Kebiasaan Merokok Tingkatkan Risiko Alami Anosmia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 Juli 2020
Kebiasaan Merokok Tingkatkan Risiko Alami AnosmiaKebiasaan Merokok Tingkatkan Risiko Alami Anosmia

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah anosmia sebelumnya? Kondisi ini merupakan istilah yang menggambarkan hilangnya kemampuan penciuman seseorang. Jika sudah kehilangan kemampuan dalam mencium bau, aktivitas sehari-hari otomatis akan terganggu, karena kondisi ini merupakan kondisi yang tidak biasa terjadi pada diri sendiri.

Baca juga: Pengaruh Anosmia dan Hubungan Intim dengan Pasangan

Kehilangan kemampuan penciuman juga akan berpengaruh dalam merasakan makanan yang kamu konsumsi, karena menghirup aroma makanan penting, bukan hanya sekedar merasakan asin, manis, asam, atau pahit di lidah. Jika anosmia terjadi secara berkepanjangan, pengidapnya akan mengalami penurunan nafsu makan secara otomatis, sehingga akan membuat berat badannya menurun.

Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini terjadi sementara waktu karena penyakit flu, dan akan hilang dengan sendirinya saat flu mereda. Namun, dalam beberapa kasus, anosmia terjadi dalam jangka panjang, bahkan permanen. Nah, apakah merokok bisa menjadi faktor pemicu dari anosmia? Berikut penjelasan selengkapnya mengenai hal tersebut!

Baca juga: Cara Meningkatkan Kualitas Hidup untuk Pengidap Anosmia

Punya Kebiasaan Merokok Sebabkan Anosmia, Ini Penjelasannya

Anosmia merupakan kondisi yang terjadi saat molekul kimia yang menimbulkan bau terhalang untuk menempel pada ujung saraf pembau di hidung. Kondisi ini dapat dipicu oleh kebiasaan merokok yang kerap dilakukan setiap hari. Saat merokok, seseorang akan mengalami gangguan saraf dari hidung menuju otak, sehingga muncullah gejala-gejala anosmia. Bukan hanya perokok saja yang dapat mengalami anosmia, berikut beberapa faktor pemicu anosmia lainnya!

  • Mengidap sinusitis, yaitu peradangan pada rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak.
  • Mengidap pilek.
  • Mengidap flu.
  • Mengidap rhinitis, yaitu peradangan di lapisan dalam hidung, yang ditandai dengan gejala berupa pilek, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
  • Mengidap kelainan tulang hidung.
  • Mengidap tumor.
  • Mengidap polip hidung, yaitu jaringan yang tumbuh di bagian dalam saluran hidung.
  • Efek samping penuaan.
  • Mengidap penyakit Alzheimer, yaitu penyakit pada otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap.
  • Mengidap tumor otak, yaitu penyakit yang timbul akibat tumbuhnya jaringan abnormal di otak. 
  • Menghirup atau menelan zat racun.
  • Mengalami cedera kepala.
  • Mengidap diabetes.
  • Mengidap aneurisma otak, yaitu pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah.
  • Mengidap multiple sclerosis, yaitu gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang.
  • Mengidap malnutrisi.
  • Kekurangan zinc dalam tubuh.
  • Mengidap sindrom Sjogren, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang kelenjar penghasil cairan, seperti, kelenjar air liur atau air mata (autoimun).
  • Mengidap penyakit Huntington, yaitu penyakit keturunan yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan dalam berpikir dan bergerak, juga gangguan kejiwaan.
  • Mengidap sindrom Klinefelter, yaitu kelainan genetik yang disebabkan oleh adanya salinan kromosom X tambahan. Akibatnya, laki-laki dengan kondisi ini akan memiliki karakteristik perempuan.
  • Mengidap sindrom Wernicke-Korsakoff, yaitu gangguan pada otak yang disebabkan oleh kekurangan (defisiensi) vitamin B1.

Baca juga: Benarkah Lansia Lebih Berisiko Alami Anosmia?

Perlu diingat bahwa di antara faktor pemicu anosmia, anosmia yang muncul akibat adanya gangguan saraf perlu menjadi perhatian khusus. Selain itu, anosmia yang muncul tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya perlu mendapat penanganan segera. Oleh karena itu, segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat menemukan serangkaian faktor pemicu anosmia, ya!

Gejala anosmia yang utama adalah hilangnya kemampuan mencium secara sepenuhnya. Hal tersebut dapat disadari jika seseorang merasa familiar dengan aroma suatu makanan atau benda, tapi tidak dapat mencium aroma tersebut. Jadi selalu berhati-hati, dan lakukan langkah penanganan yang tepat, ya!

Referensi:
NCBI. Diakses pada 2020. The effect of anosmia on smoking habits.
NHS. Diakses pada 2020. Anosmia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Loss of Smell.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Anosmia?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan