Benarkah Kecanduan Game Bisa Timbulkan Kejang pada Anak?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2023
Benarkah Kecanduan Game Bisa Timbulkan Kejang pada Anak?Benarkah Kecanduan Game Bisa Timbulkan Kejang pada Anak?

Halodoc, Jakarta - Media sosial sempat dihebohkan dengan unggahan video yang menampilkan seorang anak yang mengalami kejang-kejang dan disebut-sebut sebagai dampak kecanduan game. Mengutip laman Psych Guide, meski belum diakui oleh American Medical Association sebagai gangguan yang dapat didiagnosis, kecanduan game adalah masalah yang sangat nyata bagi banyak orang.

Studi terbaru dari University of New Mexico menunjukkan bahwa 6 hingga 15 persen dari semua pemain game menunjukkan tanda-tanda yang dapat dicirikan sebagai kecanduan. Namun, benarkah kecanduan game bisa menimbulkan kejang pada anak, seperti yang diisukan? Simak penjelasannya lebih lanjut, ya.


Baca juga: Kenalan dengan Gaming Disorder yang Siap Mengincar


Kecanduan Game Tidak Bikin Kejang

Kecanduan game ternyata tidak menyebabkan kejang pada anak. Gejala yang dialami anak laki-laki dalam video viral tersebut bukanlah kejang, melainkan gangguan gerak yang tidak bisa dikendalikan atau movement disorder. Movement disorder yang dialami anak-anak laki tersebut dispesifikasikan sebagai Chorea Hemiballismus. Chorea adalah gerakan spontan yang tidak berirama, tersentak-sentak, dan cepat. Gerakan Chorea bisa dimasukkan ke dalam tindakan semipurposeful yang menutupi gerakan tidak disengaja.

Nah, hemiballismus adalah bentuk dari chorea yang parah. Hemiballismus adalah gerakan unilateral yang cepat, tidak berirama, tidak tertekan, dan sangat tidak terkendali pada lengan atau kaki.

Hemiballismus disebabkan oleh lesi, biasanya infark, di dalam atau di sekitar nucleus subthalamic kontralateral, yaitu nucleus yang berbentuk lensa kecil di otak. Meski melumpuhkan, hemiballismus biasanya bisa sembuh sendiri, dan berlangsung 6 sampai 8 minggu.


Baca juga: Anak-Anak Sering Main Game? Hati-hati 7 Dampak Ini


Namun, bila kondisinya sudah parah, hemiballismus bisa diobati dengan konsumsi antipsikotik selama 1 sampai 2 bulan. Jadi, kecanduan game tidak menyebabkan kejang pada anak. Meski demikian, kebiasaan tidak baik tersebut tetap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kesehatan mata menjadi terganggu, gangguan motorik, nyeri sendi, dan menurunkan tingkat konsentrasi anak. Jadi, bila Si Kecil kecanduan game, segera ambil langkah tegas untuk membatasi frekuensi anak bermain game.

Bila Si Kecil sakit, langsung saja hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Bicarakan masalah kesehatan yang dialami Si Kecil dan minta saran kesehatan kepada dokter melalui Video/Voice Call dan chat kapan dan di mana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.



Lebih Lanjut Mengenai Kecanduan Game

Sekarang ini, permainan video game semakin canggih dan semakin banyak jenisnya. Ada jenis game yang dirancang untuk dimainkan oleh pemain tunggal yang biasanya memiliki tujuan atau misi yang lebih jelas. Misalnya, menyelamatkan seorang putri.

Kecanduan permainan ini biasanya terkait rasa penasaran untuk menyelesaikan misi tersebut atau mengalahkan skor tertinggi atau standard yang sudah ditetapkan. Namun, ada juga jenis game lain yang melibatkan multiple players. Permainan ini dimainkan secara online, sehingga bisa mengundang orang lain untuk bergabung dalam permainan tersebut. Nah, jenis game online inilah yang lebih sering membuat kecanduan. Hal ini karena persaingan dengan orang lain dianggap lebih seru.

Bahkan, pemain game online sering membangun hubungan dengan sesama pemain online lainnya sebagai pelarian dari kenyataan. Bagi sebagian orang, komunitas game online merupakan tempat di mana mereka merasa paling diterima.


Baca juga: WHO: Kecanduan Game Merupakan Gangguan Mental


Ciri-Ciri Anak yang Kecanduan Game

Seorang anak yang kecanduan game bisa dilihat dari ciri-ciri fisik dan mental yang ditunjukkannya. Berikut ini ciri-ciri anak kecanduan game bila dilihat dari sisi emosinya:

  • Merasa gelisah atau cepat marah bila tidak diizinkan bermain.
  • Pikirannya dipenuhi oleh permainan game online sebelumnya atau strategi untuk sesi game online berikutnya.
  • Berbohong pada anggota keluarga tentang berapa lama waktu yang dihabiskan untuk bermain game.
  • Mengisolasi diri dari orang-orang lain agar bisa menghabiskan banyak waktu untuk bermain game.

Sementara itu, ciri-ciri kecanduan game dari segi fisik, antara lain:

  • Kelelahan.
  • Migrain akibat konsentrasi yang intens atau ketegangan mata.
  • Sindrom carpal tunnel yang disebabkan oleh terlalu sering memencet tombol pengontrol atau mouse komputer.
  • Tidak memerhatikan kebersihan dirinya.

Pada kesimpulannya, berlebihan dalam segala sesuatu itu tidak baik termasuk dalam hal bermain game. Meski bermanfaat sebagai hiburan, jangan sampai anak terlalu lama bermain game dan akhirnya membuatnya kecanduan. Maka dari itu, peran orangtua sangat penting untuk tetap mengawasi anak dalam melakukan aktivitasnya termasuk saat bermain game. 



Referensi:
Psych Guides. Diakses pada 2021. Video Game Addiction Symptoms, Causes and Effects.
MSD Manual. Diakses pada 2021. Chorea, Athetosis, and Hemiballismus.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan