Kapan Nyeri Dada Harus Diperiksakan ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Februari 2021
Kapan Nyeri Dada Harus Diperiksakan ke Dokter?Kapan Nyeri Dada Harus Diperiksakan ke Dokter?

Halodoc, Jakarta - Nyeri dada sering kali menjadi tanda dari serangan jantung, tetapi bisa juga menjadi indikasi kondisi medis lain yang tidak berkaitan dengan dengan jantung. Misalnya, gangguan pencernaan, pernapasan, tulang dan otot. Apapun kondisinya, kamu perlu tahu bahwa nyeri dada perlu segera mendapatkan penanganan, meski kondisinya bisa disebut ringan atau tidak membahayakan nyawa. 

Tidak kalah pentingnya, kamu juga perlu belajar mengenali kapan nyeri dada harus segera mendapatkan penanganan medis. Bukan tanpa alasan, ini akan membantu kamu terhindar dari komplikasi berbahaya nantinya. Lalu, apakah nyeri dada harus diperiksa dokter? Kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan kondisi tersebut?

Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri

Kapan Harus ke Dokter?

Baik bersifat ringan maupun berat, nyeri dada tetap harus diperiksa dokter. Kamu perlu tahu apa yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Memang benar, urgensinya tidak sama, karena penanganan nyeri dada sudah pasti berbeda bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab nyeri dada, apa saja gejalanya, dan kapan kamu harus memeriksakannya ke dokter:

  • Angina

Nyeri dada karena angina akan terasa seperti ada tekanan pada bagian dada, atau jantung seperti sedang diremas. Nyeri dada ini terjadi ketika darah masih mengalir ke otot jantung, tetapi suplainya berkurang secara drastis. 

Angina terbagi menjadi dua jenis, yaitu stabil dan tidak stabil. Angina stabil biasanya terjadi ketika kamu aktif secara fisik sehingga jantung bekerja lebih keras dari biasanya, tetapi kondisi ini akan menghilang ketika kamu istirahat.

Sementara itu, angina tidak stabil bisa muncul tiba-tiba, bahkan ketika kamu sedang tidak beraktivitas. Jenis angina ini lebih serius karena meningkatkan risiko serangan jantung. Apabila kamu masih ragu apakah sedang mengalami angina atau justru serangan jantung, segera lakukan pemeriksaan. 

  • Serangan Jantung

Nyeri dada yang berkaitan dengan serangan jantung ditandai dengan rasa nyeri yang tajam, menusuk, atau rasa tertekan pada dada. Serangan jantung terjadi karena ada penyumbatan dalam satu atau lebih arteri yang mensuplai darah menuju otot jantung. Gejala lainnya berupa sesak napas, pusing, berkeringat dingin, mual, dan denyut nadi lebih cepat.

Serangan jantung harus segera mendapatkan penanganan agar tidak berakibat fatal. Semakin gejala diidentifikasi dan pengobatan dilakukan, semakin sedikit komplikasi yang mungkin terjadi. Penyakit ini juga bisa memerlukan operasi bypass atau penempatan stent pada satu atau lebih arteri koroner yang mengalami penyumbatan.

  • Miokarditis

Nyeri dada karena miokarditis ditandai dengan munculnya nyeri ringan atau rasa tertekan pada dada. Gejala lainnya berupa sesak napas, pembengkakan di kaki, dan palpitasi jantung. Jika gejala ini terasa memburuk, segera ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: Masuk Angin dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

  • Kardiomiopati

Kardiomiopati mengacu pada penyakit yang menyerang otot jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan otot jantung mengalami penebalan, menipis, atau terjadi komplikasi lain yang memengaruhi kemampuannya dalam memompa darah. Kardiomiopati bisa terjadi karena penyakit lain,atau disebabkan karena faktor genetik.

Penyakit ini ditandai dengan sesak napas, terutama setelah melakukan aktivitas fisik, pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki, nyeri pada dada yang mungkin lebih intens saat aktivitas atau setelah makan makanan berat, dan irama jantung yang tidak teratur. Buat janji dengan dokter apabila kamu merasakan gejala tersebut atau segera ke rumah sakit terdekat. 

  • Pneumonia

Pneumonia merupakan jenis penyakit akibat komplikasi dari flu atau infeksi pada saluran pernapasan lain. Nyeri dada yang terjadi karena pneumonia biasanya terasa menusuk yang memburuk ketika menarik napas.

Gejala lainnya berupa batuk dengan dahak berwarna hijau, kuning, atau terkadang darah, demam, dan keringat dingin. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan, jadi jika kamu mengalami gejalanya, segera ke dokter atau rumah sakit. 

  • Asma

Asma merupakan kondisi yang mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan. Gejalanya termasuk mengi dan sulit bernapas selama kambuh. Selain itu, pengidapnya juga bisa merasakan sesak di dada ketika mengalami asma.

Penyakit ini biasanya dapat diatasi dengan obat hirup (inhaler). Namun, jika obat tidak menyembuhkan sebaik sebelumnya, atau kamu mengalami gejala asma tanpa ada riwayat masalah pernapasan, segera buat janji dengan dokter.

Baca juga: Ketahui 6 Gejala Serangan Jantung yang Terjadi pada Wanita

  • Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) mengacu pada beberapa kondisi medis yang berbeda. Kondisi ini terjadi ketika saluran pernapasan meradang sehingga membatasi aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.

Selain nyeri dada, gejala PPOK lainnya yaitu sering sesak napas, mengi, dan batuk yang memburuk ketika beraktivitas. Cari bantuan medis jika kamu mengalami sesak dan sulit bernapas.

  • Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus dan menyebabkan iritasi pada lapisannya. Selain nyeri dada, masalah kesehatan ini juga memiliki gejala berupa sensasi terbakar di dada.

Penyakit asam lambung biasanya tidak memerlukan perawatan intensif, tetapi kamu tetap harus segera memeriksakan diri ke dokter. Asam lambung yang mengiritasi esofagus dapat mengakibatkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.

Segera buat janji ke rumah sakit jika kamu mengalami nyeri dada. Gunakan aplikasi Halodoc untuk memindahkan kamu berobat ke rumah sakit terdekat. 



Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. 30 Causes for Chest Pain and When to Seek Help.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan