Kapan Sebaiknya Sindrom Kompartemen Diperiksakan ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Juni 2020
Kapan Sebaiknya Sindrom Kompartemen Diperiksakan ke Dokter?Kapan Sebaiknya Sindrom Kompartemen Diperiksakan ke Dokter?

Halodoc, Jakarta – Cedera bisa dialami siapa saja dan hati-hati apabila setelahnya kamu mengalami nyeri otot. Nyeri dan pembengkakan pada bagian otot dapat menjadi salah satu tanda dari sindrom kompartemen. Sindrom kompartemen terjadi ketika ada peningkatan tekanan pada bagian kompartemen otot. Kondisi ini menyebabkan cedera pada bagian kompartemen otot.

Baca juga: Bagaimana Sindrom Kompartemen Bisa Terjadi?

Kompartemen otot merupakan kelompok jaringan otot, pembuluh darah, saraf lengan serta kaki yang dikelilingi oleh fasia. Tekanan yang meningkat pada area tersebut memicu kerusakan otot dan saraf akibat terganggunya aliran darah. Lantas, kapan waktu terbaik untuk memeriksakan diri ke dokter? Ini ulasan selengkapnya.

Ketahui Waktu yang Tepat Lakukan Pemeriksaan

Kelompok otot diatur dalam bagian yang dikenal sebagai kompartemen. Kompartemen dikelilingi oleh jaringan yang membentuk dinding kompartemen dan dikenal sebagai fasia. Ketika seseorang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat cedera atau faktor lainnya pada bagian kompartemen otot, maka dapat menyebabkan darah atau cairan lain menumpuk pada kompartemen. 

Kondisi fasia yang tidak mudah mengembang membuat tekanan dalam kompartemen meningkat dan menghambat aliran darah menuju ke jaringan dalam kompartemen menjadi berkurang. Hal ini yang menyebabkan jaringan menjadi rusak sehingga meningkatkan risiko hilangnya fungsi tubuh. Sindrom kompartemen rentan dialami pada bagian kaki, lengan, dan perut.

Baca juga: Mengidap Sindrom Kompartemen, Bolehkah Berolahraga?

Ada beberapa gejala yang dialami oleh pengidap sindrom kompartemen, seperti nyeri yang sangat hebat pada bagian otot ketika digerakkan, alami pembengkakan pada bagian otot yang mengalami nyeri, kesemutan yang disertai dengan sensasi panas, perubahan warna kulit menjadi lebih pucat, dan otot yang terasa lemas.

Jika mengalami beberapa gejala tersebut, maka ini waktu yang tepat untuk mengunjungi dokter dan lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Pemeriksaan dilakukan secara dini mencegah risiko komplikasi yang mungkin dialami. Sebelum ke rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc

Nah, ketika melakukan pemeriksaan dokter akan bertanya mengenai riwayat cedera yang pernah dialami oleh pengidap. Selain itu, pemeriksaan fisik umumnya dilakukan untuk memastikan kesehatan kamu.

Jika dicurigai mengalami sindrom kompartemen, tes pengukuran untuk mengetahui tekanan pada kompartemen dan tes penunjang lainnya, seperti rontgen, MRI, dan tes darah akan dilakukan untuk memastikan penyebab keluhan yang kamu alami.

Inilah Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Tindakan operasi kerap dilakukan untuk mengatasi sindrom kompartemen agar tidak menimbulkan komplikasi. Ada beberapa komplikasi yang terjadi ketika sindrom kompartemen tidak diatasi dengan baik. Melansir Medicine Net, infeksi, otot menjadi kaku akibat jaringan parut muncul, kerusakan saraf permanen, gagal ginjal, alami amputasi, hingga kematian. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu dan menjalankan fisioterapi menjadi pengobatan sindrom kompartemen lainnya.

Baca juga: Perlu Ketahui Komplikasi Akibat Sindrom Kompartemen

Tidak ada salahnya untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitas fisik maupun kegiatan lainnya. Dengan begitu, kamu dapat mencegah cedera pada tubuh yang dapat meningkatkan risiko sindrom kompartemen. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai keluhan kesehatan yang dialami selama maupun setelah melakukan aktivitas fisik. 

Referensi:
Medicine Net. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
Web MD. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome
Healthline. Diakses pada 2020. Compartment Syndrome

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan