Kebiasaan Mengompol Si Kecil Bisa Jadi Gejala Penyakit

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2018
Kebiasaan Mengompol Si Kecil Bisa Jadi Gejala PenyakitKebiasaan Mengompol Si Kecil Bisa Jadi Gejala Penyakit

Halodoc, Jakarta – Mengompol adalah hal yang wajar dan pasti terjadi pada masa perkembangan anak. Hal itu terjadi karena belum ada kematangan dalam mengontrol kandungan kemih sendiri. Umumnya mengompol akan terjadi hingga anak berusia 5 tahun.

Seiring berjalannya usia, anak-anak akan tumbuh dan lebih mampu mengendalikan keinginan berkemih. Hal ini biasanya terjadi pada usia yang berbeda-beda dan tidak ada patokan pasti. Namun jika anak masih saja memiliki kebiasaan mengompol bahkan setelah berusia lebih dari 5 tahun, orangtua perlu waspada. Pasalnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kebiasaan mengompol yang terjadi terus menerus dan menetap di atas usia lima tahun sebagai kondisi yang tidak normal pada anak.

Baca juga: Alasan di Balik Si Kecil yang Sering Mengompol

Kebiasaan mengompol yang dibiarkan bisa mengganggu kehidupan sosial anak pada usia enam hingga tujuh tahun. Selain itu, bisa jadi kebiasaan ini merupakan sinyal bahwa ada yang tidak beres dengan kesehatan Si Kecil. Kebiasaan mengompol memang bisa menjadi gejala adanya penyakit, di antaranya:

 

  • Infeksi Saluran Kemih

 

Sering mengompol bisa jadi merupakan gejala infeksi saluran kemih (ISK). Penyakit yang dipicu oleh infeksi bakteri ini nyatanya juga bisa menyerang anak-anak. ISK terjadi karena infeksi bakteri E. Coli. Sayangnya kondisi ini agak sulit untuk dideteksi pada anak. Sebab, gejalanya sering tidak disadari dan sulit diungkapkan anak.

Beberapa gejala ISK yang sering muncul adalah demam tinggi, anak rewel, menangis saat buang air kecil, dan sering mengompol. Pada anak yang sudah lebih besar, biasanya keluhan seperti rasa nyeri saat buang air kecil, urin berubah warna, dan nyeri pada perut bagian bawah bisa menjadi tanda untuk mengetahui penyakit infeksi saluran kemih.

 

  • Konstipasi

 

Konstipasi alias sembelit juga bisa menjadi penyakit yang ditandai dengan kebiasaan mengompol. Hal itu terjadi karena saat sembelit, usus besar Si Kecil akan penuh sehingga menekan kandung kemih. Alhasil, anak mungkin secara tidak sadar akan sering mengompol.

Untuk mengetahui apakah anak mengalami konstipasi, coba amati intensitas buang air besar. Normalnya, buang air besar pada anak adalah tiga kali dalam seminggu, atau setidaknya empat hari dalam seminggu. Jika buang air besar anak tidak lancar, coba berikan ia lebih banyak serat. Misalnya dengan membiasakan anak mengonsumsi buah dan sayur.

Baca juga: Lakukan Ini Agar si Kecil Berhenti Mengompol

 

  • Diabetes

 

Meski jarang terjadi, ternyata penyakit diabetes mellitus (DM) juga bisa menyerang anak-anak. Berita buruknya, DM pada anak sering tidak dikenali sebab kecurigaan penyakit ini menyerang anak masih sangat kecil. Gejala klinis yang khas pada pengidap diabetes adalah sering makan karena rasa lapar yang berulang, sering minum karena rasa haus yang berulang, dan sering kencing, bahkan mengompol di malam hari. Gejala penyakit DM pada anak hampir sama dengan orang dewasa.

Nah, meski mengompol pada anak adalah hal yang wajar, orangtua perlu mewaspadai dan menaruh perhatian lebih pada kebiasaan yang satu ini. Apalagi jika kondisi ini masih saja berlangsung hingga usia anak lebih dari lima tahun. Jika mencurigakan, cobalah untuk membicarakan hal tersebut pada anak. Tanyakan apa yang membuat ia masih saja mengompol.

Baca juga: Anak Masih Suka Ngompol? Ajari Lewat Cara Ini

Jika ibu butuh saran dokter, pakai aplikasi Halodoc saja. Sampaikan keluhan seputar masalah kesehatan pada dokter terpercaya lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!  

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan