Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Difteri?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Oktober 2020
Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Difteri?Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Difteri?

Halodoc, Jakarta – Difteri adalah infeksi bakteri yang mudah menular dan berpotensi membahayakan nyawa. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan vaksin difteri yang dapat secara efektif melindungi tubuh dari penyakit tersebut. Vaksin difteri biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan vaksin penyakit lain, yaitu tetanus dan pertusis (vaksin Tdap), atau dengan tetanus saja (vaksin Td).

Centers for Disease and Prevention Control (CDC) merekomendasikan vaksin difteri, tetanus dan batuk rejan (pertusis) untuk semua orang, baik anak-anak, orang dewasa, dan orangtua. Tujuannya untuk mencegah ketiga penyakit berbahaya tersebut. Namun, pemberian vaksin tersebut tidak bisa dilakukan kapan saja, melainkan ada waktu yang disarankan untuk tiap kelompok usia.

Baca juga: Ini Alasan Difteri Termasuk Penyakit Berbahaya

Waktu yang Tepat untuk Mendapatkan Vaksin Difteri

Vaksin difteri yang diberikan untuk bayi dan anak-anak di bawah umur 7 tahun adalah DTaP atau DT, sedangkan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa bisa mendapatkan vaksin difteri dalam bentuk Tdap dan Td.

Berikut waktu pemberian vaksin difteri berdasarkan kelompok usia:

  • Bayi dan Anak-anak

Bayi membutuhkan 3 suntikan DTaP untuk membangun perlindungan tingkat tinggi terhadap difteri, tetanus dan pertusis. Tiga suntikan pertama tersebut bisa diberikan ketika anak berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. 

Kemudian, anak-anak membutuhkan 2 suntikan penguat lagi untuk mempertahankan perlindungan tersebut selama masa kanak-kanak. Vaksin difteri penguat yang pertama bisa diberikan pada anak ketika usianya 15-18 bulan, sedangkan suntikan terakhir bisa diberikan ketika anak berusia antara 4-6 tahun.

Untuk anak-anak yang tidak bisa mendapatkan vaksin pertusis, dokter bisa memberikan vaksin DT daripada DTaP. Misalnya, pada anak-anak yang memiliki reaksi yang sangat buruk terhadap DTaP. Namun, perlu diingat bahwa anak-anak yang hanya menerima vaksin DT tidak memiliki perlindungan terhadap batuk rejan atau pertusis.

  • Anak-anak Pra-remaja dan Remaja

Anak-anak pra-remaja harus mendapatkan satu suntikan Tdap antara usia 11 dan 12 tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka terhadap difteri, tetanus, dan pertusis. Sementara anak remaja yang belum mendapatkan vaksin Tdap pada saat usia pra-remaja, dianjurkan untuk mendapatkan satu suntikan saat menemui dokter.

  • Wanita Hamil

Wanita hamil harus mendapatkan vaksin Tdap pada awal trimester ketiga kehamilan. Dengan melakukan hal tersebut, ibu membantu melindungi bayi dari pertusis selama beberapa bulan pertama kehidupannya.

  • Orang Dewasa

Semua orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin difteri harus mendapatkan suntikan Tdap. Vaksin tersebut bisa didapatkan kapan saja, terlepas dari kapan terakhir kali kamu mendapatkan Td. Setelah itu, kamu harus mendapatkan vaksin Td atau Tdap setiap 10 tahun.

Bicarakan pada dokter bila kamu ingin bertanya lebih jauh seputar vaksin difteri atau bila kamu tidak yakin tentang status vaksin difteri yang sudah kamu dapatkan. Kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk bertanya tentang hal itu.

Baca juga: Enggak Cukup Vaksin, Kenali Difteri dan Cara Penularannya

Waspada Efek Sampingnya

Ada beberapa efek samping yang mungkin bisa dialami oleh anak-anak setelah mendapatkan vaksin DTaP, antara lain demam ringan, rewel, mengantuk, atau nyeri di tempat suntikan. Tanyakan pada dokter mengenai perawatan yang bisa dilakukan untuk meminimalkan atau meredakan efek samping tersebut.

Pada kasus yang jarang terjadi, vaksin DTaP juga bisa menyebabkan komplikasi yang serius tapi bisa diobati pada anak-anak, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam) yang berkembang dalam beberapa menit setelah disuntik.

Sementara efek samping pemberian vaksin difteri yang bisa terjadi pada orang dewasa, antara lain: 

  • Nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan.
  • Demam rendah dan menggigil.
  • Sakit kepala dan badan terasa pegal.
  • Merasa lelah.
  • Sakit perut, muntah dan diare.

Baca juga: Orangtua, Kenali 7 Gejala Difteri yang Dapat Menyerang Anak

Itulah panduan mengenai waktu yang tepat untuk memberikan vaksin difteri. Jangan lupa download aplikasi Halodoc yang dapat memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap kapan saja.

Referensi:
Centers for Disease and Prevention Control. Diakses pada 2020. Diphtheria, Tetanus, and Whooping Cough Vaccination: What Everyone Should Know.
Vaccines. Diakses pada 2020. Diphtheria.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan