Kawasaki, Penyakit Langka pada Anak yang Mirip DB

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 September 2018
Kawasaki, Penyakit Langka pada Anak yang Mirip DBKawasaki, Penyakit Langka pada Anak yang Mirip DB

Halodoc, Jakarta - Kondisi panas yang berkepanjangan seringkali dikaitkan dengan demam berdarah (DB), apalagi di Indonesia yang berada di wilayah tropis. Ibu perlu waspada bila si kecil demam sampai dua minggu dan disertai dengan bibir dan lidah yang memerah, ibu perlu harap-harap cemas. Bisa jadi hal itu menandai dari kemungkinan penyakit lainnya. Pasalnya, penyakit langka seperti Kawasaki juga memiliki gejala yang hampir sama dengan DB, dan biasa menjangkit anak-anak di Asia.

Penyakit Kawasaki (PK) sendiri ditemukan pada 1957 oleh dokter asal Jepang, Tomisaku Kawasaki. Saat itu PK dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Kata ahli, di negara kita masih banyak yang belum memahami penyakit berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun. Nah, inilah yang membuat diagnosis sering terlambat dengan segala konsekuensinya.

Kawasaki merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan di dinding pembuluh darah diseluruh tubuh, khususnya pembuluh darah jantung. Sebenarnya penyakit ini terbilang langka, sebab mayoritas menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini menyerang balita yang berusia satu setengah hingga dua bulan.

Enggak cuma pembuluh darah saja yang diserang, penyakit ini juga menyerang limfonodi kulit dan membran mukosa yang ada di mulut, hidung, serta tenggorokan. Oleh sebab itu, penyakit ini juga disebut dengan sindrom limfonodi mukokutan

Ada Tiga Fase

Gejala PK seringkali muncul dalam tiga tahap dan waktunya berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Berikut fase-fase yang harus diketahui:

Fase Pertama

Di fase ini, kemungkinan tanda dan gejala yang akan dialami pengidapnya, yaitu:

- Demam yang seringnya lebih dari 39 derajat Celcius, dan berlangsung lebih dari lima hari.

- Membengkak dan memerahnya kulit di telapak tangan dan kaki.

- Iritabilitas atau anak mudah rewel.

- Pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher atau tempat lain.

- Kondisi bibir merah, pecah-pecah, kering, serta lidah bengkak dan sangat merah.

- Adanya ruam pada bagian utama dari tubuh dan di daerah genital.

- Mata menjadi sangat merah (konjungtivitis) tanpa banyak cairan.

Fase kedua

Di fase ini demam biasanya sudah turun, tapi pengidap PK akan mengalami gejala-gejala lainnya. Seperti:

- Rasa nyeri dan pembengkakan di sendi.

- Mengelupasnya kulit pada ujung jari tangan dan kaki.

- Gangguan pencernaan, seperti muntah, diare, dan sakit perut.

Kata ahli, di tahap ini komplikasi seperti aneurisma bisa muncul. Aneurisma sendiri merupakan kondisi melebarnya pembuluh darah akibat dinding pembuluh darah tidak cukup kuat untuk menahan aliran darah.

Fase ketiga

Tahap ketiga ini biasanya akan berlangsung setelah empat sampai enam minggu seseorang mengidap PK. Di fase ini, gejala penyakit Kawasaki perlahan-lahan berkurang. Namun, kondisi anak umumnya masih lemas dan mudah lelah. Kata ahli, gejala penyakit ini mirip dengan infeksi lain, terutama gejala demam pada tahap pertama.

Belum Diketahui Pasti

Di negara kita sendiri, PK baru resmi tecatat setelah laporan seri PK dari para ahli yang diajukan pada simposium internasional penyakit Kawasaki ke-8 di San Diego, AS, awal tahun 2005. Lalu, apa penyebab penyakit yang mirip DB ini? Sebenarnya penyebab penyakit yang kebanyakan menyerang anak-anak ini belum diketahui secara pasti. Namun, para pakar menduga ada beberapa faktor yang bisa memicunya.

- Genetik

Anak yang mengidap PK mungkin cenderung disebabkan oleh faktor warisan alias genetik. Kata ahli, bisa jadi tak hanya satu gen saja yang bertanggung jawab, mungkin juga hasil dari banyak gen. Berdasarkan data, penyakit ini lebih sering mengjangkit anak-anak dari timur laut Asia, terutama Jepang dan Korea. Hal ini menunjukkan genetik sangat berpengaruh.

- Infeksi

Penyakit ini ditandai dengan gejala yang mirip dengan infeksi, makanya bakteri atau virus mungin menjadi biang keladinya. Meski begitu, sejauh ini penyebabnya masih belum teridentifikasi. Namun yang perlu diingat, PK tak bisa menular dari satu orang ke orang lain sehingga tidak mungkin jika kondisi ini hanya disebabkan oleh virus saja. Kata ahli, Kawasaki biasanya tidak memengaruhi bayi di bawah enam bulan. Namun, dalam beberapa kasus ada juga lo anak yang sangat muda dapat mengembangkan PK.

- Teori lainnya

Ada ahli yang memperkirakan kalau PK bisa saja disebabkan oleh kondisi autoimun, yakni sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat dan organ. Ada juga teori lainnya yang menunjukkan bahwa PK mungkin disebabkan oleh reaksi obat tertentu atau polusi lingkungan. Misalnya, paparan bahan kimia atau toksin (racun).

Si kecil punya keluhan kesehatan atau ingin tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa lo bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga:



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan