Kapan Waktu yang Tepat Anak Mulai Belajar Membaca?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 September 2018
Kapan Waktu yang Tepat Anak Mulai Belajar Membaca?Kapan Waktu yang Tepat Anak Mulai Belajar Membaca?

Halodoc, Jakarta – Kewajiban setiap orangtua adalah untuk mengajari anaknya membaca. Kemampuan dasar ini penting untuk Si Kecil kuasai sebagai bekalnya di masa depan nanti. Selain itu, membiasakan Si Kecil untuk membaca sejak dini juga dapat memberi banyak manfaat baik untuk tumbuh kembangnya. Namun sebelum mengajarkan anak membaca, ibu perlu memerhatikan kesiapan anak dari segi fisik dan mentalnya. Pasalnya, membaca bukanlah keterampilan yang bisa dikuasai begitu saja oleh anak. Jadi, kapan waktu yang tepat untuk anak belajar membaca? Yuk, cari tahu di sini.

Memerhatikan Kematangan Sistem Proprioseptif

Apa yang dimaksud dengan sistem proprioseptif? Sistem proprioseptif adalah kemampuan seorang anak untuk mengetahui keberadaan dan posisi tubuhnya. Bila anak sudah mengembangkan sistem ini dengan baik, dia dapat merasakan keberadaan anggota-anggota tubuhnya tanpa harus melihat atau menggerakannya. Sistem ini juga berhubungan dengan kemampuan anak untuk duduk tenang dan memusatkan perhatian.

Jadi, bila sistem proprioseptif anak belum matang, dia akan kesulitan belajar membaca. Si Kecil belum bisa membayangkan bila ibu menggunakan jari untuk menulis bentuk dari huruf “a” di udara. Akibatnya, Si Kecil akan kebingungan saat mengenali huruf “b” dan “d”.  Cara lain untuk mengetahui kematangan sistem proprioseptif anak adalah coba tuliskan suatu huruf di atas punggung anak dengan menggunakan jari. Bila Si Kecil belum bisa mengenalinya, berarti sistem proprioseptif belum matang.

Waktu yang Tepat

Sebenarnya secara ilmiah pun, belum ada penelitian yang menentukan kapan waktu yang tepat untuk anak belajar membaca. Namun biasanya, balita sudah mulai tertarik belajar membaca sekitar umur 2 tahun. Hal ini karena pada masa itu, pola pikir anak sudah mulai terbentuk dan anak juga cenderung punya rasa ingin tahu yang tinggi. Nah, ibu bisa memanfaatkan masa-masa ini untuk mulai rutin membacakan buku cerita untuk Si Kecil. Selain bisa meningkatkan minat anak untuk membaca, kegiatan mendongengkan atau membacakan buku cerita juga bisa membuat anak bisa lebih cepat membaca.

Mengajari Anak Membaca Secara Bertahap

Selain mengetahui waktu yang tepat, ibu juga perlu mengajari anak membaca secara bertahap. Pada tahap awal, ibu bisa mengenalkan alfabet pada Si Kecil dan mengajarinya cara melafalkannya. Ingat, kecepatan setiap anak untuk belajar setiap huruf berbeda-beda ya, bu. Ada yang bisa mempelajarinya dengan cepat, tetapi ada juga yang butuh waktu untuk mengingatnya. Semua ini tergantung dari perkembangan otak Si Kecil dan cara mendidik orangtua.

Selain itu, menurut Susan R. Johnson, seorang dokter dan pakar perkembangan anak, anak yang masih berusia di bawah 7 tahun juga lebih banyak menggunakan otak kanannya. Hal ini membuat anak mengenali huruf sebagai gambar. Jadi, ketika anak diperkenalkan sebuah kata, anak yang menggunakan otak kanannya cenderung akan mengingat huruf pertama dan terakhir serta panjang katanya. Hal ini membuat Si Kecil seringkali tidak menyadari urutan huruf dalam katanya. Karena itu, kadang-kadang anak suka salah menyebut kata “rambut” menjadi “rumbat” misalnya.

Alih-alih menggunakan otak kanan, perkembangan otak kiri anak juga sangat penting karena di otak kiri lah terdapat pusat baca. Pusat membaca ini yang membuat anak mampu untuk belajar membaca secara fonetik, yaitu dari huruf ke huruf, sehingga mereka dapat melafalkan kata demi kata dengan benar. Jadi, ibu juga perlu memerhatikan perkembangan otak anak (neurologis) saat ingin mengajari anak membaca secara formal.

Masa-masa krusial yang menentukan kemampuan membaca anak memang terjadi pada usia sekitar 6 tahun atau kurang. Karena itu, penting bagi ibu untuk membantu anak belajar membaca dengan metode yang tepat dan dibarengi dengan latihan menulis. Baru pada usia 7 tahun, anak bisa melafalkan kata-kata dengan jelas, sehingga ibu bisa lebih mudah mengoreksinya bila ada kesalahan eja suatu kata.

Mengajari anak terlalu dini juga belum tentu menjamin anak akan jadi lebih cerdas dan sukses di masa mendatang nanti. Sebuah penelitian bahkan menemukan anak yang terlalu cepat diajari baca tulis berisiko mulai dari mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perilaku, stres, sampai depresi pada saat remaja dan dewasa. Jadi, ibu bisa mulai membantu anak belajar membaca bila waktunya sudah tepat ya. Bila Si Kecil sakit, gunakan saja aplikasi Halodoc. Para dokter yang ahli siap membantu dan memberi saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, segera download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan