awas Muncul Scabies di Ruangan

Halodoc, Jakarta - Gangguan kulit apapun akan membuat kamu tidak nyaman dalam beraktivitas. Apalagi jika sampai mengalami scabies atau yang juga dikenal sebagai kudis. Scabies merupakan kondisi kulit gatal yang disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Gatal-gatal hebat akibat Scabies terjadi di tempat tungau bersembunyi. Jika kamu terserang scabies, akan muncul keinginan untuk menggaruk terus-menerus hingga malam hari. 

Scabies dapat menular dan menyebar dengan cepat melalui kontak fisik, di tempat penitipan anak, kelas, panti jompo, dan penjara. Karena penularan kudis ini sangat cepat di lingkungan orang-orang terdekat, biasanya dokter akan merekomendasikan perawatan untuk seluruh keluarga yang terkontak.

Jaga Kebersihan Supaya Terhindar dari Scabies

Scabies akan cepat berkembang biak di tempat yang kotor atau berantakan, baik itu di kamar, ruang kerja, dan tempat aktivitas lainnya. Untuk itu, kamu perlu menjaga kebersihan tempat tinggal atau tempat kamu biasa beraktivitas agar terhindar dari gangguan scabies.

Punya pertanyaan lainnya mengenai penyakit ini? Kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter terpercaya di Halodoc. Kamu juga bisa lho membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan melalui aplikasi ini. Tanpa repot, sehat jadi lebih mudah dengan Halodoc!

Baca juga: 4 Penyakit Kulit Ini Dipicu oleh Virus

Bukan hanya menjaga kebersihan ruangan, kamu juga harus menjaga kebersihan hewan peliharaan jika ada. Apalagi jika hewan peliharaan kamu sering berada di dalam ruangan di rumah. Misalnya anjing dan kucing, merupakan hewan yang paling sering ditinggali tungau dan paling sering juga menderita kudis. 

Scabies pada kucing memang tidak disebabkan oleh jenis tungau yang sama yang memicu kudis manusia. Namun, kamu tetap bisa mendapatkan tungau dari memegang hewan peliharaan yang terinfeksi. 

Siapa pun dapat mengalami scabies, tapi mereka yang berisiko tinggi adalah orang-orang berikut:

  • Orang dewasa yang aktif secara seksual.

  • Narapidana di dalam penjara.

  • Orang yang bekerja di institusi kesehatan/ perawatan.

  • Orang-orang yang hidup dalam kondisi yang ramai dan padat penduduk.

  • Orang yang bekerja di penitipan anak.

Scabies dapat dicegah dengan menghentikan penyebarannya. Langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah scabies dan datangnya tungau, antara lain:

  • Membersihkan semua pakaian dan kain-kain lainnya yang ada dalam ruangan. 

  • Gunakan air panas bersabun untuk mencuci semua pakaian, handuk, dan selimut yang digunakan.

  • Keringkan pakaian dengan panas yang tinggi.

  • Hindari untuk meletakkan barang-barang yang tidak dapat kamu cuci di dalam tempat tertutup, dan letakkan di tempat yang tidak terjangkau, seperti gudang atau garasi. 

Setelah kamu melakukan pembersihan dan pencegahan, langkah selanjutnya kamu bisa melakukan perawatan. Perawatan scabies biasanya menggunakan obat-obatan seperti krim dan lotion yang tersedia di apotek berdasarkan resep dokter. Kamu bisa mendapatkan resep obat scabies setelah berdiskusi pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Praktis kan? Yuk, download sekarang aplikasinya!

Umumnya obat untuk perawatan gangguan scabies diaplikasikan pada seluruh tubuh, mulai dari leher ke bawah. Kemudian, biarkan obat itu selama setidaknya delapan hingga 10 jam supaya bereaksi secara optimal. Namun, perlu kamu ketahui, beberapa perawatan juga membutuhkan aplikasi yang kedua kalinya, dan perawatan perlu diulangi jika terdapat sumber baru dan muncul ruam. 

Baca juga: 4 Gejala Scabies yang Perlu Diwaspadai 

Scabies dapat menyebar begitu mudah dan cepat. Itulah sebabnya dokter akan merekomendasikan perawatan untuk semua anggota keluarga dalam rumah yang terkontak dekat, bahkan meski jika mereka tidak memiliki tanda-tanda scabies. 

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Scabies: Symptom and Causes



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan