Kapankah Operasi Dianjurkan pada Pengidap Kolitis Ulseratif?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Mei 2019
Kapankah Operasi Dianjurkan pada Pengidap Kolitis Ulseratif?Kapankah Operasi Dianjurkan pada Pengidap Kolitis Ulseratif?

Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami buang air besar berdarah? Bisa jadi itu tanda kolitis ulseratif, yaitu peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) dan rektum. Ketika mengalami penyakit ini, terdapat tukak atau luka di dinding usus besar, sehingga membuat feses bercampur dengan darah. Kolitis ulseratif dapat terjadi pada siapa saja, tetapi umumnya mulai terjadi pada mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Penyebab kolitis ulseratif belum diketahui secara pasti, diduga penyakit ini disebabkan oleh respons autoimun. Sementara itu, ada faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kolitis ulseratif dan keparahan gejalanya, yaitu:

  • Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami kolitis ulseratif akan meningkat jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit sama.
  • Usia. Faktor ini bisa memengaruhi tingkat keparahan gejala. Makin muda usia pengidap saat mengalami penyakit ini, tingkat keparahan gejala yang dialaminya juga akan semakin meningkat.

Baca juga: Radang Usus Bisa Sebabkan Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn

Gejala yang Bervariasi

Gejala yang dialami dapat berbeda-beda pada setiap pengidap. Perbedaan ini tergantung pada tingkat keparahan serta lokasi peradangan yang dialami oleh pengidap. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi:

  • Diare yang disertai darah, lendir, atau nanah.
  • Nyeri atau kram perut.
  • Sering ingin buang air besar, tapi tinja cenderung tidak bisa keluar.
  • Kelelahan.
  • Nyeri pada rektum.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam.

Pengidap kolitis ulseratif juga terkadang tidak merasakan gejala apa pun atau hanya mengalami gejala-gejala ringan selama beberapa waktu, sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Serangan ini umumnya diawali keluhan buang air besar lebih dari 6 kali dalam sehari, detak jantung yang tidak teratur, serta napas cepat.

Operasi Dilakukan Ketika Obat-Obatan Tak Lagi Manjur

Tindakan operasi umumnya dianjurkan bagi pengidap kolitis ulseratif yang sering mengalami serangan parah yang tidak bisa ditangani dengan obat-obatan. Jenis prosedur yang akan dilakukan adalah proctocolectomy, yaitu pengangkatan seluruh usus besar dan rektum.

Dokter juga akan menyambung ujung usus halus dengan anus untuk mengeluarkan kotoran. Jika tidak memungkinkan, akan dibuat lubang permanen pada perut untuk mengeluarkan kotoran secara langsung ke dalam kantong kecil di luar tubuh.

Baca juga: Waspada 7 Tanda Kolitis Ulseratif yang Sering Diabaikan

Namun, sekali lagi perlu diketahui bahwa operasi biasanya adalah ‘jalan terakhir’. Pada penanganan awal, dokter biasanya akan mendiagnosis tingkat keparahan peradangan yang dialami serta kondisi kesehatan pengidap secara keseluruhan. Gejala yang ringan hingga tingkat menengah biasanya dapat ditangani dengan berobat jalan. Namun, serangan dengan gejala yang parah harus dirawat inap di rumah sakit karena berpotensi menyebabkan komplikasi yang serius.

Kolitis ulseratif termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Tujuan pengobatan yang dilakukan adalah untuk meringankan gejala, khususnya saat serangan terjadi. Penanganan penyakit ini juga berfungsi untuk mencegah kambuhnya gejala. Langkah-langkah penanganan tersebut biasanya meliputi:

1. Pemberian Obat Antiinflamasi

Obat antiinflamasi berfungsi untuk mengurangi peradangan. Contoh obatnya adalah aminosalicylate dan kortikosteroid.

2. Imunosupresan

Obat ini akan menekan respons sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan. Beberapa jenis imunosupresan yang biasanya dianjurkan meliputi azathioprine, cyclosporine, dan infliximab.

Selain penanganan secara medis, pengidap kolitis ulseratif juga sebaiknya mengubah gaya hidup untuk mencegah kekambuhan atau memburuknya gejala. Beberapa langkah sederhana yang mungkin bermanfaat adalah:

  • Mengubah pola makan, misalnya mengonsumsi makanan rendah lemak, memperbanyak asupan cairan dan serat, mengonsumsi suplemen, membatasi konsumsi produk susu, dan menghindari minuman keras dan rokok.
  • Mengurangi stres. Misalnya dengan berolahraga ringan atau melakukan kegiatan relaksasi.

Baca juga: 6 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Kolitis Ulseratif

Itulah sedikit penjelasan tentang kolitis ulseratif. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan