Kebotakan Berisiko Terkena Penyakit Jantung Koroner, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   01 Februari 2021
Kebotakan Berisiko Terkena Penyakit Jantung Koroner, Benarkah?Kebotakan Berisiko Terkena Penyakit Jantung Koroner, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Kebotakan adalah hal yang wajar terjadi, biasanya disebabkan oleh rambut rontok atau pertambahan usia. Namun, tahukah kamu ternyata kebotakan, terutama pada pria, berkaitan dengan risiko penyakit jantung koroner? Ada penelitian yang menyebutkan bahwa pria yang mengalami kebotakan atau tidak memiliki rambut di bagian kepala tertentu mungkin berisiko mengalami penyakit jantung koroner.

Sejumlah peneliti mempelajari pola kebotakan pada pria dan kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Hal itu bersumber dari studi yang sebelumnya sudah diterbitkan dalam Jurnal BMJ open. Kabar buruknya, risiko penyakit jantung koroner ditemukan lebih tinggi pada pria yang mengalami kebotakan di usia muda.

Baca juga: Waspadai Gagal Jantung di Usia Muda

Kebotakan dan Risiko Jantung Koroner

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa pria yang mengalami kebotakan memiliki risiko mengalami penyakit jantung koroner hingga 32 persen dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami kebotakan. Analisis kemudian dibatasi pada pria di bawah usia 60 tahun, hasilnya laki-laki botak memiliki risiko penyakit jantung koroner hingga 44 persen lebih tinggi.

Melalui penelitian tersebut, diketahui bahwa kebotakan pada pria bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan risiko penyakit jantung koroner. Meski penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui, peneliti meyakini bahwa hal ini mungkin saja berkaitan dengan keadaan peradangan kronis, peningkatan sensitivitas terhadap testosterone, hingga resistensi insulin.

Hal-hal tersebut katanya berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang tidak boleh disepelekan begitu saja. Pasalnya, penyakit ini bisa memicu kondisi yang lebih buruk jika tidak diobati dengan cara yang tepat dan cepat.

Baca juga: Diabetes Tipe 1 yang Tidak Diobati Picu Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) mengalami penyumbatan akibat ada timbunan lemak. Semakin lama, lemak yang terus menumpuk akan membuat arteri menyempit. Hal itu kemudian menyebabkan aliran darah ke jantung menjadi tidak lancar atau berkurang. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi fungsi organ tubuh secara keseluruhan.

Akibat aliran darah ke jantung tidak lancar, pengidap penyakit jantung koroner biasanya akan mengalami gejala seperti angina atau sesak napas. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan arteri tersumbat sepenuhnya. Semakin lama, hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung yang bisa berakibat fatal.

Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung. Kerusakan pada arteri koroner adalah penyebab utama seseorang mengalami penyakit jantung koroner. Kerusakan bisa disebabkan oleh penumpukan atheroma (kolesterol dan zat sisa metabolisme tubuh) di dinding arteri.

Ateroma yang terus menumpuk, dapat menyebabkan dinding arteri menebal dan pada akhirnya menyempit. Hal itu kemudian mengakibatkan jantung tidak mendapat cukup asupan darah dan oksigen (aterosklerosis). Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, di antaranya kebiasaan merokok, mengidap penyakit diabetes, hipertensi, kadar kolesterol tinggi, obesitas, hingga kurang beraktivitas dan pola makan yang buruk.

Baca juga: Berhenti Merokok Bisa Mencegah Penyakit Jantung Koroner

Kamu juga bisa menjaga kesehatan tubuh dan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat dan konsumsi suplemen khusus. Biar lebih mudah, beli suplemen atau produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc saja. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Baldness Linked To Higher Risk Of Coronary Heart Disease.
NHS UK. Diakses pada 2021. Coronary Heart Disease.
Healthline. Diakses pada 2021. What is Coronary Artery Disease?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan