“Kamu tahu pasti merokok tidak pernah membawa dampak positif untuk tubuh. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kerusakan yang disebabkan rokok tidak terbatas pada paru-paru dan tenggorokan saja. Merokok juga dapat merusak sinus.”

Halodoc, Jakarta – Selaput di hidung dan sinus terus-menerus memproduksi lendir yang bertindak sebagai selimut pelindung untuk seluruh sistem pernapasan. Sama dengan lapisan pada paru-paru, lapisan hidung dan sinus juga memiliki silia atau struktur seperti rambut kecil. Fungsinya yaitu membersihkan hidung, sinus, dan paru-paru dari partikel udara, bakteri, dan lendir. 

Sayangnya, ada banyak hal, dan ini lebih mengarah pada kebiasaan buruk yang tidak disadari yang bisa merusak sinus. Salah satunya adalah merokok yang menyebabkan silia berhenti bekerja dan meningkatkan infeksi pada  paru-paru dan sinus.

Hidung dan sinus menghasilkan sekitar satu sampai dua liter lendir setiap hari. Biasanya, semua lendir itu mengalir ke bagian belakang tenggorokan dan kamu akan menelannya. Ketika silia rusak karena merokok, lendir itu kembali ke dalam sinus dan bakteri mulai berkembang biak di area tersebut. Inilah yang selanjutnya menyebabkan infeksi sinus.

Baca juga: Sering Kambuh, Bisakah Sinusitis Sembuh Total?

Hubungan Merokok dan Gangguan THT

Segera setelah kamu merokok, zat racun dalam benda tersebut mulai mengiritasi seluruh saluran napas bagian atas. Gas seperti amonia dan formaldehid menyebabkan hidung dan sinus menghasilkan lebih banyak lendir. Kamu akan menjadi lebih rentan terhadap pilek, alergi, hingga kanker tenggorokan dan paru-paru.

Selain itu, merokok juga dapat memperburuk sinusitis apabila seseorang memiliki riwayat masalah kesehatan ini. Jika kamu terus merokok ketika telah memiliki infeksi sinus, kamu akan lebih berisiko mengalami sinusitis kronis. 

Namun, tidak hanya perokok aktif yang memiliki risiko tinggi terhadap sinusitis, perokok pasif pun punya risiko yang sama tingginya. Merokok dapat membuat kamu lebih rentan terkena infeksi sinus dan menghambat kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Sayangnya, efek ini tetap bisa terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, meski kamu sudah berhenti merokok.

Baca juga: Apakah Sinusitis Harus Selalu Dioperasi?

Hidung dan sinus dilapisi dengan struktur seperti rambut kecil yang disebut silia. Mereka bergerak dalam irama teratur yang menggerakkan lendir ke bagian belakang tenggorokan tempat lendir itu tertelan. Merokok akan menyebabkan silia menjadi lumpuh dan menghentikan lendir agar tidak dapat mengalir dengan bebas. 

Oleh karena hidung dan sinus menghasilkan satu atau dua liter lendir sehari, penumpukan bisa terjadi dengan sangat cepat. Alhasil, akan ada tempat baru untuk berkembang biak bagi kuman yang dapat menyebabkan infeksi sinus.

Jika dikombinasikan dengan upaya tubuh untuk melawan infeksi, hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya silia. Untungnya, jika mikroba dihilangkan dan infeksi dikendalikan, silia dapat tumbuh kembali dan melanjutkan fungsi normalnya.

Infeksi sinus sendiri bisa lebih dari sekadar gangguan kesehatan jangka pendek. Kasus sinusitis kronis menunjukkan gejala dapat berlangsung selama 12 minggu atau bahkan lebih, meski ada upaya untuk mengatasinya. Pun, hal tersebut dapat menyebabkan gejala yang menetap termasuk kelelahan.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terkena Sinusitis Kronis?

Merokok dengan sangat jelas merusak kesehatan tubuh. Jadi, sebaiknya tinggalkan kebiasaan buruk tersebut. Apabila kamu merasakan adanya gejala yang tak biasa pada saluran pernapasan atas, segera lakukan penanganan dengan bertanya langsung pada dokter ahli THT. Download dan pakai aplikasi Halodoc untuk memudahkan kamu terhubung dengan dokter kapan saja setiap saat.

Baca juga: Ketahui 5 Penyebab Sinusitis Kronis

Referensi:

New York ENT. Diakses pada 2021. Smoking and Sinusitis.

Everyday Health. Diakses pada 2021. How Smoking Harms Your Sinuses.