Kebiasaan Orangtua yang Pilih Kasih Bisa Berdampak Negatif ke Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 September 2021
Kebiasaan Orangtua yang Pilih Kasih Bisa Berdampak Negatif ke AnakKebiasaan Orangtua yang Pilih Kasih Bisa Berdampak Negatif ke Anak

Baiknya, orangtua bersikap adil pada setiap anak-anaknya. Pilih kasih menyebabkan seorang anak memiliki masalah kemarahan atau perilaku, peningkatan tingkat depresi, kurangnya kepercayaan diri, dan penolakan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Masalah-masalah ini muncul tidak hanya pada anak-anak favorit, namun juga bisa muncul pada yang tidak favorit.”

Halodoc, Jakarta –  Walaupun orangtua mengaku menyayangi semua anaknya sama rata, terkadang ada saja kebiasaan orangtua yang pilih kasih, yaitu kondisi di mana orangtua menyayangi satu anak ketimbang anak lainnya. 

Kebiasaan orangtua yang pilih kasih ini bisa berdampak negatif ke anak. Hal ini berpengaruh pada perilaku dan relasi anak ke orangtua, orang dewasa dan saudara yang mendapat perhatian lebih dari orangtua. Informasi selengkapnya baca di sini!

Dampak Emosional kepada Anak

Kebiasaan pilih kasih orangtua tidak hanya berdampak negatif bagi anak yang tidak mendapatkan perhatian lebih tetapi juga kepada anak yang lebih “disayang”.  Pilih kasih dapat menyebabkan seorang anak memiliki masalah kemarahan atau perilaku, peningkatan tingkat depresi, kurangnya kepercayaan diri, dan penolakan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain. 

Baca juga: Punya Anak Kembar, Ini Tips agar Tidak Pilih Kasih

Masalah-masalah ini muncul tidak hanya pada anak-anak favorit tetapi juga pada yang tidak favorit. Kemarahan adalah reaksi yang umum dan dapat dimengerti terhadap kebiasaan pilih kasih yang dilakukan orangtua.

Anak-anak yang merasakan ketidakadilan mungkin marah pada orangtua yang menunjukkan sikap pilih kasih. Selain mengekspesikannya langsung ke orangtua, anak juga dapat mengalihkan kemarahan itu kepada saudara kandung yang mendapat kasih lebih dari orangtua. 

Pada beberapa situasi, saudara yang disayangi juga merasakan kemarahan dari saudaranya dan merasakan kemarahan terhadap orangtua karena menempatkannya dalam posisi ini. Ini bisa menjadi dinamika yang sangat toxic kepada anak. 

Baca juga: Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Dipertimbangkan Orangtua

Depresi di  masa mendatang juga menjadi dampak kebiasaan pilih kasih yang dilakukan orangtua ke anak. Ingat, anak-anak yang difavoritkan dan yang tidak sama-sama berisiko. Anak-anak yang kurang menjadi favorit mungkin tidak akan pernah mendapatkan cukup penegasan dan kasih sayang orangtua yang diharapkan. Akibatnya, akan muncul upaya untuk mengisi kekosongan ini. 

Sedangkan anak yang menjadi favorit akan menumbuhkan ketegangan pada dirinya sendiri. Mereka mungkin merasakan banyak tekanan untuk supaya tetap menjadi favorit orangtuanya. Situasi semacam ini juga bisa menghambat kemampuan anak untuk melepaskan diri dari orang tua dan membangun diri mandiri secara psikologis.

Dampak Jangka Panjang Kebiasaan Pilih Kasih di Masa Depan

Kebiasaan pilih kasih yang mengakar dalam sebuah keluarga dapat memiliki efek buruk dalam hubungan di dalam keluarga dan hubungan masa depan semua saudara kandung yang terlibat.

Di dalam keluarga, kebiasaan pilih kasih dari orangtua atau kerabat dewasa lainnya dapat menyebabkan ketegangan dan kebencian antara saudara kandung serta antara anak-anak dan orangtua mereka.

Dinamika negatif ini tidak terbatas pada masa kanak-kanak tetapi dapat bertahan hingga dewasa. Anak-anak yang menjadi favorit dan tidak dapat mengalami emosi negatif ini.

Baca juga: Ini Alasan Penting Mengekspresikan Kasih Sayang pada Anak

Sejatinya, kebiasaan pilih kasih dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan yang dekat dan mendukung. Anak-anak yang tidak menjadi favorit orangtuanya lebih cenderung menunjukkan agresi dan perilaku sosial yang tidak pantas yang menyulitkan mereka untuk berteman dengan anak-anak lain. Bahkan orang dewasa lainnya di sekitar cenderung menghindar untuk menjalin hubungan dekat dengan mereka. 

Anak-anak yang lebih disayangi di sisi lain merasa lebih berhak mendapatkan perhatian dari semua orang. Keyakinan ini membuat mereka merasa tidak perlu mengikuti standar sosial yang sama dengan orang lain agar dapat diterima di lingkungan sosial.

Pada intinya, baik anak yang mendapat kasih sayang lebih dan kurang mendapatkan perhatian pada akhirnya sama-sama memberikan dampak yang tidak baik di masa kini dan sekarang. Informasi selengkapnya mengenai pola asuh anak bisa ditanyakan langsung ke psikolog lewat aplikasi Halodoc!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Today.com. Diakses pada 2021. Your parents have a favorite child, but it’s not who you think
Betterhelp.com. Diakses pada 2021. What To Do When Favoritism Is Shown To A Relative
Healthline. Diakses pada 2021. Bad Parenting: Signs, Effects, and How to Change It

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan